Tanaman cabe hingga kini masih terus dibudidayakan oleh para petani karena peluang memperoleh keuntungan yang melimpah sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan harga cabe yang fluktuatif dikisaran harga yang cukup tinggi.
Menurunnya jumlah petani di Indonesia karena semakin berkurangnya generasi muda yang mau meneruskan profesi orang tuanya menjadi petani turut menjadi penyebab mengapa harga komoditas pertanian termasuk cabe sering melambung tinggi. Seharusnya peluang seperti ini bisa kita manfaatkan untuk memperoleh keuntungan dengan mencoba membudidayakan cabe.
Varietas cabe sendiri ada bermacam-macam dan salah satunya adalah cabe rawit. Cabe rawit memiliki keunggulan usia hidup yang lebih lama sehingga cocok untuk ditanam baik pada lahan perkebunan maupun di pekarangan rumah.
Dalam budidaya cabe rawit tentunya kita tidak berpikir akan selalu mulus tanpa ada serangan hama. Tanaman cabe rawit juga memiliki berbagai macam hama dan penyakit yang mengancam kelangsungan produksi tanaman tersebut. Baca juga Cara Menanam Cabe sistem Plastik Mulsa
Agar hasil panen cabe rawit kita bisa optimal, maka kita harus mempelajari betul bagaimana cara mengatasi penyakit pada tanaman cabe rawit. Pada artikel kali ini kami akan mencoba mengulasnya lebih detail untuk anda.
1. Penyakit Rebah Semai
Ini merupakan penyakit paling awal yang dihadapi oleh para petani cabe rawit karena penyakit ini menyerang tanaman ketika masih dalam media persemaian. Gejala rebah semai adalah bagian pangkal batang dekat akar akan busuk menyusut lalu patah. Penyebab rebah semai adalah infeksi jamur.
Cara mengatasi penyakit rebah semai pada cabe rawit adalah dengan menyemprotkan fungisida kontak berbahan aktif karbendazim dan fungisida sistemik berbahan aktif metalaksil atau dimetomorf.
Penting untuk melakukan upaya pencegahan yaitu dengan merendam biji benih cabe rawit terlebih dahulu pada larutan fungisida sistemik dimetomorf dengan konsentrasi 1 gram / liter guna mencegah infeksi jamur pada benih nantinya. Baca juga Cara Menanam Bawang Merah
2. Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Cabe Rawit
Penyakit layu fusarium biasanya baru terjadi setelah tanaman cabe rawit pindah tanam ke lahan yang sudah disediakan. Hal ini disebabkan oleh infeksi jamur patogen fusarium pada area perakaran yang menyebabkan tanaman cabe
rawit akan tampak layu ketika hari agak siang lalu kembali segar ketika hari telah sore. Lama-kelamaaan tanaman cebe rawit akan semakin kering dan menggugurkan daunya lalu mati. Baca jug Cara Menanam Daun Bawang Hidroponik
Sayangnya hingga saat ini belum ada fungisida baik kontak maupun sistemik yang benar-benar ampuh untuk mengatasi serangan layu fusarium jika itu sudah terjadi.
Yang paling tepat adalah melakukan langkah pencegahan dengan cara mengaplikasikan trichoderma pada pupuk kandang dasar serta mengocorkan trichoderma beberapa hari setelah tanam.
Trichoderma merupakan jamur baik yang bersimbiosis dengan akar tanaman dan membunuh jamur patogen dalam tanah seperti fusarium sp yang menyebabkan penyakit layu fusarium pada tanaman cabe rawit.
3. Layu Bakteri
Gejalanya sama dengan layu fusarium, hanya saja fasenya sangat cepat sehingga hanya dalam waktu 3 hari tanaman akan kering dan seluruh daun akan meranggas rontok sehingga tanaman mati kering (hampir gosong). Layu bakteri disebabkan oleh bakteri patogen dalam tanah yang menginfeksi area perakaran tanaman. Cara Budidaya Ikan Air Payau
Meski sangat mengerikan namun jika anda tanggap maka anda bisa mengatasi infeksi bakteri ini dengan bakterisida sistemik berbahan aktif streptomicyn. Bakterisida ini bekerja secara sistemik dan menghentikan infeksi bakteri pada area perakaran.
4. Daun Keriting
Jika anda menanam cabe rawit dimusim kemarau maka penyakit daun keriting akan mudah menyerang tanaman cabe anda. Penyebab penyakit keriting sebenarnya ada banyak seperti tanaman kekurangan nitrogen, serangan kutu daun dan infeksi virus gemini.
Yang paling sering menyebabkan daun keriting adalah serangan hama kutu daun yang sudah membawa virus gemini.
Tanaman cabe yang daunnya sudah keriting akan sulit untuk diobati namun kita bisa mencegahnya dengan mengendalikan vektornya yakni thrips, kutu kebul, dan aphids.
Untuk mengendalikan vektornya maka anda harus rutin menyemprotkan insektisida berbahan aktif abamektin ataupun dimetoat minimal seminggu sekali. Gunakan juga insektisida sistemik berbahan aktif imadikoplorid minimal 2 Minggu sekali. Diharapkan dengan mengendalikan vektornya maka penyakit daun keriting tidak meluas. Baca juga Cara Mengatasi Hama Tanaman dengan Pestisida Alami
5. Daun Bulai
Daun bulai pada tanaman cabe ialah munculnya bercak-bercak kuning pada daun cabe yang lama kelamaan meluas disertai dengan keriting daun atau daun berhenti tumbuh.
Penyakit bulai pada tanaman cabe rawit tentu merusakkan klorofil dan menghambat proses fotosintesis tanaman. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan, perkembangan dan produktifitas tanaman cabe rawit.
Penyebab penyakit bulai ialah virus gemini yang biasanya menginfeksi tanaman cabe rawit mealui serangga vektor seperti aphids, thrips dan kutu kebul. Selain itu, benih cabe rawit yang berasal dari tanaman cabe rawit yang sudah terinfeksi virus gemini juga berpotensi membawa bibit vieus tersebut. Cara Mengatasi Penyakit Korisa (Snot) Pada Ayam
Upaya pencegahan penyakit gemini adalah dengan cara menanam varietas cabe yang tahan gemini virus dan mengendalikan vektornya dengan insektisida berbahan aktif abamektin.
6. Penyakit Patek (Antraknosa)
Penyakit patek (antraknosa) merupakan penyakit khas musim hujan bagi tanaman cabe. Dibandingkan cabe keriting, maka cabe rawit ini lebih rentan terkena antraknosa pada bagian buahnya. Gejala pathek adalah membusuknya bagian buah dengan lesi kehitaman dan melingkar.
Lesi ini lama-kelamaan akan menyebar dan membusukkan seluruh bagian buah. Penyebab dari antraknosa adalah infeksi jamur dan juga pada sebagian kecil kasus karena infeksi bakteri. Hal ini terjadi karena kelembaban area tanam yang tinggi di musim penghujan.
Memang sangat sulit untuk benr-benar menghilangkan penyakit antraknosa pada cabe rawit jika anda menanamnya di musim penghujan (kecuali jika anda menanamnya dalam rumah kaca). Namun kita bisa meminimalisir dampak serangan antraknosa dengan melakukan beberaa tindakan.
Cara Mencegah Penyakit Antraknosa :
- Menanam varietas cabe yang tahan akntraknosa
- Mengatur tinggi bedengan serta jarak tanam
- Mengurangi penggunaan pupuk nitrogen di musim penghujan
- Menambahkan pupuk kalium dan kalsium di musim penghujan
- Memberi perlakuan trichoderma pada lahan bedengan
Cara Mengatasi Penyakit Antraknosa :
- Buang segera buah yang terkena antraknosa
- Segera semprotkan fungisida kontak berbahan aktif propinep atau klorotalonil selama 3 hari berturut-turut menggunakan pelekat
- Setelah itu semprotkan fungisida sistemik berbahan aktif dimetomorf atau difekonazole setiap 5-7 hari sekali
- Setelah ada penurunan serangan, maka interval penyemprotan fungisida kontak menjadi 2-3 hari sekali dan fungisida sistemik menjadi 7 hari sekali. Pada saat yang bersamaan maka fungisida kontak dan sistemik boleh dicampur.
Demikianlah macam-macam cara mengatasi penyakit pada tanaman cabe rawit. Budidaya cabe rawit memang memiliki tantangan tersendiri, namun jika anda berhasil maka keuntungan yang anda peoleh pun sangatlah tinggi.
Semoga dengan membaca artikel ini anda menadi lebih paham tentang cara megatasi penyakit pada tanaman cabe rawit. Jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lain seperti Cara Mengatasi Cacar Buah Melon dan Cara Mengatasi Pathek (Antraknosa) pada Tanaman Cabe.