Cara Membuat Pupuk Hayati Mikoriza yang Harus Anda Coba

Sebelum masuk ke dalam pokok pembahasan tentang cara membuat pupuk hayati Mikoriza, apakah pembaca mengetahui apa itu Mikoriza?

Mikoriza berasal dari kata Mycos yang berarti jamur dan Ryzos yang berarti akar.

Mikoriza adalah sejenis jamur yang dapat menempel pada akar tanaman lalu bekerja sama dengan bagian tanaman tersebut atau istilahnya mutualisme, oleh sebab itu jamur ini juga dikenal dengan akar jamur.

Jamur ini berbeda dengan jamur jamur tiram yang kita konsumsi dan dapat dibudidayakan dengan mempelajari cara budidaya jamur tiram F1.

Sekitar 80% tanaman yang ada diketahui mampu bersimbiosis dengan mikoriza. Penyebaran mikoriza pada lahan pertanian di Indonesia pun cukup luas.

Terlebih pada daerah dengan salinitas tinggi atau di daerah pantai.

Mikoriza yang tersebar di alam ada beberapa jenis, namun yang berpotensi untuk dikembangkan pada dunia pertanian ada dua, diantaranya:

  • Glomus
  • Gigaspora
  • Acaulospora

Karena potensi keberadaannya yang sangat luas inilah, maka kekayaan alam ini harus kita manfatkan dengan sebaik-baiknya.

Lalu bagaimanakah bentuk kerjasama tersebut? Mikoriza akan mendapatkan zat gula / glukosa dari tanaman melalui akarnya.

Sementara itu, akar dari tanaman yang ditempeli Mikoriza akan menerima kiriman unsur hara, air, dan beberapa nutrisi penting lainnya dari jamur tersebut.

Mekanisme kerja mikoriza dalam akar adalah meningkatkan kemampuan tanaman untuk menyerap unsur -unsur penting pertumbuhan pada tanah.

Selain itu, mikoriza berperan penting dalam pertumbuhan, kesehatan, serta produktifitas tumbuhan.

A. Cara Membuat Pupuk Hayati Mikoriza

Jenis mikoriza yang akan kita pergunakan dalam proses pembuatan pupuk hayati ini adalah jamur jenis ektomikoriza.

Alat serta bahan yang dibutuhkan memang agak banyak, berbeda dengan cara membuat pupuk dari vetsin dan cara membuat pupuk cair dari kotoran walet. Namun tidak perlu khawatir, karena masih mudah untuk didapatkan.

– Alat dan bahan yang disiapkan:

  • 1 kg tepung beras
  • 1 kg katul halus
  • 2 bungkus bubuk agar-agar yang biasa dibuat adonan kue atau makanan
  • 200 gr isolat mikoriza jenis ektomikoriza
  • 100 butir vitamin B komplek
  • 10 ml larutan indole acetic acid 25%, atau bisa diganti pula dengan asam asetat 25% sebanyak 10 ml juga.
  • Air masak

– Proses pembuatan:

1. Langkah pertama dalam proses pembuatan pupuk hayati mikoriza ini adalah mencampurkan 1 kg tepung beras dan 1 kg katul halus.

Aduk-aduk sampai kedua bahan tersebut tercampur rata.

2. Panaskan dengan cara dikukus selama kurang lebih 30 – 60 mnt agar patogen di dalamnya mati dan bahan menjadi steril.

Biarkan hingga dingin.

3. Sambil menunggu campuran pertama tersebut dingin, kita buat campuran kedua berupa bubuk agar-agar, ektomikoriza, vitamin B komplek, dan larutan indole acetic acid 25%.

Aduk hingga semua bahan tersebut tercampur rata.

4. Berikan air masak sebanyak 250 liter pada campuran kedua, kemudian aduk hingga semua bahan terlarut.

5. Setelah itu, Anda dapat memasukkan campuran kedua ke dalam campuran pertama yang sudah dingin tadi. Aduk-aduk kembali hingga kedua larutan tercampur rata.

Usahakan kadar air yang ada pada campuran tersebut sekitar 40%, bila kurang silahkan ditambahkan hingga kadar mencukupi angka 40%.

6. Masukkan adonan tersebut ke dalam cetakan-cetakan dengan ketebalan sekitar 5 cm, kemudian tutup dengan rapat.

7. Inkubasikan adonan tersebut hingga mencapai 15 hari.

Pembiakan mikoriza yang sukses ditandai dengan munculnya mantel hifa yang menyelimuti permukaan adonan.

Lagi pula akan tercium aroma yang khas dari adonan tersebut.

Hifa inilah yang nantinya akan menginfeksi akar tanaman dan panjangnya mampu mencapai hingga 10 meter.

Dengan panjang hifa yang demikian, tentu akar mampu menjangkau air dan unsur hara pada tanaman yang sebelumnya tidak mampu dijangkau.

Demikian pula akar-akar pendek dan serabut atau akar tanaman yang tidak berfungsi dengan baik akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh bahan kimia dapat tertolong oleh hifa ini.

Maka tidak heran, apabila tanaman yang diberi pupuk mikoriza ini mampu bertahan terhadap lahan yang mengalami kekeringan.

– Cara serta dosis penggunaan:

Berikan 5 kg / ha mikoriza atau tergantung dari tingkat kesuburan tanah pada lahan pertanian.

Pupuk hayati mikoriza ini dapat dicampur dengan pupuk kimia yang kita buat sendiri melaui pembelajaran cara membuat pupuk AB mix sendiri.

Namun hindari pemberian mikoriza yang dicmpur dengan pestisida.

Alih-alih menggunakan pestisida kimia yang berbahaya bagi kesehatan serta lingkungan, ada baiknya kita membuat pestisida alami.

Rangkaian cara pembuatannya dapat dipelajari pada cara membuat pestisida alami untuk tanaman cabe dan alasan mengapa petani dilarang menggunakan pestisida kimia.

Resep pupuk hayati mikoriza ini telah terbukti khasiatnya dan sudah teruji di lapangan dengan hasil panen yang cukup tinggi atau meningkat dibanding sebelumnya.

B. Manfaat Pupuk Hayati Mikoriza

Beberapa manfaat dari pupuk hayati mikoriza adalah sebagai berikut:

  1. Mampu meningkatkan transportasi air ke akar
  2. Status P pada tanaman meningkat seningga tanaman lebih tahan terhadap kekeringan
  3. Hifa eksternal memampukan tanaman memperoleh air dan unsir P leboh mudah
  4. Kebutuhan air untuk memproduksi bobot kering pada tumbuhan lebih sedikit
  5. Secara tidak langsung pupuk hayati mikoriza ini meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air

Jamur mikoriza ini memang sangat berperan pada proses perkembangan tanaman, karena di dalamnya terdapat unsur hara makro dan mikro serta mikroorganisme pelarut fosfat.

Dengan mengembangkan cara pembuatan pupuk ini, diharapkan para petani serta masyarakat awam mampu memproduksi pupuk hayati secara mandiri.

Hasilnya akan nampak pada masalah lahan-lahan kritis yang kian hari kian teratasi. Swasembada pangan pun bukan hanya cita-cita atau slogan semata.

Itulah yang dapat kami bagikan seputar cara membuat pupuk hayati mikoriza, jika ada keterangan atau ulasan yang tidak lengkap silahkan tambahkan pada kolom komentar.

Dengan demikian ilmu serta informasi ini semakin terlengkapi, dan tersalurkan dengan baik.

Tetap jaga kelestarian lingkungan serta gunakan bahan-bahan hayati atau organik pada produk pertanian kita.

Olah kembali bahan non-organik menjadi sesuatu yang bernilai seperti cara membuat vertical garden dari botol bekas.