8 Hama dan Penyakit Talas beserta Penanganannya

Penanganan pengendalian organimse pengganggu tanaman adalah yang sangat penting dilakukan supaya budidaya tanaman nantinya dapat memberikan panen yang optimal. Pada budidaya tanaman talas, organisme pengganggu berasal dari hama, penyakit, dan gulma.

Berikut adalah beberapa hama dan penyakit yang sering dijumpai dan menyerang tanaman talas beserta cara pengendaliannya.

Penanganan Hama

1. Hama Aphis gossypii

Hama Aphis gossypii dapat merusak tanaman talas dengan cara mengisap cairan pada daun. Hama ini dapat mengeluarkan cairan madu dan dapat menarik semut. Tanaman yang terserang Hama Aphis gossypii memiliki ciri-ciri daun kering dan keriting.

Hama Aphis gossypii juga menyerang melon, timun, labu, dan kapas. Untuk pengendaliannya dengan menggunakan insektisida dengan kandungan aktif carbaryl, diazinon dimetoat, dan malation. Penggunaan dengan insektisida jika tingkat gempurannya tidak tinggi pada tanaman muda dan itu bisa diatasi.

Serangan pada Hama Aphis gossypii dapat menyebar ke seluruh dunia kecuali negara yang memiliki musim dingin seperti Siberia dan Kanada.

2. Hama Ulat Heppotion calerino

Hama Ulat Heppotion calerino merupakan ulat dengan ukuran besar dengan memakan pada bagian helai daun. JIka Populasinya besar, Hama Ulat Heppotion calerino ini bukan hanya makan helai daunnya saja, akan tetapi makan pada bagian pelepah daun sehingga tanaman talas menjadi gundul.

Hama Ulat Heppotion calerino dapat dikendalikan dengan cara pengambilan ulat serta hancurkan. Bisa juga dengan pembajakan tanah, dikarena kepompong ulat tersebut berada di dalam tanah.

Untuk pengendaliannya secara kimiawi bisa dengan menggunakan insektisida berbahan dasar aktif carbaryl terhadap lahan dengan tingkat serangan 50%. Pengendalian dengan cara kimiawi telah di lakukan di Papua Nugini

Hama Ulat Heppotion calerino selain dapat menghancurkan tanaman talas, hama ulat ini juga dapat menghancurkan tanaman kacang hijau, ubi gulan dan jalar.

Hama Ulat Heppotion calerino dapat menyebar dan ditemukan di beberapa negara dengan musim tropika dan sub tropika seperti di Australia dan Pasifik.

3. Hama Serangga Agrius convolvuli

Sama dengan Ulat Heppotion calerino, Serangga Agrius convolvuli memiliki ukuran besar dengan memakan helai daun talas. Dengan populasi besar pun, serangga tersebut dapat memakan pelepah daun dan tanaman sehingga menjadi gundul.

Serangga Agrius convolvuli dapat dikendalikan sama dengan ulat heppotion, yaitu dengan cara mengambilnya dan dibakar, atau dengan cara pembajakan tanah karena keopmpongnya ada di dalam tanha. Pengendalian secara kimiawi dapat menggunakan insektisida dengan bahan aktif carbaryl 0,2% pada ulat yang masih kecil.

Serangga ini dapat menyebar di beberapa negara yaitu Afrika, Australia, Bangladesh, Burma, Cina Selatan, Eropa Selatan, India, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, kepulauan-kepulauan di pasifik dan Papua Nugini

Kepompong hidup di dalam tanah, pembajakan tanah dapat membantu membasmi kepompong. Sedangkan, penghancuran ulat adalah langkah yang tepat untuk area kecil.

4. Ulat Spodoptera litura

Ulat Spodoptera litura kecil akan memakan daun sehingga lapisan epidermis daun menjadi hilang dan daun terlihat transparan dan kering. Jika Ulat Spodoptera litura dewasa, ulat tersebut akan memakan daun sampai tanaman talas menjadi gundul.

Untuk pengendalian, bisa menggunakan insektisida dengan bahan aktif carbaryl pada tingkat serangan 50% dan dilakukan ketika ulat masih berukuran kecil. Selain itu, bisa gunakan monokrotofos, kuinalfos dan endosulfan agar lebih efisien.

5. Serangga tetranycus cinnabarinus

Serangga tetranycus cinnabarinus menyerang tanaman talas dengan cara menghisap cairan daun yang mengakibatkan helai daun menjadi bintik-bintik kuning dan putih. Pada populasi tinggi, daun menjadi putih, layu, dan akhirnya mati. Untuk pengendaliannya menggunakan pestisida dengan bahan aktif azodrin, caerol, galecron, plictron, omite, dan trition.

6. Hepialiscus sordida

Hepialiscus sordida menyerang pada bagian daun sehingga berlubang dengan tanda garis tengan 5-10 cm dan terisi kotoran serangga. Jika terjadi serangan yang sangat parah, umbi akan hilang dan hanya pangkal batangnya saja sehingga mudah dicabut. Petani bisa mengendalikannya dengan menggunakan pupuk kandang.

7. Serangga tarophagus proserpina

Serangga tarophagus proserpina baik itu nimfa atau serangga dewasa menyerang dengan cara menghisap daun talas menjadi klorosis kecoklatan. Untuk pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan jenis pemangsa seperti Cyrtorthinus pulus dan jenis serangga lainnya yang efektif. Untuk pengendalian secara kimiawi bisa menggunakan dengan insektisida berbahan aktif seperti carbaryl, malatonin, dan tri chloroform.

8. Serangga bemisia tabaci

Bemisa tabaci sama dengan serangga tarophagus karena serangga ini menyerang dengan cara menghisap daun dan tanaman menjadi kerdil. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cabaryl, tri-chloroform dan malation.

Penangan Penyakit

Penyakit Hawar daun memiliki beberapa gejala awal yang harus diperhatikan, yaitu terdapat bercak kehitaman dan dapat membesar dan jika penyakit ini sudah sangat berat daun akan berubah menjadi kering.

Untuk pengendaliannya sendiri dapat dilakukan dengan cara menanam talas dengan varietas unggul yang memiliki daya tahan tinggi terhadap penyakit dan serangan hawar daun.