Dari waktu ke waktu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. Jika dahulu kala para nenek moyang kita mengendalikan hama menggunakan pestisida alami yang bahannya rata-rata terbuat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan. Penggunaan pestisida alami sejak dulu memang efektif hanya saja repot cara membuatnya, reaksinya lambat serta tidak tahan lama (harus sering disemprot).
Pada jaman modern seperti sekarang, para petani sudah tidak mau direpotkan lagi membuat pestisida alami. Mereka lebih memilih untuk membeli pestisida kimia siap pakai yang lebih praktis dan banyak pilihannya. Namun hal ini tidak diimbangi dengan pengetahuan yang mumpuni dalam menggunakan pestisida kimia. Meski pada tahun-tahun awal penggunaan pestisida kimia terasa begitu nyata hasilnya, namun lama-kelamaan banyak dampak negatif yang mulai dirasakan. Untuk itulah lebih baik Anda memahami cara mengatasi hama bila pestisida kimia dilarang.
Karena adanya dampak negatif itulah maka petani dilarang menggunakan pestisida kimia berlebihan. Apa saja alasan mengapa petani dilarang menggunakan pestisida kimia berlebihan? Berikut penjelasannya.
1. Pestisida Kimia Meninggalkan Residu Berbahaya
Sayangnya sisa pestisida kimia ini masih akan tertinggal dalam jangka waktu yang lama didalam tanaman tersebut hingga tiba masa panen. Padahal pada setiap kemasan pestisida pasti sudah diberi petunjuk penggunaan dosis yang benar untuk meminimalisir residu kimia dalam tanaman pangan. Residu ini tentu berbahaya jika dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu lama.
2. Pestisida Kimia Menyebabkan Resistensi Hama
Hal ini juga menjadi perhatian bagi kita. Jika semula ada anggapan bahwa memilih sayuran yang baik adalah yang daunnya dimakan ulat atau ada ulatnya yang artinya sayuran terebut tidak disemprot pestisida kimia maka bisa dibilang anggapan tersebut tidak benar sepenuhnya. Banyak jenis ulat yang sudah resisten terhadap bahan kimia pada pestisida.
Selain itu pestisida kimia yang berspektrum luas (daya bunuh keberbagai jenis hama sekaligus) malah justru bisa membunuh predator alami hama (musuh alami hama yang seharusnya bisa sangat bermanfaat bagi para petani untuk mengendalikan populasi hama di alam bebas). Sebagai alternatif, Anda bisa mempelajari cara mengatasi hama nematoda dengan alami, cara mengatasi hama helopeltis secara biologi dan cara mengatasi hama wereng secara alami.
3. Pestisida Kimia Menurunkan Kesuburan Tanah dan Mencemari Air
Ada hal yang perlu diingat bahwa bahan kimia hampir tidak akan terurai dalam tanah maupun air. Bahan kimia yang terserap tanaman maka sisa tanaman yang diuraikan oleh mikroba tanah pun masih akan meninggalkan sisa zat kimia dalam tanah. Lama-kelamaan zat kimia tersebut akan mengurangi kesuburan tanah karena membunuh mikroorganisme bermanfaat serta menghalangi penguraian unsur hara dalam tanah. Akan sangat sulit untuk mengembalikan kesuburan tanah seperti semula. Hal ini juga akan terjadi pada air tanah atau sungai yang tercemar bahan kimia.
4. Pestisida Kimia Mengancam Kesehatan Manusia dan Hewan
Inilah salah satu dampak paling berbahaya bagi manusia. Kita semua sudah sering mendengar bahwa konsumsi bahan kimia secara berlebihan dapat memicu kanker pada tubuh manusia. Untuk itu kita disarankan banyak mengkonsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah-buahan. Namun apa jadinya jika ternyata sayur dan buah tersebut ternyata mengandung residu kimia sisa pestisida. Tentu ini justru akan menambah dampak negatif bagi manusia.
Bagi petani sendiri akan sangat berbahaya jika menggunakan pestisida kimia tanpa menggunakan prosedur keamanan yang tepat. Paparan bahan kimia dapar menurunkan kualitas kesehatan mereka secara langsung. Hal ini juga berlaku bagi hewan yang mungkin tak sengaja memakan rumput atau tanaman yang tersemprot pestisida kimia. Salah-salah ini bisa menimbulkan efek berantai berkepanjangan. Untuk itulan, pestisida alami lebih dianjurkan, seperti halnya cara membuat pestisida alami untuk tanaman cabe atau cara membuat pestisida alami dari bawang putih.
Demikianlah paparan mengenai alasan mengapa petani dilarang menggunakan pestisida kimia berlebihan. Ini tentunya untuk kebaikan bersama dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Sudah saatnya petani harus mau belajar menjadi cerdas dan bijaksana dalam melakukan budidaya tanaman untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian. Salam budidaya!
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…