Jahe Merah (Zingiber Officinale) merupakan tanaman yang memiliki jutaan khasiat dan manfaat. Jahe merah merupakan tanaman yang diperkirakan berasal dari Negeri India, namun terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa jahe berasal dari Tiongkok Selatan.
Penyebaran jahe dari India ke Asia Tenggara, Jepang, Cina, hingga sampai Timur Tengah adalah dibawa oleh para saudagar pada zaman dahulu melalui zona perdagangan rempah-rempah. Dan sejak masa penjajahan, jahe merah telah menjadi komoditas unggul di benua Eropa karena dapat memberikan rasa pedas pada masakan dan memberikan rasa hangat pada tubuh pada musim dingin.
Tanaman jahe merah yang paling banyak digunakan adalah bagian rimpangnya. Rimpang yang terdapat pada jahe merah memiliki kandungan senyawa alami serta yang berpengaruh sebagai pemberi rasa pedas yang khas pada jahe merah itu sendiri.
Kandungan senyawa kimia di dalam jahe merah terdiri atas senyawa gingerol, zingeron, dan shogaol. Selain itu jahe merah mengandung 1-4 % kandungan minyak atsiri dan oleoresin. Minyak atsiri dalam rimpang jahe merah juga memiliki komponen senyawa lainnya yang terdiri dari :
Senyawa inilah yang menjadikan jahe merah kaya akan manfaat bagi tubuh dan banyak digunakan untuk kebutuhan manusia sehari-hari. Ragam senyawa yang dimiliki oleh jahe merah menjadi bahan dasar pembuatan obat dan jamu herbal yang dapat menjaga kebugaran badan dan kesehatan tubuh.
Ramuan jahe merah dapat digunakan untuk berbagai jenis obat, seperti sinusitis, bronchitis, kolera, rematik, asam urat, batu ginjal, demam, dan masuk angin, tulang kropos, stroke, nyeri dan pegal linu, ejakulasi dini, membantu pertumbuhan sel-sel tubuh, sebagai penghangat tubuh, mengobati radang tenggorokan,dan masih banyak manfaat yang lainnya. Demikian, jahe merah merupakan tanaman dengan jutaan manfaat.
Budidaya jahe merah dapat digunakan sebagai solusi untuk menjagga ketersediaan bahan baku pada industri pengobatan. Kebutuhan akan ketersediaan rimpang jahe merah semakin tahun menunjukan grafik peningkatan yang signifikan. Untuk mendapatkan hasil panen jahe merah yang maksimal, dibutuhkan pemupukan dengan jenis dan teknik yang berkualitas.
Pemupukan pertama tanaman jahe merah ini menggunakan pupuk dengan kandungan Phospor (P) yang tinggi. Kandungan phospor bagi jahe diketahui sangat baik untuk merangsang pertumbuhan akar guna memacu pertumbuhan tanaman, terlebih lagi tanaman jahe merah adalah tanaman yang menghasilkan rimpang dan komoditas utamanya terletak di rimpangnya.
Adapun Jenis pupuk yang dapat digunakan untuk pemupukan pertama tanaman jahe merah adalah pupuk NPK dan pupuk SP36.
Pupuk NPK tergolong dalam kategori pupuk majemuk. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung unsur hara sebanyak dua atau lebih dalam tanaman. Pupuk NPK dapat berbentuk cair ataupun padat, dan mengandung 3 unsur hara, antara lain nitrogen, fosfor, dan kalium. Berikut merupakan fungsi dari masing-masing unsur hara dalam pupuk NPK:
Cara Pakai Pupuk NPK
Untuk melarutkan pupuk NPK, campurkan pupuk dalam air dengan perbandingan 10:1. Artinya, untuk dosis pupuk sebesar NPK 10 g, maka kadar airnya 1 liter. Selanjutnya dapat digunakan untuk menyiram tanaman jahe merah sebanyak 2 kali sehari, pada pagi dan sore hari.
Pupuk SP 36 merupakan pupuk alternatif yang tepat digunakan dalam budidaya jahe merah. Pupuk SP36 memiliki sifat mudah larut dalam air sehingga dapat diserap akar tanaman jahe merah untuk mempercepat proses panen. Pupuk SP mengandung zat Fosfor dan Sulfur sebagai unsur hara pada tanaman.
Fosfor berperan dalam memperkuat sistem perakaran, dimana hal ini sangat penting untuk membentuk rimpang yang berisi dan berkualitas baik. Kondisi rimpang yang baik merupakan penentu kualitas dari jahe merah. Sedangkan Sulfur berfungsi untuk memperbaiki warna, aroma, rasa, dan ukuran dari umbi dalam hal ini rimpang jahe.
Sulfur juga meningkatkan kandungan nutrisi dari rimpang jahe, berupa vitamin dan protein yang akan meningkatkan kualitas mutunya.
Cara Pakai Pupuk SP 36
Pupuk SP36 dapat digunakan sebagai pupuk dasar saat pertama kali menanam jahe merah untuk menutrisi tanah. Kemudian, Pupuk SP36 dapat diberikan saat awal atau akhir musim panen yang dilakukan segera setelah panen. Pupuk juga dapat diberikan pada awal atau akhir musim hujan.
Pemupukan tanaman jahe merah pertama dapat dilakukan pada tanaman yang telah berusia sekitar 2 minggu setelah tanam.
Kadar pupuk untuk pemberian pupuk pertama pada tanaman jahe merah yaitu 6 sendok makan pupuk NPK dan 2 gelas air mineral pupuk SP 36 yang kemudian dilarutkan dengan 15 liter air. Pupuk perlu dilarutkan terlebih dahulu karena pemupukan akan dilakukan dengan cara disiramkan pada jahe merah.
Langkah pertama, Larutkan pupuk sesuai dosis di atas ke dalam 15 liter air, untuk dosis lebih banyak atau lebih sedikit dapat disesuaikan dengan dosis tersebut secukupnya. Kemudian aduk hingga benar-benar larut hingga pupuk siap diaplikasikan.
Langkah kedua, Gemburkan terlebih dahulu media tanam yang terdapat di sekitar pangkal tanaman. Hal ini harus dilakukan bersamaan dengan penggemburan media tanam dan proses pembersihan gulma atau tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman.
Langkah ketiga, Gunakan larutan pupuk tersebut dengan mengocorkan/menyiramkannya di sekitar pangkal batang tanaman dengan dosis setengah gayung untuk setiap polybag/karung. Dalam menyiram, usahakan jangan sampai mengenai daun tanaman.
Budidaya jahe merah bukan merupakan hal yang sulit. Hanya membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Berikut merupakan hal-hal yang dapat diperhatikan untuk melakukan penanaman budidaya jahe merah:
1. Perhatikan Kondisi Pupuk untuk Pertumbuhan Rimpang Jahe Merah
Budidaya jahe merah memerlukan perhatian maksimal untuk mendapatkan hasil panen dengan kualitas optimal. Rimpang jahe merah yang besar dan bernas, tentu akan memenuhi kriteria permintaan pasar dan memuaskan pelanggan karena menunjukkan kandungan nutrisi besar di dalamnya.
Hasil panen rimpang jahe merah yang besar didapatkan dari media tanam tanah berhumus dengan kandungan unsur hara yang tebal dan memiliki kandungan C-organik dengan kadar 11,84% yang termasuk dalam kategori tinggi. Tanah humus dapat meningkatkan ukuran hasil panen rimpang lebih besar hingga 2 kali dari ukuran awal.
Untuk mendapatkan tanah humus, dapat dilakukan dengan menambahkan bahan organik yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara dan meningkatkan efisiensi penyerapan pupuk bagi rimpang jahe merah. Diantara beberapa bahan yang dapat meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanah adalah N, P, K, dan S.
Walaupun demikian, kandungan ini juga harus diimbangi dengan memberikan bahan organic dalam jumlah besar. Untuk itu dapat dimaksimalkan dengan menambahkan peran bahan-bahan penting lainnya, seperti fosfat, silikat, nitrat, dan sulfat.
2. Perhatikan Pemberian Kadar dan Kuantitas Pupuk untuk Rimpang Jahe Merah
Untuk meningkatkan kualitas hasil panen jahe merah, perlu dilakukan pemupukan dengan benar. Penambahan dan komposisi pupuk dengan kadar yang tepat dapat meningkatkan kuantitas jahe merah yang di hasilkan. Hasil akan tergantung dengan kadar unsur hara yang terdapat pada tanah, hal ini karena jahe merah memiliki daya serap yang tinggi dan cepat terhadap unsur hara.
Waktu emas pertumbuhan jahe merah terletak pada 3 bulan pertama. Jahe merah dapat tumbuh pesat selama 3 bulan pertama, sehingga pada rentang waktu 2,5 bulan setelah pemberian pupuk dapat di selingi dengan pupuk hijau jenis lainnya seperti pupuk hasil fermentasi daun kelor, lamtoro atau kacang-kacangan.
Pupuk hijau di berikan dengan tujuan agar nutrisi makanan yang di serap tanaman jahe merah setelah 3 bulan tidak habis sehingga berperan sebagai cadangan nutrisi jahe merah. Karena jika kekurangan nutrisi jahe merah tidak dapat berkembang secara optimal.
Bibit jahe merah dapat diberikan pupuk pada usia kuarter awal, yaitu pada 1-4 bulan. Pemberian pupuk cukup 2 kali saja dan dapat dilengkapi dengan penyemprotan dan pengendali hama. Rimpang jahe merah harus ditanam ketika sudah muncul tunas anakan. Penanaman harus tertimbun di tanah dan tidak menyembul di atas tanah karena dapat menghambat pertumbuhan.
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…