3 Cara Membuat Pupuk Fermentasi dari Kotoran Kambing dengan Mudah

Salah satu kegunaan kotoran kambing yang paling umum adalah sebagai pupuk. Pupuk kandang kambing dapat membantu tukang kebun menghasilkan tanaman yang lebih sehat dan hasil panen. Oleh karena itu kita akan mempelajari tentang cara membuat pupuk fermentasi dari kotoran kambing berikut ini.

Kambing tidak hanya menghasilkan kotoran yang bisa di jadikan pupuk yang lebih bersih, tetapi kotorannya biasanya tidak menarik serangga atau mrusak tanaman. Kotoran kambing hampir tidak berbau dan bermanfaat bagi tanah seperti cara membuat pupuk IMO.

1. Cara pertama

Kita akan menggunakan EM4 sebagai starter di langkah pertama pada cara membuat pupuk fermentasi dari kotoran kambing ini.

  • Campur EM4 dengan kotoran kambing yang telah disiapkan.
  • Sebelum mencampur lakukan pencampuran air, molases dan em4 untuk mengaktifkan starter.
  • Diamkan selama 2 hari starter yang telah dicampur tersebut.
  • Bakteri atau starter yang telah aktif bisa ditandai dengan adanya gelembung gas yang muncul pada metode reaktor sederhana.
  • Sesuai dengan petunjuk pada kemasan, takarannya adalah 1 ton kompos atau pupuk kandang dicampur dengan 1 liter em4.
  • Sederhanakan takaran penggunaan starter jika kotoran kambing tidak sampai 1 ton.
  • Setalh dicampurkan maka tutup dengan rapat selama 5 minggu lamanya dan perhatikan juga kadar air dari kotoran kambing tersebut.
  • Lakukan pembalikan pupuk kompos setiap 3 hari sekali dan ini akan mepercepat proses pembentukan pupuk fermentasi seperti cara membuat pupuk cair dengan EM4.
  • Pupuk yang telah di proses jika anda kepal menggunakan tangan maka tidak akan mudah pecah dan tidak banyak mengeluarkan air, ini menandakan adonan pupuk sudah cukup kadar airnya.
  • Pembolak balikan adonan pupuk ini dilakukan agar proses fermentasi pupuk terjadi secara aerobik bukan anaerobik, karena aerobik akan lebih baik dna tidak berbau.

2. Cara Ke Dua

Setelah mempelajari cara pertama dalam cara membuat pupuk fermentasi dari kotoran kambing maka berikut cara kedua yang juga akan membahas hal yang sama.

  • Ini merupakan cara pembuatan di mana mebutuhkan beragam bahan organik lain selain hanya menggunakan kotoran kambing tersebut.
  • Persiapkan segala bahan dan alat seperti : dedak, bebokor, penutup tanah, jerami, sisa pangkasan penegak, gergajian atau limbah somil dan limbah kopi.
  • Hal pertama yang harus dilakukan adalah untuk membuat larutan starter atu biofermentasi yang akan terdiri dari EM4 dan molases. Caranya adalah mengkonsetrasikan masingmasing larutan dengan volume 250 cc dengan 10 cc per 20 liter.
  • Jadi, anda akan mebutuhkan em4 sebanyak 10 ml dan molases sebanyak 250 ml dengan air sebanyak 20 l.
  • Setelah and amelakukan pencampuran maka pastikan semua bahan menjadi rata dan homogen atau tercampur secara baik.
  • Kemudian potong semua limbah pertanian dengan ukuran 5 hingga 10 cm yang terdiri dari beberapa bahan yang telah dinyatakan pada pembahasan di atas.
  • Kemudian taburi kotoran kambing yang telah disediakan ke dalam adonan dari limbah pertanian yang telah dipotong-potong tersebut. Taburkan hingga mendapatkan hasil yang merata.
  • Setelah selesai mebaurkan secara rata kemudian tumpuk adonan tersebut mebentuk guludan atau bedengan dengan panjang dari 5 hingga 8 meter dan lebar 2 meter.
  • namun, anda bisa mengkostumisasi ukuran dan panjang sesuai dengan bahan yang anda miliki.
  • Siram dengan bioferemntasi guludan ini dan disiram dari sususan pertama hingga selsesai. Baca: Cara Membuat Pupuk Hayati Biofertilizer

3. Cara Ketiga

  • Gali parit dangkal, ukuran yang sama dengan tumpukan kompos dalam 20 cm. Usap sisi parit dengan air atau campuran air dan kotoran sapi untuk mencegah kelembaban dan nutrisi bocor dari tumpukan kompos.
  • Parit dangkal akan menjadi fondasi tumpukan kompos. Parit juga membantu menahan kelembaban terutama selama musim kemarau.
  • Taruh bahan tanaman kering seperti ranting pohon kecil, batang jagung atau batang sorgum. Potong bahan tanaman menjadi potongan kecil. Sebarkan bahan kering secara merata di bagian bawah parit untuk membuat lapisan 15-25cm.
  • Taburi dengan air menggunakan kaleng penyiram atau baskom untuk memastikan semua bahan lembab tetapi tidak basah. Lapisan 1: Pada lapisan ini, masukkan bahan tanaman kering seperti rumput, daun kering yang dicampur dengan tanah atas, kotoran dan abu. Lapisan harus sekitar 20-25cm tebal (setebal telapak tangan Anda).
  • Campur bahan dengan tanah, kotoran dan abu dan taburi air untuk membuatnya lembab. Lapisan 2: Buat lapisan lain dari bahan lembab (hijau) yang segar atau layu seperti gulma atau setek rumput, batang dan daun sayuran, daun pohon, buah yang rusak, atau sayuran atau bahkan sisa dapur.
  • Lapisan 3: Lapisan ini harus terdiri dari kotoran hewan yang dikumpulkan dari kotoran sapi segar atau kering, kotoran ayam, kotoran keledai dan domba atau kotoran kambing. Kotoran hewan dapat dicampur dengan tanah, kompos lama dan beberapa abu untuk membuat lapisan yang tebalnya 5 -10 cm. 
  • Jika kotoran tidak memadai, buat campuran berair dan sebarkan sebagai lapisan tipis setebal 1-2 cm. Menutupi lapisan Tumpukan yang sudah selesai harus dilindungi dari matahari atau hewan atau apapun yang mungkin mengganggu campuran.
  • Petani dapat menyiapkan lumpur basah yang dicampur dengan rumput atau jerami, atau dengan daun labu lebar, daun pisang atau lembaran plastik polyethylene. Penutup harus disegel dengan hanya tongkat ventilasi (juga disebut tongkat termometer).
  • Setelah tiga minggu, Anda dapat membuka tumpukan kompos yang mencampur semua lapisan sambil memercikkan air agar lembab tetapi tidak basah. EM1 kecil dapat dicampur dengan air untuk mempercepat proses penguraian.