Yuyu memiliki 5 pasang kaki, dan kaki depan yang berfungsi sebagai pencapit, dan 4 pasang lainnya bekerja untuk berjalan. Panjang ukuran karapaksnya dapat diserahkan antara 5-7 cm. Biasanya pada karapaks atau cangkang dari garis yang berbeda-beda (tanda dikirim di antara mata) yang cukup jelas. Pada karapaks bagian bawah ada cetakan seperti tanda trapezium.
Berbeda dengan kepiting laut yang memiliki tulang belakang bentuk pipih, semua kaki yang dikandung yuyu bentuk lancip pada ujungnya. Abdomennya tidak tampak karena melipat kebagian dadanya. Tubuh yuyu biasanya berwarna coklat hingga keunguan dan pada bagian dorsalnya memiliki rostum yang datar dan bergerigi. (Oliver dan Peter, 2006:385)
Perilaku yuyu yang mudah Dicari adalah kebiasaan melakukan pergantian kulit (molting) yang dilakukan beberapa kali dalam siklus hidup. Pergantian kulit dilakukan untuk proses pertumbuhan. Kebiasaan lain yang dimiliki yuyu adalah aktif pada malam hari ( nokturnal ). Yuyu keluar dari persembunyiannya di malam hari untuk mencari makan dan pengembangan biak. Yuyu juga senang membuat lubang persembunyian di seberang sungai atau di pematang sawah yang berlumpur.
Yuyu berkembangbiak dengan cara bertelur. Dalam prosesnya yuyu jantan menaiki betinanya dari depan, menyanyi sang betina sedang bertelur, kemudian menyemprotkan spermanya. Sperma yang disemprotkan akan membuahi telur-telur yang ada di dalam tempat penyimpanan telur betina. Setelah beberapa hari pembuahan, telur kemudian menetas dalam kelompok tempat telur hingga anak-anak yuyu sudah akan membesar. Baru setelah itu betina mengusir anak-anak untuk tujuan ingin mencoba makan masing-masing.
Pada lingkungan persawahan, yuyu dikenal sebagai hama. Yuyu sering membuat lubang-lubang sarang di pematang sawah dan tepi saluran irigasi. Hal ini menyebabkan kebocoran, yang memiliki fungsi untuk mengairi sawah kebenaran proses keluar. Meskipun demikian, dalam ekologi yuyu sawah juga memiliki manfaat yang lain sebagai pemakan zat-zat organik dan menghabiskan bahan-bahan tersuspensi ( penyulang filter ). Byeor yuyu sangat memilih dalam keseimbangan ekosistem.
Selain sebagai hama dan penyeimbang ekosistem, yuyu juga terbukti memiliki manfaat bagi manusia, yaitu untuk mengobati beberapa penyakit seperti, hati, tumor mata, dan patah tulang. Dengan diketahuinya manfaat lain dari yuyu, saat ini sudah banyak orang yang mulai membudidayakannya. Berikut ini cara budidaya yuyu sawah:
Lokasi budidaya diusahakan memiliki kedalaman 0,8-1 meter dengan salinitas udara antara 15-30 ppt. Karakteristik tanah adalah tanah berlumpur dengan tekstur tanah liat berpasir atau lempung berliat, dengan angka pasang surut antara 1,5-2 meter. Setelah lokasi budidaya sudah siap, langkah selanjutnya adalah menentukan sistem budidaya yang akan digunakan. Dalam budidaya yuyu, tersedia dua sistem yang dapat digunakan yaitu:
Lokasi di sisi panjang yang bertentangan dengan pelampung yang terbuat dari potongan bambu yang masih utuh atau dari bahan lainnya. Penempatan karamba apung dilakukan pada daerah yang memiliki pergantian air cukup baik, saluran, tepi sungai atau tempat lain yang memenuhi persyaratan.
Pada usaha budidaya yuyu dengan karamba apung ini, kepadatan yang adalah 20 ekor / m², dengan beban itu dapat meningkatkan kelulusan dari kepiting yang dipelihara.
Kurungan dibuat dari bambu dengan diameter 1-2 cm dan panjang 1-1,7 m yang dibuat menjadi rangkaian. Bilah-bilah bambu yang dirangkai secara profesional membuat pagar, yang kemudian dibuka pada saluran tambak memanjang pada pinggirannya. Pagar ditancapkan sedalam 30 cm dengan bagian bawah yang dibuat lebih rapat yang mengandung agar yuyu tidak lolos. Penempatan kurungan ukurannya dengan lebar saluran tambak agar tidak mencerminkan kelancaran saluran udara.
Cara budidaya yuyu sawah selanjutnya – Penebaran benih dilakukan secara tradisional yaitu dengan benih yang masuk ke udara pada saat pasang surut air (pada tepi sungai). Akan tetapi dapat juga dilakukan dengan menebar benih hasil tangkapan dari sawah, yang kemudian dimasukkan ke dalam lokasi budidaya.
Penggemukan dilakukan dengan jangka waktu 5-10 hari dan dilakukan untuk mengatasi mortalitas (kematian) akibat perkelahian antara jantan dan betina.
Pada penggemukan dan usaha pembesaran, pemberian pakan dilakukan dengan dosis yang berbeda. Pada saat penggemukan, kita harus lebih tahu dengan dosis antara 5-15% dari kepadatan yuyu yang dipelihara, sedangkan pada puncak pembesaran hanya pakan suplemen dengan dosis 5%.
Kemampuan makan pada hari-hari ini lebih besar untuk masa-masa yang dibutuhkan Jumlah yang cukup banyak untuk proses pertumbuhan dan pergantian kulit. Kemampuan makan ini akan berkurang pada saat yuyu bertelur, dan puncaknya setelah telur keluar. Pakan yang dapat terdiri dari usus ayam, bekicot, dan keong sawah.
Untuk mengolah kepiting yang baru itu, harus segera diikat sebelum memasukkan ke dalam keranjang.
Cara pengikatan kepiting yang baru dilakukan dapat dilakukan seperti di bawah ini:
Demikian lah informasi tentang cara budidaya yuyu sawah, semoga dapat bermanfaat.
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…