Tanaman

Budidaya Tanaman Kopi Robusta : Penanaman, Pemeliharaan, Pengendalian, dan Panen

Kopi Robusta merupakan salah satu jenis kopi yang paling banyak digandrungi oleh para pecinta kopi. Selain memiliki citarasa yang kaya dan khas, tanaman kopi Robusta juga memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dibudidayakan karena tingginya permintaan di pasaran.

Tetapi tidak semudah yang dibayangkan bahwasanya untuk budidaya tanaman kopi jika tidak dilakukan secara tepat maka akan berakibat menghasilkan panen yang tidak maksimal dengan kurangnya citarasa serta pertumbuhan dan perkembangan biji yang tidak optimal.

Tetapi jika melakukannya dengan tepat maka akan memberi keuntungan kepada petani karena kopi Robusta sangat mudah dibudidayakan dibandingkan kopi lainnya seperti kopi Arabika atau kopi Liberika. Kenapa? Karena tanaman kopi jenis ini tidak memerlukan bahan yang menyulitkan para petani sehingga banyak petani yang beralih membudidayakan tanaman kopi Robusta.

Oleh sebab itu yang perlu diperhatikan ketika membudidayakan tanaman kopi Robusta dengan cara memperhatikan teknis budidaya dan perawatan tanaman kopi yang tepat sehingga ketika dimusim panennya akan mendapatkan hasil yang menguntungkan. Ada beberapa langkah cara menanam kopi bagi pemula yang perlu diterapkan dalam membudidayakan tanaman kopi Robusta.

Penanaman

Ketahui Syarat Tumbuh Kopi Robusta

Lahan Syarat Tumbuh Kopi Robusta (Budidaya Kopi Robusta)

Sebagai langkah awal yang harus diketahui sebelum melakukan proses penanaman jenis kopi ini adalah

  • kopi Robusta sebaiknya ditanam di daerah tropis dengan ketinggian sekitar 800-1500 mdpl, dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun.
  • Suhu yang ideal untuk menanam kopi Robusta ini berkisar 21-24 derajat Celcius.
  • Memiliki bulan kering yaitu 3 bulan/tahun (curah hujan < 60 mm/bulan)

Pemilihan Bibit yang Berkualitas Unggul

Pemilihan Bibit Unggul (Budidaya Kopi Robusta)

Untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas, budidaya kopi Robusta biasanya dipengaruhi oleh bibit. Oleh sebab itu pilihlah bibit yang berkualitas unggul pula. Begitupun sebaliknya jika bibit yang dipilih kurang berkualitas maka hasilnya pun kurang memuaskan. Disarankan lebih baik memilih bibit yang bersertifikasi langsung dari dinas pertanian untuk lebih memastikan bahwa bibit yang kita dapatkan benar-benar memiliki kualitas yang bagus.

Persiapan Lahan

Persiapan Lahan (Budidaya Kopi Robusta)

Tidak hanya memilih bibit yang berkualitas saja tetapi pemilihan lahan yang bagus juga harus diperhatikan. Lahan yang tepat untuk menanam bibit kopi Robusta adalah tanah yang subur dan gembur serta memiliki pH tanah yang mencapai 4,5 – 6,5 sehingga kualitas hasil panen pun akan terjamin dan memuaskan. Tak hanya itu persiapan lahan seharusnya dilakukan setidaknya 1 – 2 tahun sebelum tanaman kopi dipindah tanam, dengan harapan lahan sudah siap untuk proses penanaman kopi Robusta.

  • Disarankan untuk membuat lubang tanaman kopi Robusta dengan diameter 40 cm x 40 cm bagian bawah dan 60 cm x 60 cm bagian atas dengan kedalaman mencapai 60 cm.
  • Pembuatan lubang dilakukan 3-4 bulan sebelum menanam bibit dengan jarak tanaman mencapai 2,5 x 2,5 cm.
  • Pisahkan antara tanah galian bagian atas dan tanah galian bagian bawah.
  • Setelah satu bulan lubang tanam dibuat, berikan belerang dan kapur dolomite masing – masing 200 gram dan campurkan galian tanah bagian bawah, kemudian masukkan kembali kedalam lubang tanam. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menetralisir kadar keasaman tanah (pH tanah).
  • Satu bulan sebelum masa tanam atau satu bulan kemudian berikan pupuk organik yang sudah difermentasi sebanyak 10 – 20 kg dan campurkan dengan galian tanah bagian atas kemudian masukkan ke dalam lubang tanam.

Pemanfaatan Pohon Penaung

Pemanfaatan Pohon Penaung (Budidaya Kopi Robusta)

Dalam setiap budidaya tanaman kopi harus memiliki pohon Penaung. Begitu juga dengan tanaman kopi Robusta. Pohon Penaung berfungsi sebagai pemfilter sinar UV agar tidak mengenai tanaman secara langsung dari terik sinar matahari. Berikut ini adalah detail pembuatan pohon Penaung;

  • Pohon Penaung berfungsi sebagai pencegah erosi / longsor, terutama pada lahan yang memiliki kemiringan sekitar 30%.
  • Siapkan pohon penaung setidaknya 2 tahun sebelum tanaman kopi dipindahkan ke lahan besar.
  • Pilihlah tanaman yang memiliki perakaran yang dalam dan kuat.
  • Pastikan jenis tanaman pohon penaung memiliki cabang yang mudah diatur dan tidak terlalu banyak.
  • Pilih jenis pohon yang berumur panjang, seperti : Leguminosa, kelapa, sengon, dadap, kasuari, jeruk keprok, lamtoro, dll.
  • Tidak berpotensi sebagai inang hama / penyakit kopi.

Proses Pembibitan Kopi Robusta

Proses Pembibitan Kopi Robusta (Budidaya Kopi Robusta)

Sama halnya dengan jenis kopi lainnya. Kopi Robusta bisa dibibitkan melalui proses generatif dan vegetatif. Tentu saja setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Cara Pembibitan Kopi Robusta secara generatif (melalui benih) ini perlu melakukan persiapan lahan bedengan untuk pembibitan.

Pemeliharaan

Setelah penanaman bibit kopi Robusta, proses yang harus dilakukan selanjutnya adalah Penyulaman dan pemupukan.

Penyulaman

Penyulaman (Budidaya Kopi Robusta)

Penyulaman dilakukan untuk tanaman yang mati setelah 2-3 minggu tanam. Kemudian didangir disekitar tanaman dengan jarak 30 cm di sekeliling batang untuk pembersihan gulma (sekali setahun pada awal musim hujan). Hal ini sangat diperlukan dan berkaitan dengan bagaimana cara pemeliharaan tanaman agar tumbuh subur.

Pemupukan

Pemupukan (Budidaya Kopi Robusta)

Pemupukan dilakukan dengan pupuk NPK (berupa campuran pupuk urea, TSP dan KCl), masing-masing ½ dari dosis 100 gram Urea, 50 gram TSP, dan 50 gram KCl, pada saat tanaman berumur 2 tahun. Setelah tanaman berusia 3-4 tahun, tinggi tanaman mencapai 150 cm, dilakukan pemangkasan 30 cm dari pucuk, bila tanah kurang subur maka diperpanjang pemangkasannya menjadi 40-50 cm dari pucuk.

Dalam proses pemeliharaan tanaman kopi robusta ini bisa memberikan perawatan dengan macam-macam pupuk dan manfaatnya bagi tanaman kopi tersebut. Agar bisa mempercepat pembuahan bibit kopi maka perlu diketahui serta memahami cara membuat pupuk organik untuk merangsang buah.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian Hama dan Penyakit (Budidaya Kopi Robusta)

Hama utama kopi yang sangat berpengaruh yang dapat menurunkan produksi dan mutu kopi adalah penggerek buah kopi oleh Hypothenemus hampei ferr. Gejala serangannya dapat terjadi pada buah kopi yang masih muda ataupun yang sudah tua (masak). Buah gugur mencapai 7-14 % atau perkembangan buah menjadi tidak normal atau busuk. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan cara;

  • Petik semua buah yang sudah masak awal (baik pada buah yang terserang maupun tidak). Biasanya dilakukan pada 15-30 hari menjelang panen raya. Untuk mencegah terbangnya hama pada saat menampung buah gunakan kantong yang tertutup, kemudian buah direndam dalam air panas selama sekitar 5 menit.
  • Cara yang kedua bisa juga dilakukan penyemprotan dengan agensia hayati, yaitu dengan cara pemanfaatan jamur ‘Beauvaria bassiana’ dengan dosis 2, 5 kg bahan padat per ha setiap kali aplikasi. Dalam satu periode panen kopi dapat dilakukan 3 kali aplikasi.

Penyakit pada tanaman kopi terutama disebabkan oleh Nematoda Parasit Pratylencus Coffeae yang dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, kurus, batang mengecil, daun tampak tua menguning dan gugur sehingga dain yang tertinggal adalah yang diujung ujung cabang.

Pada serangan berat, pucuk akan mati, bunga dan buah akan prematur. Jika serangan sudah terjadi dari dalam tanah, tanaman akan mudah dicabut karena akar-akar serabutnya sudah membusuk berwarna coklat sampai hitam. Cara pengendalian penyakit ini adalah sebagai berikut;

  • Melakukan penyemprotan tanaman dengan nematisida (Oksamail, Etoprofos, dan Karbofuran) terhadap tanaman yang terserang dalam kategori ringan.
  • Pemusnahan tanaman yang diserang hama pada pusat-pusat serangan. Dilakukan jika tanaman yang terserang hama menyebabkan penyakit yang berat.

Panen

Pemanenan buah kopi dilakukan dengan cara memetik buah yang telat masak. Penentuan kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah.

Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak, berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam hitam ketika sudah masak penuh terlampaui (over ripe). Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, oleh karena itu ada beberapa cara pemetikan:

  • Pemetikan pilih/selektif (petik merah), dilakukan pada buah masak.
  • Pemetikan setengah selektif, dilakukan terhadap dompolan buah masak.
  • Pemetikan lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan.
  • Pemetikan racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir.

Recent Posts

6 Pupuk untuk Tanaman Hias Agar Subur

Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…

10 months ago

5 Penyebab Kutu Putih pada Tanaman

Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…

10 months ago

Cara Menanam Euphorbia dalam Pot

Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…

11 months ago

Sekam Padi : Pengertian, Manfaat, dan Cara Menggunakannya

Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…

1 year ago

Dampak Menggunakan Sekam Padi

Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…

1 year ago

4 Cara Menanam Cabe Langsung di Tanah

Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…

1 year ago