7 Jenis Hama pada Tanaman Padi

Jenis-jenis hama yang biasa ditemukan pada tanaman padi sangat beragam. Hama ini merupakan organisme yang merugikan bagi tanaman, begitu pun dengan padi. Dengan demikian, seorang Petani wajib mengetahui jenis-jenis hama dan bisa mengatasinya ketika membudidayakan tanaman padi, mengingat bahwa padi (Oryza sativa) merupakan sumber pangan utama bagi orang Indonesia.

Diketahui dalam setahun, banyak Petani yang kehilangan sekitar 37 persen tanamannya karena hama dan penyakit, sehingga dalam mengelola tanaman padi yang baik, Petani harus bisa mendiagnosis secara akurat kapan waktu-waktu yang tepat untuk mengantisipasi datangnya hama jika tidak ingin mengalami kerugian besar. Berikut merupakan jenis-jenis hama yang bisa menyerang tanaman padi.

1. Tikus

Di wilayah Asia, tikus merupakan hama yang menyebabkan Petani kehilangan sekitar 5-10 persen tanaman padi setiap tahun. Tikus tidak menyukai tempat-tempat yang luas dan terbuka demi terhindar dari serangan predator. Hewan ini suka bersembunyi dengan cara menggali tanah di daerah rerumputan dekat saluran utama irigasi, di kebun, dan wilayah non-tanaman lainnya. Agar bisa mengendalikan hama tikus saat menanam padi, sebaiknya Petani memerhatikan waktu pengendalian tikus selama tiga minggu awal masa tanam padi.

Cara yang bisa ditempuh dalam mengatasi hama tikus yaitu, membanjiri, menggali, dan mengasapi lubang-lubang tikus serta menakut-nakutinya dengan cara menutup vegetasi tumbuhan padi menggunakan jaring. Selain itu, Petani juga bisa menggunakan anjing untuk mendeteksi lubang tikus yang aktif dan memasang perangkap hingga racun tikus.

Kiat-kiat yang bisa dilakukan Petani untuk mencegah timbulnya hama tikus yaitu, memberikan jaring penutup padi agar mencegah tikus membuat lubang di sekitarnya, bersihkan area sawah dari tanaman gulma yang tinggi, melakukan penanaman padi pada waktu yang bersamaan dengan Petani lain dengan jarak waktu dua minggu, dan gunakan Strategic use of Trap Barrier System (sistem penghalang perangkap) selama musim tanam.

2. Serangga

Terdapat lebih dari 100 jenis serangga yang dikategorikan sebagai hama pada tumbuhan padi pada umumnya. Namun, hanya sekitar 20 jenis yang bisa menyebabkan kerugian ekonomi. Agar bisa mengatasi serangan hama, Petani perlu memiliki rencana untuk mengendalikan hama. Penyemprotan pada tanaman padi sebenarnya tidak dianjurkan untuk dilakukan ketika masa tahap awal pertumbuhan tanaman padi karena pada masa itu tanaman bisa mengendalikan diri secara otomatis dari banyak kerusakan yang mungkin terjadi.

Pada masa awal penanaman padi, beberapa jenis serangga seperti wereng, ulat belatung, dan ulat gerayak bisa menyebabkan kerusakan yang cukup kentara. Namun, kerusakan itu tidak sampai menyebabkan kerusakan tanaman padi secara keseluruhan.

Dalam banyak kasus, insektisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan belatung mungkin bisa menguntungkan Petani. Namun, ternyata hal itu bisa menyebabkan ketidakseimbangan populasi serangga alami sehingga wabah hama bisa terjadi dan tidak terkendali.

3. Wereng

Hama jenis ini biasanya menyerang tanaman padi dengan cara menghisap cairan yang ada pada batang padi dan menularkan virus tungro yang berbahaya bagi pertumbuhan tanaman padi. Dalam mengatasi hama wereng, Petani bisa menggunakan cara-cara seperti memberikan jarak tanaman padi dan melakukan pergantian tanaman dengan tanaman lainnya. Dikhawatirkan pertumbuhan hama wereng akan meningkat jika jarak antar tanaman padi terlalu rapat.

4. Keong mas (golden apple snail)

Terdapat lebih dari 100 jenis keong yang ada di muka bumi. Namun, hanya dua jenis dan termasuk keong mas yang menyebabkan kerugian pada tanaman padi. Keong mas memakan tumbuhan padi yang masih muda. Hama jenis ini memotong batang padi dari dasar dan menghancurkan seluruh tanaman.

Keong mas dapat menyebar melalui saluran irigasi sebagai jalur pendistribusian air dan ketika banjir terjadi. Ketika tidak air, keong mas biasanya mengubur diri dalam lumpur dan berhibernasi hingga enam bulan hingga air muncul lagi. Biasanya keong mas merusak tanaman padi sampai umur 30 hari. Setelah tanaman padi mencapai 30-40 hari, maka tanaman padi sudah cukup kuat untuk menahan serangan keong.

5. Walang sangit dan kepik hijau

Hama jenis ini menyebabkan tanaman padi berkualitas buruk. Keduanya memberikan bekas tusukan pada bagian tanaman padi, meninggalkan bercak bekas isapan pada buah padi, dan membuat tumbuhan padi menjadi lebih kerdil dari pada umumnya.

Dalam mengatasi hama walang sangit dan kepik hijau, Petani bisa memusnahkan telur-telur atau bibit kepik dengan cara menyemprotkan pestisida secara berkala pada, dan menyemprotkan air sabun pada sarang walang sangit.

6. Burung

Jenis hama pada tanaman padi lainnya yaitu burung. Burung pemakan padi menyebabkan tanaman padi kehilangan buahnya. Biasanya burung akan memakan buah padi pada fase susu atau ketika padi sudah matang.

Cara mengatasi hama burung pada tanaman padi yaitu dengan mengusir dan menakut-nakutinya, memasang jaring di atas tanaman padi, membuat kebisingan agar burung tidak datang dan hinggap di tanaman padi, memasang bendera dan orang-orangan sawah.

7. Penggerek batang padi

Hama yang satu ini ada banyak jenisnya, berwarna putih, merah jambu, kuning, dan belang. Hama penggerek akan menyerang batang dan pelepah daun padi. Dalam memusnahkan organisme ini, Petani perlu mencabut tanaman yang dihinggapi oleh pengerek agar populasinya tidak bertambah dan mengganggu tanaman padi lainnya.

Dari semua jenis hama yang ada pada tanaman padi, bisa disimpulkan bahwa hama-hama tersebut perlu dibasmi agar Petani tidak mengalami gagal panen. Petani bisa mencari solusi dengan memberikan obat pembasmi hama dan praktik mengontrol serangga pada tanaman padi seperti cara yang sudah disebutkan di atas. Hal yang tidak kalah penting yaitu dengan memerhatikan waktu atau masa-masa tertentu selama pertumbuhan tanaman padi karena berkaitan dengan waktu munculnya hama-hama tersebut.