5 Cara Menanam Sayuran Hidroponik Organik Menggunakan 3 Sistem Alternatif

Menanam Sayuran hidroponik kini menjadi salah satu trend dalam budidaya pertanian terutama bagi mereka yang tinggal diperkotaan. Hidroponik menjadi pilihan tepat bagi mereka yang tidak memiliki lahan terbuka yang luas namun tetap ingin menanamsayuran sendiri.

Berkat sistem bertani secara hidroponik ini, mereka yang memiliki lahan sempit tetap dapat bercocok tanam dan meghijaukan pekarangan rumah seperti juga cara menanam bunga melati hidroponik.

Keuntungan lainnya adalah budidaya secara hidroponik dianggap lebih higenis dan mengahasilkan kualitas panen yang lebih  baik ketimbang budidaya secara konvensional.

 

Banyak yang menganggap bahwa menanam sayuran hidroponik merupakan bagian dari pertanian organik. Padahal belum tentu, karena pada dasarnya penggunaan sumber nutrisi yang dipakai masih tergolong berasal dari pupuk kimia sintetik. Seiring dengan meningkatnya kepedulian masyarakat akan kesehatan, hal itu pula yang mendasari banyaknya minat masyarakat terhadap produk organik. Dalam hal ini maka terdapat sebuah cara yang memungkinkan untuk menanam sayuran hidroponik organik sebagai mana cara menanam hidroponik dengan media air  . Berikut ini merupakan cara menanam sayuran hidroponik organik menggunakan 3 sistem alternatif.

1. Memilih Sistem Tanam

Menanam sayuran organik secara hidroponik dapat dilakukan dengan menggunakan 3 sistem yang dapat anda pilih. Gunakan sistem hidroponik yang di rasa paling mudah bagi anda seperti juga cara menanam sayur fertigasi . Berikut akan dijelaskan 3 sistem alternatif yang bisa anda pilih.

  •  Sistem Kultur Air

Menanam sayuran menggunakan media air ternyata telah dimulai sejak abad ke-15 dimana bangsa Astec telah mencoba bercocok tanam sayuran dengan  menggunakan media air dalam kubangan atau diatas kolam.

Sistem ini sangat cocok digunakan untuk menanam sayuran seperti kangkung, bayam, pakcoi dan sayuran daun lainnya. Sistem ini terinspirasi daritanaman eceng gondok yang dapat tumbuh subur diatas kolam meskipun akarnya tidak menancap kedalam tanah.

  •  Sistem Kultur Agregat

Kultur agregat merupakan sebuah sistem menanam sayuran hidroponik dengan menggunakan media tanam berupa pasir, pecahan batu bata, batu kerikil dan lain sebagainya. Yang menjadi cayatan adalah media yang digunakan merupakan media non-tanah atau media selain tanah.

Cara menanam sayuran dengan media ini ialah dengan menempatkan media kedalam wadah atau pot atau juga dalam botol plastik bekas. Kemudian ditanami benih atau bibit sayuran dan selanjutnya dilakukan pemeliharaan dengan pemberin larutan nurrisi agar tanaman dapat tumbuh dan dipanen.

Dalam sistem ini, memiliki kelemahan yakni media yang digunakan merupakan media yang tidak dapat menyediakan air. Sehingga tentunya dalam hal ini anda harua telaten untuk memberikan tambahan air kedalam media tanam. Jika dibirkan saja maka tanaman tidak akan tumbuh dan bahkan dapat mengalami kematian. Karenanya pemeliharaan dan perawatan menjadi kunci keberhasilan menanam sayuran hidroponik dengan menggunakan sistem ini.

  • NFT (Nutrient Film Technique)

NFT merupakan sistem menanam sayuranhidroponik dengan cara membuat media selokan sebagai pengganti tanah seperti dalam menanam sayuran konvensional.

Tentunya selokan atau parit ini bukan merupakan selokan biasa. Selokan ini terbuat dari besi dengan lempengan yang tipis, kemudian air dan cairan nutrisi dialirkan kedalam media tanam.

Sistem ini banyak digunakan oleh para petani modern yang berada dinegara-negara maju seperti Jepang dan korea selatan. Ditengah sempitnya lahan dan derasnya aeus industrialisasi maka sistem ini paling tepat dipilih untuk dapat digunakan sebagai teknik budidaya tanaman sayuran. Terbukti bahwa dengan menggunakan sistem NFT ini komoditas sayuran dari kedua negara tersebut sangat unggul dan bisa dibilang merajai pasar global.

2. Menanam Sayuran Pada Media Tanam Hidroponik 

Tahapan selanjutnya tentu adalah menanam tanaman pada media yang telah disipakan. Sebelum ditanam beberapa tanaman sayuran seperti bayam, kangkung dan sawi-sawian disarankan untuk disemai terlebih dahulu. Baru kemudian setelah cukup umur, biasanya 2-3 minggu setelah semai baru tanaman dapat di pindahkan ke media hidroponik sebagimana juga cara menanam sayur aquaponic . Berikut cara melakukan pindah tanam :

  • Pastikan bibit tanaman yang dipilih merupakan tanaman yang sehat, tidak cacat dan tidak terdapat serangan hama dan penyakit.
  • Lakukan penanaman pada sore hari, agar keesokan paginya tanaman dapat langsung beradaptasi dengan lingkungan baru.
  • Tanamkan bibit sayuran kedalam media yang telah disipkan tadi.
  • Setelah itu, lakukan pemeliharaan dan perawatan intensif, karena pada dasarnya dalam budidaya sayuran hidroponik elemen inilah uang paling menentukan pertumbuhan tanaman secara optimal.

3. Pemeliharaan dan Perawatan

Nah, pada bagian ini merupakan yang membedakan antara menanam sayuran hidroponik biasa dan organik. Jika pada umumnya kita biasa menggunakan nutrisi AB Mix yang banyak di jual di pasaran.  Maka kali ini kita akan menggunakan bahan organik sehingga kemudian hasil tanaman akan layak disebut sebagai produk organik seperti juga cara menanam hidroponik bawang merah . Berikut beberapa tahapan yang wajib anda lakukan, antara lain sebagai berikut :

  • Pengairan

Pengairan merupakan hal yang sangat wajib diperhatikan terutama jika menggunakan sistem kultur agregat dan NFT. Tentunya yang pertama harus dipastikan adalah bahwa air yang digunakan merupakan air yang bersih. Karena jika menggunakan air kotor maka resiko tanaman akan terkena penyakit lebih besar. Biasanya intensitas pemeberian air yang disarankan ialah sebanyak 2-3 kali dalma sehari. Tentunya sangat disesuaikan dengan kondisi cuaca dan media. Namun pastikam bahwa media selalu memiliki ketersediaan air yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

  • Pemupukan

Jika biasanya menggunakan larutan nutrisi AB Mix maka pada tahap ini digantika dengan pemupukan yang bersal dari senyawa organik. Anda dapat membuatnya dari tanaman yang bernama daerah ki pahit (Thitonia diversofolia) tanaman ini banyak di temui di derah pedesaan.

Untuk mengantisipasi ketersediaannya maka anda bisa melakukan budidaya tanaman ini secara konvensional sehingga tentunya anda akan memiliki stok yang melimpah tanaman ini sendiri. Untuk dapat digunakan sebagai sumber unsur hara organik dalam budidaya hidroponik, tanaman ini harus difermentasi terlebih dahulu selama 7-14 hari.

Tentu waktu ini relarif lebih lama ketimbang penggunaan larutan nutrisi AB Mix yang membutuhkan persiapan yang singkat. Selain itu juga, masih terdapat kendala lain yakni kandungan unsur hara makro dalam tanaman ki pahit rekatif lebih sedikit. Karenanya anda harus rutin menanmbahkan dosis pemupukan pada tanaman sesuai dengan pertumbuhan yang dialami tanaman.

Jika tidak dilakukan , maka bisa jadi tanaman tidak akan tumbuh optimal dan cenderung mengalami gejala kekurangan unsur hara. Sehingga pada akhirnya akan berakibat pada lambatnya pertumbuhan tanaman.

  • Perempelan

Perempelan dilakukan pada beberapa jenis tanaman sayuran seperti sawi, kubis, brokoli dan tanaman sayuran buah lainnya. Perempelan bertujuan agar tanaman dapat fokus menghasilkan buah atau bunga yang menjadi hasil yang akan dipanen dari komoditas yang di tanam tersebut. Perempelan dilakukan dengan membuang sejumlah daun yang berukuran besar, terlampau tua dan menunjukkan gejala kekuningan atau terserang hama dan penyakit . Kemudian buat jauh daun hasil perempelan agar tidak menular kepada tanaman yang sehat.

  • Sanitasi Lingkungan 

Sanitasi lingkungan merupakan faktor pendukung dalam pemeliharaan dan perawatan tanaman sayuran hidroponik. Sanitasi lingkungan dilakukan dengan cara memebersihkan area atau lokasi tanaman di tanam. Selain itu, anda harus rutin membersihkan wadah atau pot kedia tanam, terutama pada sistem kultur aur dan NFT. Wadah yang transparan akan rentan terjenan serangan lumut apalagi jika dalam kondiai tergenangi air. Lakukan sanitasi atau pembersihan lingkungan setiap 2-4 minggu sekali.

4. Penanggulangan Hama dan Penyakit Tanaman (HPT)

Menanam sayuran secara hidroponik juga rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Karena itulah perlu dilakukan penanggulangan hama dan penyakit secara terpadu sebagaimana cara menanam cabe hidroponik dengan paralon.

Karena topik kita adalah sayuran organik maka pengendalian HPT pun dilakukan secara organik, yakni menggunakan tanaman kacang babi (Tephrosia vogelii) . Ekstrak tanaman ini yang telah difermentasi terbukti dapat mengendalikan dan mengusir serangan beberapa jenis serangga seperti belalang, jangkrik, ulat dan jenis serangan hama lainnya.

Pengendalian HPT  sebaiknya dilakuka  setiap 3-4 minggu sekali dengan dosis dan intensitas yang dinaikkan secara berkala jika gejala serangan menunjukkan peningkatan.

5. Sayuran Hidroponik Organik Siap Dipanen

Panen tergantung kepada jenis sayuran yang ditanam seperti juga cara menanam hidroponik dengan media arang sekam . Jika sayuran daun seperti kangkung, bayam dan sawi-sawian, maka tanaman dapat dipanen pada usia 21-25 hari. Sedangkan sayuran seperti kubis, sawi putih dan brokoli dapat di panen pada umur 90 hari setelah tanam.

  • Pada dasarnya tanaman yang akan di panen dmbiasanya menunjukkan kriteria panen seperti warna daun, ukuran bunga dan juga tinggi tanaman.
  • Pemenenan sebaiknya dilakukan pada sore hari untuk mempertahankan kualitas panen.
  • Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman dari media tanam.
  • Kemudian bersihkan, dan pisahkan dengan tanaman yang memiliki kualitas yang buruk.
  • Simpan hasil panen ditempat yang sejuk, atau langsung dapat uuga dijual ke pasar.

Mudah bukan, cara menanam sayuran hidroponik organik menggunakan 3 sistem alternatif. Tentunya dapat semakin menambah pengetahuan anda mengenai budidaya pertanian moderen yang menyehatkan. Jangan lupa untuk langsung mencobanya sendiri di rumah, dan rasakan manfaat untuk dapat mengkonsumsi sayuran menyehatkan yang baik bagi tubuh. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.