8 Jenis Hama Pada Tanaman Hortikultura

Hortikultura berasal dari bahasa latin Hortus yang berarti kebun dan Culture yang artinya bercocok tanam. Dengan kata lain, hortikultura adalah teknik bercocok tanam yang menggunakan media kebun atau pekarangan rumah sebagai lahan.

Tanaman jenis ini memiliki dua fungsi, yakni sebagai sumber bahan pangan dan sebagai keindahan. Contoh tanaman hortikultura antara lain, sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat. Menanam tanaman hortikultura memang cukup mudah, karena bisa dibudidayakan di pekarangan rumah dan hasilnya biisa digunakan untuk bahan masakan. Meski begitu, perawatan tanaman ini cukup rentan, karena mudah terserang hama.

Hama adalah sebuah organisme yang sudah pasti keberadaannya tidak diinginkan. Organisme ini sangat merugikan, karena keberadaannya dapat merusak tanaman dan membuat gagal panen. Hama biasanya memakan bagian-bagian tanaman, seperti akar, daun, batang hingga buahnya. Hal ini menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, bahkan mati.

Maka dari itu, penting untuk tahu apa saja jenis hama yang berada di tanaman hortikultura dan bagaimana cara mengendalikannya. Berikut ulasannnya:

1. Ulat Tanah

Ulat tanah biasanya berwarna hitam keabu-abuan. Ulat ini menyerang dengan cara memakan batang utama tanaman dan titik tumbuhnya, pada tanaman yang baru pindah tanam. Hewan ini biasanya aktif menyerang pada malam hari.

Cara mendeteksi hama ini adalah dengan melihat apakah ada batang tanaman muda yang patah atau tangkai daunnya terpotong.

Ada 3 cara dalam mengendalikan hama ini, yaitu secara mekanis, teknis dan kimia.

  • Mekanis, dengan cara mencari dan mengumpulkan ulat di sekitar tanaman untuk dimatikan.
  • Teknis, melakukan sanitasi lahan agar bebas dari sampah tanaman lain yang dapat menjadi tempat hama berkembang biak.
  • Kimia, dilakukan dengan menyempot insektisida berbagan aktif karbofuran, beta siflutrin, dan lainnya di sekitar tanaman.

Hama ini biasanya ditemukan pada jagung, timun, melon, tomat, cabai, kubis dan kacang panjang.

2. Uret

Berbeda dengan ulat, uret adalah larva kumbang coklat. Uret berwarna putih dengan tubuh melengkung dan kepala berwarna putih kemerahan. Pola penyerangan uret ditandai dengan tanaman yang pangkalnya terpotong akibat dimakan uret. Cara mengendalikannya adalah dengan dua hal, yaitu teknis dan kimia.

Secara teknis, dilakukan dengan pergiliran atau pola tumpangsari terhadap tanaman dari family yang berbeda. Secara kimia, yakni dengan menyemprotkan insektisida ke tanaman. Uret biasanya ditemukan di jagung, tomat dan kentang.

3. Kumbang

Kumbang menyerang tanaman dengan cara memakan bagian atas dan bawah daunnya. Cara mendeteksi adanya kumbang di tanaman, ditandai dengan daun yang tampak berlubang.

Cara mencegah dan menjauhkan kumbang dari tanaman adalah dengan kimia, yaitu menyemprotkan insektisida pada tanaman. Hama ini biasanya ditemukan pada pare, semangka, timun, melon, bayam, kacang panjang, kangkung, kentang dan tomat.

4. Trips

Trips adalah hama yang suka menyebarkan virus. Ukuran hewan ini hanya sekitar 1 mm, tetapi dapat menyerang bunga dan daun tanaman. Virus yang ia bawa disebut virus mozaik (penyakit keriting).

Tanaman yang terserang trips akan mengering dan rontok. Biasanya terlihat pada daunnya yang kering dan menggulung ke atas. Cara mengendalikannya adalah dengan proses kimia, yaitu menyemprotkan insektisida pada tanaman yang terserang hama.

Hama ini biasanya menyerang tumbuhan melon, timun, kentang, pare, waluh, kacang panjang, bawang merah-putih, semangka, tomat dan terong.

5. Kutu Daun

Ada dua jenis kutu daun yang kerap menyerang tanaman hortikultura. Pertama adalah kutu daun persik yang berwarna kuning dan kuning kemerahan. Kedua adalah kutu daun kapas yang berwarna hijau gelap dan hitam.

Seperti trips, tanda keberadaan hama ini ialah adanya pucuk daun yang keriput, keriting dan menggulung. Serangan yang berat bahkana dapat menyebabkan tanaman mati.

Cara pengendaliannya adalah dengan menggunakan insektisida yang disemprot di sekeliling tanaman. Hama ini biaanya menempel pada melon, cabai, timun, semangka, pare, kubis, kentang dan tomat.

6. Tungau

Tungau menyerang tanaman dengan cara bersembunyi di bagian bawah daun sambil menhisap cairan daun. Cara mengetahui tanaman yang rusak oleh tungau ditandai dengan warna tembaga di bawah permukaan daun dan tipe daunnya melengkung, mengeriting dan menggulung ke bawah hingga kering.

Cara mengendalikan hama ini adalah dengan menggunakan insektisida berbahan aktif yang disemprotkan pada tanaman. Tungau biasanya terletak di melon, buncis, cabai, kentang, waluh, timun, pare, semangka dan terong.

7. Ulat Grayak

Ulat ini menyerang tanaman pada bagian daun dan buah. Ulat grayak memiliki ciri bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris kekuningan pada sisinya. Hama ini biasanya aktif di malam hari dan menyerang saat musim kemarau. Gejala serangannya ditandai dengan daun dan buah yang berlubang karena dimakan ulat. Daunnya pun bisa habis dan tersisa urat daunnya saja.

Cara mengatasi hama ini adalah dengan 2 cara, yaitu teknis dan kimia. Sama seperti uret, secara teknis adalah dengan melakukan pergiliran atau pola tumpangsari terhadap tanaman dengan family yang berbeda. Secara kimia, dilakukan dengan menyemprotkan cairan insektisida pada tanaman. Sayangnya, hama ini dapat ditemukan di hampir semua jenis tanaman hortikultura.

8. Lalat Buah

Lalat ini menyerang dengan cara yang cukup ekstrem. Biasanya lalat menyerang tanaman dengan buah yang masih muda. Lalat tersebut kemudian menyunting dnding buah dan meletakkan telurnya di dalam sana. Ketika telur lalat berubah menjadi larva, mereka akan memakan isi buah tersebut hingga rusak.

Buah yang diserang lalat ini biasanya mempunyai bekas tusukan berwarna hitam, kulit menguning dan bijinya berwarna cokelat kehitaman. Dagingnya juga busuk dan berisi belatung akibat dari larva lalat buah.

Pengendalian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik dan kimia. Secara teknis, pencegahan dilakukan dengan membungkus buah dengan koran/palstik, serta memasang perangkap/kapur barus di sekitar tanaman/buah. Pengendalian juga dilakukan secara kimia, yaitu dengan menyemprotkan insektisida di sekitar tanaman yang terserang hama.