Bagi sebagian orang, aktivitas berkebun terlihat mudah. Yang terlihat, berkebun hanya soal menanam pada pot atau lahan, memberi pupuk dan menyirami tanaman saja.
Padahal, ada lebih banyak lagi hal yang dilakukan saat berkebun. Karena, tak jarang, tanaman tidak dapat bertahan hidup karena hanya melakukan hal dasar pada berkebun tersebut.
Banyak teknik yang digunakan pada berkebun untuk melestarikan dan mengembangbiakkan tanaman, termasuk juga membudidayakannya. Salah satunya adalah teknik grafting.
Grafting adalah salah satu teknik dalam dunia perkebunan yang sudah sangat umum digunakan. Grafting tentu dapat memberikan manfaat budidaya tanaman dan manfaat menanam satu juta pohon yang baik bagi masyarakat.
Namun, bagi yang belum terlalu familiar dengan istilah ini, tentu akan dapat sangat membingungkan. Berikut ini merupakan penjelasan lengkap mengenai grafting:
Grafting ialah sebuah teknik yang dilakukan dengan menggabungkan dua bagian dari tanaman. Teknik ini dilakukan untuk meregenerasi jaringan pada kedua tanaman tersebut.
Dua bagian tanaman yang digabungkan adalah bagian tunas dan batang tanaman. Selanjutnya, kedua bagian tanaman tersebut akan ditempelkan dengan cara diikat sedemikian rupa, sehingga nantinya akan menempel satu sama lain, kemudian akan terus bertumbuh.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa grafting merupakan suatu teknik yang sudah sangat umum digunakan. Jenis tanaman yang bisa menggunakan teknik grafting adalah buah dan tanaman hias
Tanaman buah-buahan sangat cocok untuk dikembangbiakkan dengan teknik grafting. Pasalnya, banyak sekali tanaman buah-buahan yang sulit menghasilkan buah jika ditanam langsung dari biji.
Grafting justru akan dapat mempermudah tanaman tersebut untuk berbuah dalam waktu yang lebih singkat. Selain itu, grafting juga dapat memperbaiki kualitas tanaman.
Tak hanya buah-buahan, tanaman hias juga dapat dikembangbiakkan dengan menggunakan grafting. Hampir sama seperti tanaman buah-buahan, pada tanaman hias, grafting juga dapat memperkuat tanaman hias, serta menumbuhkan bunga lebih cepat dan lebih besar.
Tanaman hias yang bisa menggunakan grafting, misalnya jenis tanaman penyejuk ruangan seperti anggrek, aglonema, mawar, anting putri, lili, kanna, tanaman kaktus, menanam kamboja Jepang, palem merah, dll. Untuk melakukan grafting, diperlukan bahan-bahan khusus. Jika tidak menggunakan bahan-bahan di bawah ini, grafting bisa gagal.
Alasannya sederhana, yakni bahan yang digunakan tidak sesuai ketentuan, maka akan berpotensi menimbulkan kegagalan besar pada grafting. Lalu, grafting hanya akan terasa buang-buang waktu saja.
Perhatikan bahan-bahan grafting di bawah ini agar tidak salah salah dalam menyiapkannya:
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa bahan-bahan untuk grafting tidak boleh menggunakan sembarang bahan. Bahan pertama untuk grafting ialah pisau.
Di pasaran, sudah banyak dijual pisau yang digunakan khusus untuk grafting. Pisau untuk grafting umumnya memiliki mata pisau yang sangat tajam, sehingga mampu memotong batang atau ranting tanaman yang akan digunakan dalam proses grafting dengan mulus dan lancar.
Potongan batang atau ranting yang mulus akan sangat menentukan keberhasilan proses grafting yang dilakukan. Namun, jika tidak bersedia untuk membeli pisau khusus grafting, penanam dapat menggunakan pisau biasa, dengan syarat mata pisaunya harus ditajamkan terlebih dahulu.
Proses grafting juga membutuhkan lilin. Tentunya bukan lilin sembarangan, melainkan lilin yang khusus untuk grafting. Lilin ini berfungsi untuk menutup hasil potongan grafting di batang supaya bagian batang tersebut tetap terjaga kelembabannya dan tidak mudah kering. Lilin ini juga mudah diaplikasikan menggunakan tangan.
Lilin akan sedikit meleleh jika bersentuhan dengan panas dari suhu tubuh manusia. Perhatikan pula untuk tidak memanaskan lilin ini menggunakan sumber panas lainnya, misalnya api, karena lilin yang terlalu panas akan dapat merusak jaringan kambium pada batang tanaman.
Mesin untuk grafting yang biasa disebut juga dengan fieldcraft atau topgrafter. Keunggulan dari mesin ini adalah dapat memproduksi potongan untuk grafting secara masal dan dengan hasil yang relatif sama. Mesin grafting cocok digunakan untuk pengusaha tanaman.
Hasil grafiting tanaman lebih banyak, variatif dan dapat melakukan proses grafting dengan cepat. Sementara itu, jika memotong batang dengan menggunakan tangan, hasil potongan tentu tergantung pada keterampilan penanam, sehingga potensi gagal grafting bisa jadi lebih besar.
Alat pengikat dalam grafting biasanya menggunakan selotip, tali, karet gelang, atau okulette. Fungsinya jelas, yaitu untuk menjaga agar tanaman yang menempel tidak bergeser sedikit pun selama proses grafting berlangsung. Untuk selotip sendiri, terdapat selotip khusus untuk grafting, atau biasa disebut dengan grafting tape.
Grafting tape berbeda dengan selotip biasa, di mana selotip grafting ini lebih elastis atau dapat direnggangkan, dan juga dapat menempel dengan kuat dan rapat. Nantinya, akar atau tunas baru yang tumbuh dari grafting juga akan dapat menembus selotip ini, karena selotip khusus grafting akan dapat berlubang dengan sendirinya.
Untuk tali grafting dapat menggunakan tali biasa, yakni tali rafia atau pita biasa. Karet gelang digunakan untuk mengencangkan ikatan pada tanaman yang ditempel.
Untuk karet gelang, penanam dapat menggunakan karet gelang biasa atau karet gelang khusus grafting yang mempunyai permukaan yang lebih lebar daripada karet gelang biasa. Sementara itu, okulette merupakan sebuah produk perekat yang telah teruji dan memang khusus untuk grafting.
Bentuknya mirip dengan selotip, namun okulette dibuat dari bahan alami dan dapat hancur dengan sendirinya dalam waktu 3 – 4 minggu.
Setelah diikat dan ditempel sedemikian rupa, penanam juga bisa menambahkan penjepit khusus grafting agar sambungan tanaman lebiih kokoh. Di pasaran, penjepit ini biasanya memiliki berbagai ukuran yang bermacam-macam, yakni mulai dari 2 – 5 mm.
Ukuran tersebut tentu saja untuk disesuaikan dengan ukuran batang yang disambungkan saat proses grafting. Yang paling utama, ukuran penjepit grafting harus pas dengan ukuran batang agar dapat menjepit dengan kencang.
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…