Hewan ini termasuk salah satu dari dua spesies yang ada pada genus Taenopygia dari keluarga Estrildidae. Burung Zebra Finch banyak dijumpai di Pulau Timor, baik itu masih masuk dalam wilayah Indonesia atau pun yang sudah memasuki wilayah Timor Leste, serta kawasan Australia. Saat ini burung yang lebih dikenal dengan sebutan Pipit Zebra ini sudah dikembangbiakan di Brazil, Portugal, Puerto Rico, sampai Amerika Serikat.
Cara Budidaya Burung Zebra Finch
Sebelum mulai membudidayakan Burung Zebra Finch sebaiknya mengetahui langkah – langkah mengembangbiakkan unggas satu ini, berikut penjelasannya :
Cara Budidaya Burung Zebra Finch yang pertama adalah membedakan jenis jantan atau betina. Langkah ini terbilang mudah tak jauh berbeda dengan cara budidaya burung Falk Australia, saat burung sudah mengijak usia dewasa perbedaan mencolok terlihat pada tampilan fisiknya. Salah satu ciri sang jantan dari penampilan fisik terlihat pada pola garis dagu dan bentuk paruh yang terlihat lebih gelap. Bulu-bulu cerah nan warna warni di ikuti garis hitam di bagian dada, turut menjadi penanda serta memperelok tampilan burung satu ini.
Sementara ciri dari Burung Zebra Finch betina ialah memiliki paruh yang terlihat berwarna oranye dengan warna pada paruh lebih terlihat terang. Untuk sayapnya tak memiliki bintnik-bintik putih, akan tetapi warna pipi menyerupai warna pada bulunya dan tak jarang berwarna abu-abu muda.
Sekarang ini diberbagai penangkaran di wilayah Kanada, Portugal, Australia, dan juga Amerika Serikat sudah sukses melakukan proses mutasi pada Burung Zebra Finch. Proses mutasi ini berhasil menelurkan varian baru, yang tak jarang menyulitkan membedakan mana sang jantan dan mana betina, khususnya bagi pembudidaya pemula. Ini dikarenakan sebagian jenis baru sulit dibedakan kelaminnya jika dilihat dari warna nya saja. Namun begitu, perbedaan masih bisa dilihat secara fisik, yaitu dengan melihat warna paruh. Bila warna parunya oranye itu berarti betina, sedangkan jika berwarna merah gelap itu menandakan jantan.
Langkah selanjutnya cara budidaya Burung Zebra Finch yang tak kalah mudahnya dengan cara budidaya burung Lovebird, adalah menyiapkan kandang Zebra Finch, sebab kandang merupakan tempat tinggal saat proses perkembangbiakan berlangsung. Untuk ukuran kadang tak ada patokan khusus, bisa disesuaikan kebutuhan serta jumlah burung yang dimiliki.
Sedangkan untuk bentuk kandang bisa menggunakan kandang soliter ataupun koloni sesuai kemampuan isi kantong yang dimiliki. Selain itu, untuk menangkarkan Burung Zebra Finch masih diperlukan adanya geledok alias kotak sarang tertutup yang memiliki lubang kecil untuk dijadikan sebagai pintu keluar dan juga masuk menuju sarang. Maka, jangan lupa menyediakan geledok.
Cara Budidaya Burung Zebra Finch berikutnya ialah pemillihan makanan, untuk makanan utama burung ini adalah biji-bijian. Akan tetapi untuk menjaga tumbuh kembang hewan budidaya akan menjadi lebih baik bila bahan makanan diberikan secara variasi serta mengandung gizi tinggi pada waktu perkembang biakan.
Makanan dengan gizi tinggi sangat diperlukan dalam menjaga kesehatan burung di dalam kadang, makanan bergizi yang baik diantaranya yaitu millet, telur rebus, dan juga buah segar. Selain makanan, ketersediaan air minum juga menjadi faktor kesuksesan budidaya Burung Zebra Finch. Tetap jaga ketersediaan air minum yang bersih setiap harinya, jangan sampai kehabisan.
Berbeda dengan halnya, cara budidaya burung anis merah, pemberian multivitamin yang tepat juga sangat dibutuhkan agar para burung tak mudah sakit serta terjangkit berbagai macam penyakit. Penyakit juga bisa dihindari degan cara disiplin dalam pemberian makanan yang bergizi pada burung budidaya.
Untuk memperoleh anakan yang baik sangat tergantung pada pemilihan pasangan ideal dengan kondisi tak memiliki cacat alias burung dalam kondisi sehat. Pengertian pasangan ideal yaitu indukan (jantan dan betina) memiliki ke cocokan, bila sudah cocok serta sehat langsung saja masukan ke kandang penangkaran.
Bila kedua indukan dalam kondisi yang prima atau sedang fit, umumya tak membutuhkan waktu lama mereka akan membangun sarang dengan segera, lalu beberapa hari pasca itu sang betina akan mulai mengeluarkan telur. Untuk mengetahui indukan sudah bertelur atau belum dapat dilakukan pengecekan pada kandang secara berkala setiap harinya, perlu digaris bawahi jangan sampai menganggu burung yang sedang melakukan proses pengembangbiakan supaya proses pengeraman bisa berjalan lancar.
Secara umum indukan akan mengeluarkan telur kurang lebih 5 – 8 butir, ketika telur terahkir sudah keluar sang indukan betina akan memulai mengerami calon anak-anaknya. Sebagian waktunya akan dihabiskan untuk mengerami telur-telurnya, terkadang sang betina akan bergantian tugas mengerami dengan indukan jantan. Saat proses pergantian berlangsung, sang betina akan memanfaatkan waktu untuk makan serta minum keluar sarang.
Kunci sukses cara budidaya Burung Zebra Finch selanjutnya tergantung pada kualitas terlur, untuk mengetahui telur subur (fertile) atau tidak, dapat dilihat dari warnanya yang akan mengalami perubahan menjadi gelap ketika sudah memasuki minggu pertama.
Bila kurang yakin kondisi telur subur atau tidak, bisa melakukan cara candling alias peneropongan telur, berikut langkah-langkah sederhananya tak jauh berbeda dengan cara budidaya burung cedet :
Bila hendak memegang telur, jangan lupa untuk membersihkan tangan terlebih dahulu dengan cara mencucinya hingga bersih dan kering. Jari yang berminyak dikhawatirkan bisa menutup pori-pori telur, dan membuat embrio dalam telur menjadi kesulitan memperoleh udara.
Calon anakan Burung Zebra Finch akan menetas setelah 14 hari proses pengeraman terlewati. Apabila terdapat telur yang 20 hari tak kunjung menetas, sebaiknya buang, ini dikarenakan embrio telur yang ada dalam telur mati atau bisa juga telur dalam kondisi infertile alias tidak subur.
Bila hendak memasang ring pengenal, bisa dilakukan setelah piyikan Burung Zebra Finch memasuki usia 8 hari. Proses pemisahan anakan bisa dilakukan ketika piyikan sudah berusia 5 – 6 minggu, jika tak kunjung dipisahkan dikhawatirkan indukan akan mengejar-ngejar, bahkan yang paling parah bisa mencabuti bulu-bulu anaknya.
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…