Gagasan untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang lebih bernilai sudah ada sejak lama. Contohnya dapat kita temukan pada cara membuat taman bunga dari barang bekas dan adanya gerakan membuat pupuk kompos secara mandiri dari sampah organik. Namun pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana cara membuat pupuk kompos dari sampah organik?
Tidaklah rumit sebenarnya, bahkan bisa dilakukan kapan saja, oleh siapa saja, dan dimana saja. Yang terpenting adalah bagaimana informasi mengenai pembuatan pupuk kompos dari sampah organik bisa disalurkan dengan tepat.
Kendala yang terjadi di lapangan, masih ada masyarakat yang bingung membedakan antara sampah organik dan sampah anorganik. Disamping itu, informasi yang disampaikan masih separuh-separuh sehingga dalam praktek pengolahan sampah organik menjadi kompos tidak berjalan dengan optimal.
Untuk membantu para pembaca sekalian, berikut akan kami jelaskan secara detail mengenai sampah organik, dan bahan-bahan apa saja yang bisa dijadikan pupuk kompos.
Pengenalan Sampah Organik
Sampah organik bisa diidentifikasikan sebagai sampah yang bersifat alami, berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Contohnya adalah sampah daun yang berguguran atau telah dipangkas, sisa pertanian, atau juga sisa sayur-sayuran. Bahan-bahan tersebut di ataslah yang akan kita kelola untuk dijadikan pupuk kompos.
Sedangkan sampah anorganik meliputi sampah yang membutuhkan proses panjang untuk diuraikan. Contohnya plastik, botol bekas, karet, seng, besi, dan lain sebagainya. Sampah-sampah anorganik ini pun layaknya tidak langsung dibuang, tetapi disalurkan ke tempat pengolahan sampah terpadu, semisal Bank Sampah yang keberadaannya udah menjamur di lingkungan warga.
Jika di daerah tempat tingga Anda belum ada bank sampah, maka langkah yang bisa Anda ambil adalah dengan mendaur ulangnya menjadi bahan-bahan kerajinan atau membuat vertical garden dari botol bekas.
Dengan pengenalan akan dua jenis sampah ini, maka kita dapat memilah-milah terlebih dahulu sampah tersebut, pisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik, lalu proses sesuai dengan kriterianya. Kesadaran akan pengolahan sampah secara mandiri inilah yang akan meningkatkan kesejahteraan lingkungan kita.
Lalu bagaimana cara membuat pupuk kompos dari sampah organik? enjelasan lengkapnya silahkan disimak di bawah ini.
Cara Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Organik
Pembuatan pupuk kompos dari sampah organik ini bisa dilakukan secara perorangan atau kelompok, namun mengerjakan secara kelompok akan memberi nilai lebih. Selain dapat memberdayakan masayrakat sekitar, membuat pupuk kompos secara berkelompok juga menjanjikan hasil yang lebih banyak, karena sampah organik yang didapat pun lebih banyak dibanding jika kita mengumpulkan sendiri.
Persiapan alat dan bahan:
- Daun yang gugur atau yang sudah dipangkas
- Sisa sayuran
- Rumput atau jerami dan sisa pertanian lainnya
- Kotoran kambing
- Larutan gula sebanyak min. 100 ml
- Bakteri EM4 sebanyak 10 ml
- Wadah penampungan berpenutup
Cara pengolahan sampah organik:
1. Potong atau cacah terlebih dahulu bahan-bahan yang sudah Anda persiapkan. Alasan pemotongan bahan-bahan dasar ini dapat Anda temukan di cara membuat pupuk organik padat dari limbah rumah tangga.
2. Campur bahan-bahan yang sudah dicacah tersebut dengan kotoran kambing, komposisinya adalah 3 : 1. Untuk pengolahan kotoran kambing sebagai pupuk padat dapat Anda baca di cara membuat pupuk organik padat dari kotoran kambing.
3. Siapkan 100 ml atau setara dengan setengah gelas larutan gula. Jika sampah organik yang terkumpul dalam jumlah banyak, Anda dapat menambahkannya.
4. Siapkan pula bakteri EM4 yang bisa Anda beli di toko-toko pertanian. Jumlah pemberian dapat dilihat pada kemasan atau menyesuaikan banyaknya bahan yang akan diolah. Manfaat dan kegunaan dari bakteri EM4 telah kami singgung pada cara membuat pupuk cair dari daun kelor.
5. Campur semua bahan, termasuk larutan gula dan bakteri EM4, aduk-aduk hingga bahan tersebut tercampur rata. Periksa kelembapan bahan-bahan di atas, jika dirasa kurang lembab, maka Anda dapat menambahkan sedikit air.
6. Bahan pupuk kompos yang sidah tercampur rata dapat segera dimasukkan ke dalam wadah penampungan. Anda bisa mengandalkan ember, tong, atau karung besar. Jangan lupa untuk menutup dengan rapat wadah penampungan tersebut.
7. Proses pengomposan dikatakan berhasil apabila suhu di dalam wadah penampungan tersebut terasa panas. Proses ini akan berlangsung selama kurang lebih 2 – 3 bulan. Anda dapat membuka tutup wadah penampungan selama 2 minggu berselang dan mengaduk-aduk kembali bahan agar proses berlangsung lebih cepat.
8. Pupuk kompos yang sudah matang memiliki ciri-ciri berwarna kehitaman, tidak lagi berbau, serta uap panasnya telah hilang. Jika sudah ada tanda-tanda yang demikian, maka pupuk kompos Anda sudah siap digunakan untuk memberi nutrisi segala tanaman, termasuk pula budidaya pohon cincau rambat.
9. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka sebaiknya pembuatan pupuk kompos dari sampah organik ini dilakuakn secara kontinyu. Dengan demikian, manfaatnya akan lebih terasa.
Bagaimana cara membuat pupuk kompos dari sampah organik? Ternyata sangat mudah, simple, dan tidak butuh tenaga yang besar. Terlebih untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan tidak butuh banyak biaya, siapa sangka pula dari proyek iseng-iseng ini, malah dapat menambah pemasukan bagi Anda dan lingkungan sekitar.
Manfaat dari pupuk kompos sendiri sangatlah beragam, diantarnya, sebagai pelengkap nutrisi yang dibutuhkan oleh tanah dan tumbuhan, mengikat air di dalam tanah, dan juga sebagai pestisida alami layaknya pestisida alami dari bawang putih. Informasi lebih mengenai kompos ini dapat diperoleh pada manfaat humus untuk tanaman.
Mari kita mulai membudayakan pengolahan sampah di sekitar kita. Karena dengan pesatnya arus informasi, kini kita dapat mengetahui berbagai manfaat serta sisi lain dari sampah. Jika dahulu sampah dikenal sebagai hal yang menyebalkan dan kerap dihindari, maka sekarang sampah bisa disulap menjadi sesuatu yang bernilai jual.
Mengolah sampah secara mandiri juga dapat memberi dampak positif pada lingkungan sekitar. Lingkungan menjadi lebih asri, terawat, dan yang lebih penting adalah kita terbebas dari berbagai macam penyakit yang sumbernya berasal dari sampah yang berserakan.