Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk anorganik dan pupuk organik. Saat ini petani maupun masyarakat luas mulai menyadari pentingnya kelesetarian lingkungan, sehingga pupuk organik lebih digandrungi. Pupuk organik baik bagi tanaman sekaligus dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Pupuk organik terbagi menjadi dua jenis, yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik cair sering digunakan oleh petani saat pemupukan karena lebih praktis. Jenis pupuk ini cara pengaplikasiannya sangat mudah. Bentuknya yang likuid atau cair menyebabkan jenis pupuk ini mudah menyerap ke tanah.
Pupuk organik cair dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil dan bintil akar pada tanaman leguminosae, sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis dan penyerapan nitrogen dari udara. Pupuk ini juga dapat meningkatkan vigor tanaman, sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat.
Selain itu, pupuk jenis ini dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca, dan serangan patogen penyebab penyakit. Peningkatan pembentukan bunga dan bakal buah serta berkurangnya potensi gugurnya daun, bunga, dan bakal buah merupakan manfaat lain dari pengaplikasian pupuk organik cair.
Baca juga artikel cara membuat pupuk organik untuk merangsang buah.
Pupuk organik cair dapat dibuat menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam. Salah satu bahan yang bisa digunakan untuk membuat pupuk organik cair adalah sabut kelapa. Sabut kelapa merupakan limbah pohon kelapa yaitu bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa. Pada umumnya limbah ini dianggap tidak memiliki nilai ekonomis. Padahal limbah ini dapat diolah menjadi produk kerajinan, bahan bakar, dan bahan pupuk organik cair serta lainnya.
Baca juga artikel cara mengolah sabut kelapa untuk media tanam anggrek.
Menurut Badan Litbang Pertanian (2017), produksi buah kelapa Indonesia rata-rata 15,5 miliar butir/tahun, setara 3,02 juta ton kopra, 3, 75 juta ton air, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut, 3,3 juta ton debu sabut. Sabut kelapa adalah hasil samping buah kelapa yang berpotensi cukup besar. Pemanfaatannya masih sebatas untuk kerajinan, bahan bakar, dan media tanam.
Baca juga artikel cara menanam anggrek dengan sabut kelapa.
Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki jumlah produksi buah kelapa yang tinggi per tahunnya. Hal tersebut mengindikasikan tingginya jumlah sabut kelapa yang dihasilkan per tahunnya di Indonesia. Potensi tingginya jumlah sabut kelapa yang dihasilkan menunjukkan bahwa sabut kelapa dapat diperoleh dengan mudah dan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak di alam. Namun, sangat disayangkan bahwa pemanfaatan sabut kelapa masih terbatas.
Menurut Badan Litbang Pertanian (2017), satu butir kelapa menghasilkan 0,4 Kg sabut yang mengandung 30% serat yang kaya unsur. Sabut kelapa memiliki ketebalan 5 – 6 cm dan terdiri atas lapisan luar serta lapisan dalam. Komposisi kimianya antara lain selulosa, lignin, pyroligeous acid, gas, arang, ter, tannin, dan potassium. Sabut kelapa mengandung unsur kalium sebesar 10,25%, sehingga bisa menjadi alternatif sumber kalium organik untuk menggantikan pupuk KCl. Sabut kelapa juga digunakan sebagai media tanam dan pembuatan agar-agar kertas. Unsur hara seperti Ca, Mg, K, Na, dan P sesuai digunakan sebagai bahan pupuk organik.
Banyaknya unsur hara yang dimiliki oleh sabut kelapa, membuktikan bahwa sabut ini dapat dijadikan bahan pupuk organik cair yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Pada artikel ini akan dibahas mengenai cara membuat pupuk organik cair dari rendeman sabut kelapa.
Sebelum membuat pupuk organik cair ini, persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Pupuk ini dapat diberikan pada akar dan daun tumbuhan. Cara aplikasi pada akar yaitu dengan mencampurkan 1 bagian POC dengan 3 bagian air. Siramkan pada tanaman dengan dosis 250 ml per tanaman. Penyiraman dilakukan setiap satu minggu sekali. Sedangkan pengaplikasian pada daun yaitu dengan mencampurkan 1 bagian POC dengan 5 bagian air. Semprotkan pada daun serta batang tanaman setiap satu minggu sekali.
Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan pada tanaman. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC melalui daun memberikan hasil yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dan semakin seringnya frekuensi pemberian pupuk organik cair pada tanaman maka unsur hara yang terkandung semakin tinggi. Pemberian dosis berlebihan tidak dianjurkan, karena akan mengakibatkan kelayuan pada tanaman.
Berikut adalah penjelasan mengenai cara membuat pupuk organik cair dari rendeman sabut kelapa. Anda bisa mencobanya di rumah dengan menggunakan alat dan bahan yang sering dijumpai. Selamat mencoba!
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…