Organisme yang menjadi hama pada tanaman cabai sangat mengganggu proses pembudidayaannya, meskipun tanaman cabai cenderung bisa tumbuh di mana saja atau tidak memerlukan tempat dan suhu tertentu. Hama pada satu tanaman cabai bisa menular pada tanaman cabai lainnya yang ada di sekitarnya dan menjadi serangan hama dalam skala lebih besar. Belum lagi jika masa penanaman cabai dilakukan pada saat musim kemarau, serangan hama kan menjadi lebih masif.
Dalam rangka pemaksimalan budidaya tanaman cabai, Petani yang bergelut di bidang ini perlu mewaspadai dan membuat rencana yang tepat dalam upaya pembasmian hama. Berbagai jenis hama pada tanaman cabai biasanya adalah trips, kutu (aphids dan kebul), tungau, ulat buah, lalat buah, dan ulat gerayak.
1. Trips
Hama jenis ini berwarna kuning kecokelatan dan bergerak sangat cepat, trips biasanya muncul dalam jumlah yang banyak pada saat musim kemarau. Trips diidentifikasi sebagai virus yang mengakibatkan tanaman cabai terkena penyakit keriting.
Gejala yang muncul pada tanaman cabai jika terkena cairan virus trips yaitu noda berwarna perak pada daun. Setelah munculnya noda pada daun pohon cabai, daun akan mengeriting ke arah atas.
Dalam upaya mengatasi virus yang disebabkan oleh trips, Petani dianjurkan untuk tidak menanam cabai secara bertahap pada jarak yang berdekatan, menyemprotkan insektisida secara teratur seperti Cucacron 50 EC dengan konsentrasi dua mililiter/liter, Agrimpex 18 EC dengan konsentrasi satu mililiter/liter, demolish 18 EC, Abuki 50 SL, dan Abamectin 21 EC.
2. Kutu daun (aphids)
Hama kutu aphids bisa menyerang selama masa pertumbuhan tanaman cabai. Intensitas serangan terbesar terjadi selama musim kemarau. Hama kudu daun terbagi atas organisme kudu daun persik (Mizus persicae) dan kutu daun kapas (aphis gossypii).
Gejala yang ditimbulkan oleh hama jenis ini yaitu daun cabai menjadi keriput dan kerdil. Dalam tingkat serangan yang lebih parah, tanaman cabai bisa menjadi layu dan mati. Selain itu, kutu ini diketahui sebagai vektor dari beberapa virus seperti virus PVY dan PLRP.
3. Kutu kebul (white fly)
Serangan dari hama kutu kebul membuat tanaman cabai menjadi bulai karena terkena virus Gemini (kuning). Serangan kutu kebul akan berkurang ketika musim hujan. Biasanya hama jenis ini bisa terlihat atau muncul pada permukaan daun dan bisa bertelur. Akibat dari serangan hama ini, daun cabai menjadi menguning dan tidak sehat.
Ekskresi yang disebabkan oleh kutu kebul berupa noda nektorik pada daun akibat sel-sel dan jaringan yang ada pada daun cabai telah rusak. Cara mengendalikan serangan kutu kebul: melakukan penggiliran tanaman yang tidak termasuk ke dalam kelompok tanaman inang dari hama jenis ini, mengendalikan gulma yang bisa menjadi faktor bersarangnya inang, mengumpulkan dan membakar sisa tanaman yang telah terkena kutu kebul, serta memberi larutan permethrin 25 EC, imidacloprid 200 SL, teflubenzuron 50 EC, dan metidation pada bagian bawah daun.
4. Tungau (mite)
Tungau merupakan jenis hama yang sering salah diklasifikasikan oleh para Petani cabai. Mereka menganggap bahwa tungau masuk ke dalam jenis serangga, tetapi sebetulnya bukan. Maka dari itu, untuk membasmi tungau, Petani memerlukan akarisida, bukan insektisida.
Hama jenis ini berukuran sangat kecil (berukuran sekitar satu milimeter), sehingga menyebabkan Petani kurang waspada dan tidak menyadari kemunculan tungau pada tanaman cabai. Tungau umumnya menyerang bagian daun muda dan membuatnya jadi terbakar. Selain itu, tungau yang menyerang daun tua akan menyebabkan daun menjadi melengkung seperti sendok terbalik dan tepian daunnya mengeriting.
Selain menyemprotkan cairan akarisida, Petani bisa mengatasi hama ini dengan mengumpulkan bagian-bagian tanaman cabai yang telah terserang tungau untuk dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dibakar.
5. Lalat buah
Hama berjenis lalat pada buah cabai merupakan faktor lain yang menyebabkan Petani cabai gagal panen. Serangan lalat buah ditandai dengan adanya bitnik hitam pada bagian pangkal buah cabai. Pada saat cabai dibelah, terdapat belatung (larva). Lalat buah ini bisa bertelur di dalam buah cabai. Serangan terberat yang dilakukan oleh lalat buah yaitu terjadi pada musim penghujan.
Upaya pengendalian atas lalat buah pada tanaman cabai bisa dilakukan dengan cara mengumpulkan buah cabai yang sudah terserang untuk dimusnahkan, memerangkap lalat buah dengan alat berbahan petrogenol, melalukan penyemprotan insektisida, dan melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang lalat buah.
6. Ulat buah
Ulat buah menyerang tanaman cabai yang sudah berbuah. Tidak hanya pada pohon cabai, ulat buah juga bisa menyerang pohon tomat dan kedelai. Cabai yang sudah terserang ulat biasanya akan berlubang, dan terdapat ulat jika dibelah.
Ketika musim penghujan, serangan ulat buah dikontaminasi dengan cendawan yang menyebabkan buah membusuk. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan hama ulat ini yaitu dengan melakukan penyemprotan insektisida, memusnahkan buah cabai yang sudah terkontaminasi ulat, dan melakukan pergiliran tanaman.
7. Ulat gerayak
Ulat gerayak atau biasa dikenal sebagai hama tembakau sangat sering muncul dan menyerang tanaman cabai di wilayah Asia. Hama jenis ini mengganggu tanaman cabai dengan cara memakan daun dan buahnya. Lebih parah lagi, ulat gerayak bisa menyerang tanaman bersama-sama dalam jumlah yang banyak dengan cara memakan daun hingga habis sehingga hanya tersisa tulang daun atau daun menjadi berlubang.
Biasanya, ulat gerayak menyerang pada malam hari dan mengganas di musim kemarau. Sama dengan hama pohon cabai lainnya, cara mengatasinya yaitu dengan cara menyemprotkan insektisida, memberikan tanaman perangkap, dan memusnahkan ulat gerayak dan telurnya.