Burung betet merupakan salah datu jenis burung yang amat digemari untuk di pelihara. Selain relatif mudah dipelihara tentunya buring betet memiliki warna bulu yang cantik. Dominasi warna hijau dan merah menjadi saya tarik tersendiri dari burung betet ini. Burung betet sendiri merupakam burung aslo yang berasal dari Indonesia. Wilayah persebarannyapun cukup luas yakni meliputi seluruh pulau-pulau yang anda di Indonesia.
Selain kecocokan secara geografis tentunya memelihara burung betet mendatangkan kepuasan tersendiri. Terutama bagi kalangan pecinta burung hias. Burung betet memiliki paruh yang kuat layaknya burung kakatua. Sehingga betet sendiri merupakan jenis burung pemakan biji-bijian. Burung betet sendiri merupakan burung yang memiliki suara kicauan unik. Sehingga tentunya menjadi salah satu primadona dalam jenis burung kicau paling diminati sebagaimana cara budidaya burung pleci kacamata .
Tentu saja hal ini membuka sebiah peluang usaha untuk mencoba peruntungan dalam budidaya burung betet. Terlebih lagi bagi anda yang memang memiliki ketertarikan sekaligus hobi memelihara burung hias. Mengapa tidak menjadikannya sekaligus sebahai usaha sampingan yang tentunya tidak hanya memberikan keuntunga namun sekaligus mendatangkan pundi-pundi rupiah yang menggiurkan sebagaimana dalam cara budidaya burung emprit .
Nah, jika anda tertarik dengan peluang ini maka 5 Cara Budidaya Burung Betet yang pasti berhasil dapat menjadi panduan. Berikut selengkapnya.
1. Pemilihan Indukan
Tahapan yang pertama dalam budidaya burung betet tentunya adalah memilih indukan yang berkualitas seperti pada cara budidaya burung cucak jenggot . Sebab dari indukan inilah yang kemudian akan dihasilkan telur dan anakan yang yang diharapkan memiliki kualitas yang terbaik. Beberapa kriteria indukan betet yang berkualitas ditunjukkan dengan ciri sebagai berikut :
- Baik indukan jantan ataupun betina harus dalam kondisi sehat.
- Normal dalam artian tidak mengalami kecacatan.
- Baik bagian sayap hingga kaki dalam kondisi baik dan sempurna.
- Warna bulu burung cerah dan memgkilap.
- Aktif bergerak sekaligus juga berkicau.
- Untuk membedakam betet jantan dan betina dapat dilihat dengan mudah.
- Dimana betet jantan memiliki warna paruh yang berwarna merah terang.
- Sedangkan betet betina memiliki warna paruh yang berwarna hitam.
- Umur indukan betina ideal adalah 2-3 tahun .
- Diharapkan pada usia ini organ reproduksi indukan betona telah matang.
- Sedangkan indukan jantan, dapat berusia lebih muda.
- Hal ini akan memungkinkan reproduksi berlangsung lebih cepat.
2. Persiapan Kandang
Kandang merupakan sarana utama yang harus disiapkan dalam membudidayakan burung sebagaimana cara budidaya burung cendet , termasuk juga burung betet. Pada umumnya kandang yang digunakan untuk budidaya burung betet tidak jauh berbeda dengan kandang burung pada umumnya. Berikut bebrapa hal yang wajib diperhatikan :
- Terdapat dua kandang yang harus dipersiapkan.
- Pertama adalaha kandang perjodohan dan keduan adalah kandang perkawinan.
- Kandang perjodohan ukurannya lebih kecil karena hanya muat 1 burung.
- Sedangkan kandang perkawinan ukurannya lebih besar sebab nantinya akan dipakai dalam proses kawin dan juga pemeliharaan bagi indukan betina merawat anakannya.
- Kandang dilengkapi dengan tenggeran.
- Selain itu juga wajib disiapkan wadah makan dan wadah minum di dalam kandang.
- Selain itu, bagian alas kandang juga sebaiknya diberikan alas agar lebih mudah menampung kotoran.
- Kandang harus dalam posisi yang bersih, dan ritin dibersihkan dengan di siram dan kemudian di keringkan.
- Lakukan hal yang sama juga pada kandang yang berukuran lebih besar.
3. Perjodohan indukan dan Perkawinan
Setelah kandang dan indukan siap, maka tahapan selanjutnya adalah menjodohkan indukan. Sebelum dijodohkan tentunya kedua indukan harus terlebih dahulu saling berkenalan sebagaimana dalam cara merawat burung cucak rowo . Tentunya layaknya manusia, kedua indukan harus saling kenal dan dekat terlebih dahulu baru kemudian dapat menuju proses perkawinan. Tahapan perjodohan dapat dilakukan dengan metode berikut ini :
- Masukkan kedua indukan baik jantan ataupun betina kedalam kandang yang terpisah.
- Kandang betina ukurannya harus lebih besar sebab akan sekalian dipakai untuk proses perkawinan.
- Kemudian dekatkan kandang kedua indukan .
- Biarkan keduanya saling berkenalan.
- Keberhasilan perjodohan dapat dilihat dari tingkah polah kedua indukan.
- Biasanya jantan akan lebih aktif bergerak dan berkicau begitu juga dengan betina.
- Hal ini menandakan bahwa keduanya sudah siap kawin.
- Setelah itu kemudian masukkan indukan jantan kedalam kandang indukan betina.
- Biarkan keduanya melakukan perkawinan.
- Biasanya proses kawin pada burung dilakukan pada malam hari.
- Sehingga anda bisa menjemur kedua burung pada pagi hari sampai dengan matahari tidak terlalu terik.
- Jangan lupa juga berikan makanan bernutrisi dan juga vitamin bagi kedua indukan.
- Keberhasilan proses kawin akan ditunjukkan dengan perilaku buring yang berkebalikan dari saat mereka ingin kawin.
- Burung betina akan cenderung enggan dekat dengan pejana dan lebih galak.
- Artinya akan harus segera memisahkan kedua indukan.
- Biarkan indukan betina berad disangkar yang besar sedangkan indukan jantan dipindahkan ke kandang kecil dan dapat langsung dikawinkan dengan indukan lainnya.
- Demi kenyamanan indukan saat beryelur maka sebaiknay di dalam kandnag dibuatkan sarang buatan.
- Bisa bersal dari bekas rumput dan ranting kering yang ditata hingga menyerupai sangkar asli.
- Selanjutnya biarkan indukan betina bertelur dan mengerami telurnya.
- Biasanya 9-14 hari telur akan mulai menetas untuk selanjutnya dilakukan pemeliharaan dan perawatan.
4. Peyapihan Anakan
Anakan dirawat bersama dengan indukan hingga anakan nantinya siap dipisahkan seperti cara budidaya buring beo nias . Pada awal masa penetasan setelah umur 3 hari maka anakan atau piyik dapat diberi makanan berupa pakan khusis anakan.
Berikan pakan sesuai degan kebutuhan piyik, jangan terlalu berlebihan, sebab pencernaanyapun belum dapat bekerja secara optimal. Untuk indukan betina sendiri dapat diberikan pakan yang kaya akan nutrisi dan vitamin, untuk mempersiapkan indukan dapat bertelur kembali. Setelah 30-40 hari maka anakan atau piyik dapat dipisahkan dengan induknya. Pada usia ini biasanyan piyik sudah dpat hidup mandiri dan terpisah dengan induknya.
5. Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan dan pemeliharaan burung betet meliputi beberapa hal berikut ini sebagaimana cara budidaya burung murai ekor panjang :
- Pemberian Pakan
Pemeliharan dan perawatan yang pertama adalah meliputi pemberin pakan. Pakan diberikan setiap 2kali dalam sehari. Diisikan kedalam wadah pakan yang ada didalam kandang jangan lupa juga mengisikan wadah minum menggunakan air bersih dan rutin menggantinya dengan yang baru setiap hari. Pakan yang diberikan dapat beeupa biji-bijian seperti kacang-kacangan kedelai, biji jagung yang dihaluskan, padi, atau juga pelet. Jangan lupa juga berikan vitamin terutama pada saat kedua indukan siap untuk kawin.
- Memandikan Indukan
Indukan baik jantan ataupun betina sebaiknya sering dimandikan. Hal ini untuk menjaga kebersihan bulu dan tubuh dari burung betet itu sendiri. Sebaiknya mandikan burung pada pagi hari dengan cara menyemprotkan air kepermukaaan buku burung, biarkan burung bermain dengan air tersebut. Lalu sekanjutnya jemur burung untuk mengeringkan bulunya. Biasanya burung akan sangat menyukai aktifitas ini.
- Menjaga Kebersihan Kandang
Kandang juga tidak boleh dilupakan kebersihannya. Sebab, kebersihan kandang dapat menjadi pemicu dan faktor utama dalam terjangkitnya penyakit pada burung peliharaan. Lakukan pembersihan kandang secar rutin dengan membuang kotoran dari dalam kandang. Membersihkan wadah bekas makan dan minum juga tidak boleh luput. Hindarkan kandnag dari kondisi lembab dan selalu keringkan kandang dibawah terik matahari.
Itulah tadi, 5 Cara Budidaya Burung Betet yang pasti berhasil. Tentunya dibutuhkan kesabaran serta ketelatenan sehingga budidaya burung betet ini dapat mencapai keberhasilan. Selamat mencoba dan semoga artikel ini dapat bermanfaat.