Istilah cangkok dan okulasi tentu sudah familiar atau sering Anda dengar. Kedua teknik ini merupakan teknik untuk memperbanyak serta memperbaiki kualitas tanaman. Cangkok dan okulasi disebut juga dengan perbanyakan vegetatif, di mana teknik ini juga digunakan tanaman sebagai proses berkembang biak.
Namun, perkembangbiakan tanaman yang menggunakan teknik cangkok dan okulasi termasuk ke dalam kembang biak aseksual, atau tidak melalui perkawinan, melainkan dengan cara campur tangan manusia. Walaupun berkembang biak dengan cara buatan, cangkok dan okulasi sama-sama membawa manfaat yang baik, di antaranya adalah untuk memperbaiki kualitas dan memperbanyak kuantitas hasil dari tanaman tersebut.
Selain itu, cangkok dan okulasi sama-sama menggunakan batang tanaman untuk prosesnya. Sayangnya, masih banyak di antara Anda yang bingung mengenai perbedaan kedua teknik ini, karena memang banyak miripnya.
Cangkok merupakan teknik memperbanyak tanaman dengan cara menumbuhkan tanaman baru. Maka, pada teknik cangkok, tanaman induk dan tanaman yang akan dicangkokkan tidak perlu dalam satu varietas yang sama. Mungkin Anda pernah bertanya-tanya juga, kenapa tanaman cangkok cepat berbuah?
Jawabannya ada pada pemilihan tanaman induk, yang nantinya akan digunakan sebagai batang bawah, untuk mempunyai sifat yang unggul dan sehat. Untuk menghasilkan tanaman induk yang batangnya paling ideal untuk teknik cangkok, Anda dapat membesarkan batang pohon terlebih dahulu. Jika tanaman induk bersifat unggul, maka tanaman baru akan:
Selain itu, proses pencangkokan juga membutuhkan waktu yang tidak lama, yakni hanya sekitar tiga bulan dan pohon akan dapat berbuah dalam waktu empat tahun. Beberapa jenis tanaman yang bisa diperbanyak dengan menggunakan teknik cangkok, antara lain mangga, beberapa jenis jeruk, beberapa jenis jambu, belimbing dan delima.
Selain untuk memperbanyak tanaman, tujuan dari cangkok adalah untuk memperbaiki kualitas bunga atau hasil panen dari tanaman. Hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum memulai cangkok adalah:
Kelemahan dari teknik cangkok, yaitu tidak bisa dilakukan secara besar-besaran, karena dalam satu pohon induk tidak diperbolehkan ada banyak cangkokan. Selain itu, teknik cangkok terasa sulit untuk dilakukan di daerah yang tidak memiliki banyak air.
Teknik okulasi hampir mirip dengan cangkok, yakni sama-sama untuk memperbanyak tanaman dan membutuhkan batang bawah yang unggul untuk prosesnya. Bedanya, okulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yakni okulasi menempel dan okulasi menyambung.
Perbedaanya:
Okulasi harus dilakukan pada tanaman yang berasa dalam satu jenis atau varietas. Syaratnya, batang bawah harus unggul dan sehat, walaupun batang atas atau tunasnya berasal dari jenis yang kurang baik.
Teknik okulasi dinilai akan memberikan hasil panen yang lebih baik dan produktivitasnya tinggi. Tanaman-tanaman yang dapat Anda perbanyak dengan menggunakan teknik okulasi, contohnya jeruk, memilih bibit kakao, belimbing, alpukat, mangga, jambu, hibiscus, menanam bunga mawar dan bugenvil.
Tujuan lain dari okulasi sendiri adalah untuk melestarikan varietas tanaman, serta meningkatkan panen atau produktivitas. Namun, dibandingkan dengan teknik cangkok, teknik okulasi membutuhkan keahlian khusus dan resiko kegagalan yang cukup besar, walaupun yang digabungkan dan ditempelkan adalah tanaman yang sejenis.
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…