Selain itu semakin menjamurnya pecinta burung dan reptile bisa memberikan keuntungan para budidaya ulat hongkong.
Sekarang ini harganya bisa 100ribu/kg, untuk itu anda yang ingin membudidayakan ulat hongkong bisa melakukan cara budidaya ulat Hongkong berikut ini :
1. Persiapan Budidaya
Persiapan merupakan cara pertama yang bisa anda lakukan. Dimana ada beberapa tahapan agar bisa budidaya secara cepat. Pertama lakukan persiapan seperti kotak tempat ulat hongkong berkembang biak. Anda bisa menggunakan jenis triplek kemudian dibuat sebagai rak kayu dan disusun bertingkat didalamnya.
Selain itu anda berikan jarak di setiap tripleknya sebagai rak berkisar 10 cm serta bisa dilapisi oleh lakban agar bibir ulat tidak kabur dan tidak keluar dari kotak. Kandang juga bisa berupa plastik juga dan bisa anda dapatkan di toko. Selain itu, teknik beternak ulat hongkong merupakan salah satu media pemeliharaan, media yang bisa digunakan untuk memelihara bisa menggunakan banyak rak terutama jika anda ingin memberbanyak bibit ulat hongkong.
Baca juga:
2. Tahap Kedua
Selanjutnya adalah tahapan kedua dalam cara budidaya ulat Hongkong dimana bibit bisa disimpan beberapa bulan maksimal 90 hari atau 3 bulan. Setelah itu ulat akan bisa menjadi kepompong karena ulat hongkong juga tipe yang metamorfosa. Selanjutnya anda bisa memindahkan kepompong dalam wadah yang sama dan juga memindahkan ke wadah ataupun ke kotak khusus.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari ulat menjadi kepompong mengingat ulat ini tetap memakan temannya meskipun sudah jadi kepompong dan nantinya akan bermasalah dan kekurangan.
3. Tahap Ketiga
tahapan selanjutnya adalah menunggu sekitar 10 hari, dimana kepompong nantinya akan merubah atau menunjukan bentuk fisiknya sehingga bisa menjadi serangga dan calon kumbang baru. Kemudian warna putih dari ulat hongkong akan berubah menjadi cokelat. Kumbang yang berasal dari ulat hongkong biasa disebut sebagai Tenebrio molitor.
Sebenarnya tidaklah sulit untuk mengatur ulat hongkong agar bisa dibudidayakan. Ketika ulat menjadi kumbang maka anda harus memisahkannya dan siapkan tempat tersendiri untuk proses produksi agar bisa menghasilkan ulat hongkong kembali. Biasanya kumbang melakukan peneluran kemudian telur akan menghasilkan ulat hongkong selama 10 hari. siklus itu akan terus berjalan selama di salah satu siklusnya tidak mengalami gangguan atau hambatan. Misalnya jika kumbang mengalami kegagalan maka proses bertelur akan kurang banyak dan terganggu.
Pemilihan bibit
Untuk pemilihan bibit anda pertama harus menyiapkan kandang terlebihd ahulu, jika sudah anda bisa mengambil selanjutnya yakni pemilihan bibit dengan beberapa ciri yang bisa anda berikan. Pertama jika anda ingin memilih ulat yang dianggap “ideal” ataupun bagus untuk indukan, maka anda bisa mengambil ulat untuk langsung taruh di wadah yang sudah disiapkan, maksimal satu wadah untuk bisa menaruh bibit 2 kg saja.
Untuk ukuran ulat hongkong yang dimaksud anda bisa memilih yang terbaik yakni panjang 2-3 cm dan juga diameter 3-4 mm. Ulat yang berukuran tersebut diatas akan berubah menjadi kepompong sekitar 7 – 10 hari secara bergantian.
4. Perawatan serta pemberian pakan
Untuk anda yang ingin melakukan perawatan budidaya sangat mudah. Perawatan yang bisa anda perhatikan adalah suhu kandang yang menjadi penyuburnya. Idealnya tidak terlalu panas atau dingin, yakni sekitar 29 – 30°C, serta sirkulasi udara yang baik. Selain itu pakan yang biasanya diberikan untuk anda yang budidaya ulat hongkong yaitu Ampas tahu, bekatul, serta sayuran hijau, seperti daun selada, labu atau apel.
Selanjutnya untuk bisa memberikan pada ulat terutama jenis ampas tahu, tidak mungkin disebarkan begitu saja di wadah namun anda harus memberikan bentuk gumpalan agar bisa digigit tanpa mengotori wadah. Bekatul atau sayuran hijau bisa memberikan nutrisi yang baik sehingga ulat hongkong.
Untuk ulat hongkong, makanan harus benar-benar diganti dengan yang baru terutama jika sudah habis atau sisa sisa remah makanannya saja. Mengingat ulat hongkong akan makan temannya sendiri yang lebih kecil jika tidak diberikan makanan di sana. Selain itu sisa makanan akan menempel dengan kulit kering hasil pergantian kulit mereka. Agar mudah pengambilannya atau pemisahan kepompongnya anda bisa menggunakan penyaringan.
Selain itu, saat ulat menjadi kepompong tidak perlu memberikan makan dimana kepompong umumnya tidak membutuhkan makanan. Sedangkan untuk pakan ulat yang baru saja menetas anda bisa menggunakan kapas yang dicampur dengan tepung tulang atau biasa disebut voer. dimana tujuannya untuk mempercepat pertumbuhan ulat hongkong dan budidaya anda. Jika semua cara sudah dilakukan maka anda akan memasuki tahap panen.
Dimana tahapan inilah yang paling menyenangkan setelah proses panjang dari menanam bibit hingga menjualnya. Perlu diingat jangan menjualnya semua jika anda ingin membudidayakan kembali terutama ingin melakukan pembibitan alami sejak dari telur. Sehingga anda bisa memelihara kumbang sebagai indukannya dan membiarkan hewan tersebut bertelur.
Selanjutnya adalah tips tambahan yang bisa anda aplikasikan secara bebas. Dimana tandanya jika kulit ulat hongkong berubah terutama cenderung kuning ke hitaman maka anda harus mengurangi sayuran atau dedaunan yang bisa jadi berlebihan diberikan pada ulat. Selain karena mereka mengonsumsinya, bagian sayuran yang layu dan juga rusak bisa melukai atau menyebabkan ulat hongkong tidak merasa nyaman untuk tinggal di wadahnya.
Sayuran bisa saja oksidasi dan juga bermasalah, anda bisa menggantinya langsung dengan dedak yang tidak basah atau semi kering saja dan bisa membuat bulatan. Apabila anda ulat yang berwarna merah bisa jadi ulat tersebut terlalu banyak pakan yang tidak bersih. Sehingga anda memberikan pakan yang tidak basah. Atasi masalah ini segera karena penularan dapat terjadi.
Lantas bagaimana dengan telur yang harus dipertahankan dalam wadah plastik. untuk anda yang ingin membibiti larva jelas anda membutuhkan larva yang sehat dan anda tidak boleh menggunakan plastik yang jelek atau mudah rusak. Karena ulat hongkong mudah kabur. Sejak menetas, pakan yang diberikan kembali ke tahap pertama (potongan apel dan kentang). Biarkan sampai umur 50 hari. Saat itulah, ulat hongkong siap dipanen, untuk dipasarkan, atau digunakan sendiri, atau dijadikan lagi sebagai materi dalam beternak UH. Jadi, itulah cara budidaya ulat Hongkong.
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…