Teknik

4 Alasan Mengapa Petani Dilarang Menggunakan Pestisida Kimia Berlebihan yang Bisa Merugikan

Dalam budidaya tanaman, para petani tentu memahami adanya berbagai faktor pendukung ataupun faktor penghambat keberhasilan budidaya tanaman. Salah satu faktor penghambat produksi pertanian adalah adanya serangan hama tanaman. Maka dari itu sejak dahulu kala petani senantiasa berusaha untuk mengatasi hama tanaman dengan pestisida.

Dari waktu ke waktu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. Jika dahulu kala para nenek moyang kita mengendalikan hama menggunakan pestisida alami yang bahannya rata-rata terbuat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan. Penggunaan pestisida alami sejak dulu memang efektif hanya saja repot cara membuatnya, reaksinya lambat serta tidak tahan lama (harus sering disemprot).

Pada jaman modern seperti sekarang, para petani sudah tidak mau direpotkan lagi membuat pestisida alami. Mereka lebih memilih untuk membeli pestisida kimia siap pakai yang lebih praktis dan banyak pilihannya. Namun hal ini tidak diimbangi dengan pengetahuan yang mumpuni dalam menggunakan pestisida kimia. Meski pada tahun-tahun awal penggunaan pestisida kimia terasa begitu nyata hasilnya, namun lama-kelamaan banyak dampak negatif yang mulai dirasakan. Untuk itulah lebih baik Anda memahami cara mengatasi hama bila pestisida kimia dilarang.

Karena adanya dampak negatif itulah maka petani dilarang menggunakan pestisida kimia berlebihan. Apa saja alasan mengapa petani dilarang menggunakan pestisida kimia berlebihan? Berikut penjelasannya.

1. Pestisida Kimia Meninggalkan Residu Berbahaya

Banyak alasan mengapa produk pertanian Indonesia sedikit yang menembus pasar luar negeri. Salah satunya adalah adanya residu kimia yang masih terkandung dalam produk pertanian tersebut. Asal residu kimia tersebut ternyata sebagian besar berasal dari pestisida kimia yang tadinya dimanfaatkan untuk membasmi hama tanaman. Pestisida jenis insektisida dan fungisida sistemik biasanya mengandung bahan kimia sistemik yang mudah terserap tanaman dan disalurkan keseluruh bagian tanaman untuk melindungi setiap bagian tanaman dari gigitan serangga perusak.

Sayangnya sisa pestisida kimia ini masih akan tertinggal dalam jangka waktu yang lama didalam tanaman tersebut hingga tiba masa panen. Padahal pada setiap kemasan pestisida pasti sudah diberi petunjuk penggunaan dosis yang benar untuk meminimalisir residu kimia dalam tanaman pangan. Residu ini tentu berbahaya jika dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu lama.

2. Pestisida Kimia Menyebabkan Resistensi Hama

Resistensi adalah sifat kebal terhadap bahan tertentu yang diperoleh hama dari kemampuan adaptasi dan evolusi untuk mempertahankan hidup dari paparan zat kimia yang membahayakan tubuhnya. Resistensi hanya terjadi pada penggunaan pestisida kimia saja dan tidak terjadi pada penggunaan pestisida organik. Itulah sebabnya mengapa kini petani semakin sulit untuk mengatasi hama padahal sudah menggunakan pestisida kimia yang sama dengan yang dianjurkan petani lain.

Hal ini juga menjadi perhatian bagi kita. Jika semula ada anggapan bahwa memilih sayuran yang baik adalah yang daunnya dimakan ulat atau ada ulatnya yang artinya sayuran terebut tidak disemprot pestisida kimia maka bisa dibilang anggapan tersebut tidak benar sepenuhnya. Banyak jenis ulat yang sudah resisten terhadap bahan kimia pada pestisida.

Selain itu pestisida kimia yang berspektrum luas (daya bunuh keberbagai jenis hama sekaligus) malah justru bisa membunuh predator alami hama (musuh alami hama yang seharusnya bisa sangat bermanfaat bagi para petani untuk mengendalikan populasi hama di alam bebas). Sebagai alternatif, Anda bisa mempelajari cara mengatasi hama nematoda dengan alami, cara mengatasi hama helopeltis secara biologi dan cara mengatasi hama wereng secara alami.

3. Pestisida Kimia Menurunkan Kesuburan Tanah dan Mencemari Air

Ada hal yang perlu diingat bahwa bahan kimia hampir tidak akan terurai dalam tanah maupun air. Bahan kimia yang terserap tanaman maka sisa tanaman yang diuraikan oleh mikroba tanah pun masih akan meninggalkan sisa zat kimia dalam tanah. Lama-kelamaan zat kimia tersebut akan mengurangi kesuburan tanah karena membunuh mikroorganisme bermanfaat serta menghalangi penguraian unsur hara dalam tanah. Akan sangat sulit untuk mengembalikan kesuburan tanah seperti semula. Hal ini juga akan terjadi pada air tanah atau sungai yang tercemar bahan kimia.

4. Pestisida Kimia Mengancam Kesehatan Manusia dan Hewan

Inilah salah satu dampak paling berbahaya bagi manusia. Kita semua sudah sering mendengar bahwa konsumsi bahan kimia secara berlebihan dapat memicu kanker pada tubuh manusia. Untuk itu kita disarankan banyak mengkonsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah-buahan. Namun apa jadinya jika ternyata sayur dan buah tersebut ternyata mengandung residu kimia sisa pestisida. Tentu ini justru akan menambah dampak negatif bagi manusia.

Bagi petani sendiri akan sangat berbahaya jika menggunakan pestisida kimia tanpa menggunakan prosedur keamanan yang tepat. Paparan bahan kimia dapar menurunkan kualitas kesehatan mereka secara langsung. Hal ini juga berlaku bagi hewan yang mungkin tak sengaja memakan rumput atau tanaman yang tersemprot pestisida kimia. Salah-salah ini bisa menimbulkan efek berantai berkepanjangan. Untuk itulan, pestisida alami lebih dianjurkan, seperti halnya cara membuat pestisida alami untuk tanaman cabe atau cara membuat pestisida alami dari bawang putih.

Cara Menggunakan Pestisida Kimia Yang Bijak

Pestisida kimia tetap boleh digunakan asal tidak berlebihan dan tetap sesuai dosis pada petunjuk peggunaan. Jadi secara garis besar, cara penggunaan pestisida kimia yang benar adalah sebagai berikut :

  • Hanya menggunakan pestisida kimia saat tingkat serangan hama sudah diatas ambang batas normal, jika masih ringan sebaiknya anda mengutamakan penggunaan pestisida alami terlebih dahulu.
  • Pertama pastikan Anda membaca petunjuk penggunaan, dosis, hama sasaran dan petunjuk keamanan yang tertera pada kemasan pestisida kimia tersebut
  • Pastikan Anda menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang melindungi Anda dari paparan bahan kimia.
  • Hentikan penggunaan pestisida kimia jenis sistemik minimal 2 minggu sebelum panen. Jika pestisida kontak biasanya akan cepat luntur dan hilang sendiri oleh embun atau hujan.

Demikianlah paparan mengenai alasan mengapa petani dilarang menggunakan pestisida kimia berlebihan. Ini tentunya untuk kebaikan bersama dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Sudah saatnya petani harus mau belajar menjadi cerdas dan bijaksana dalam melakukan budidaya tanaman untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian. Salam budidaya!

 

 

Recent Posts

6 Pupuk untuk Tanaman Hias Agar Subur

Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…

9 months ago

5 Penyebab Kutu Putih pada Tanaman

Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…

10 months ago

Cara Menanam Euphorbia dalam Pot

Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…

11 months ago

Sekam Padi : Pengertian, Manfaat, dan Cara Menggunakannya

Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…

1 year ago

Dampak Menggunakan Sekam Padi

Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…

1 year ago

4 Cara Menanam Cabe Langsung di Tanah

Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…

1 year ago