Pupuk MKP : Manfaat, Keuntungan, dan Cara Penggunaannya

Pemberian pupuk bagi tanaman merupakan salah satu langkah untuk merawat tanaman. Hampir semua tanaman dapat tumbuh sehat, subur, dan memberikan buah yang baik karena dirawat dengan pupuk.

Pupuk MKP merupakan salah satu pupuk yang telah banyak digunakan oleh para petani di Indonesia. Petani yang biasa menggunakan pupuk ini adalah petani buah dan sayuran seperti melon, tomat, dan lainnya.

Selain untuk buah dan sayur, pupuk ini juga sering digunakan untuk merawat tanaman hias seperti bunga – bunga dan juga untuk tanaman perkebunan.

Apa Itu Pupuk MKP?

Pupuk MKP atau Mono Kalium Phosphate merupakan pupuk yang mengandung dua unsur hara makro yang cukup tinggi yaitu phosphate (P) sebanyak 52% dan kalium (K) sebanyak 34%.

Pupuk MKP berbentuk kristal dan bubuk serta berwarna putih. Pupuk ini memiliki manfaat yang begitu banyak sehingga petani sering merekomendasikan penggunaan pupuk ini.

Manfaat Pupuk MKP

Pupuk MKP memberikan manfaat yang besar bagi tanaman, beberapa diantaranya adalah :

  • Dapat meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan secara cepat.

Pupuk MKP merupakan salah satu jenis pupuk untuk mempercepat pertumbuhan akar. Penggunaan pupuk ini dapat merangsang akar untuk bertumbuh dengan cepat dan menilai sistem akar dari tanaman, sehingga tanaman memiliki akar yang kokoh dan sehat.

  • Mempercepat proses pertumbuhan bunga.

Manfaat ini dapat dirasakan untuk bunga hias atau tanaman lainnya yang memiliki bunga. Bunga akan lebih cepat tumbuh dan mekar bila menggunakan pupuk MKP.

  • Merangsang pembentukan serta pertumbuhan buah yang sehat.

Kualitas buah yang baik dan cepat adalah harapan dari semua petani. Pupuk MKP dapat meningkatkan proses pembuahan pada tanaman secara cepat. Selain itu, buah dengan pupuk ini memiliki masa simpan yang lebih lama, lebih segar, jarang busuk, dan berkualitas yang baik.

  • Mencegah kerontokan buah dan bunga pada tanaman.

Buah atau bunga yang rontok adalah salah satu masalah bagi petani yang sering menyebabkan gagal panen atau tanaman rusak. Hal ini biasanya terjadi saat curah hujan yang tinggi atau musim kemarau yang berkepanjangan.

Pupuk MKP dapat mencegah hal ini karena dapat memperkuat tangkai buah atau bunga sehingga mencegah buah atau bunga yang rontok dari tangkai.

  • Membantu pembesaran umbi pada tanaman umbi seperti kentang, bawang merah, talas, dan lainnya.

Pada umumnya, umbi yang baik adalah umbi yang memiliki ukuran besar dan padat. Pupuk MKP sangat baik digunakan untuk umbi-umbian seperti kentang dan bawang merah. Pupuk ini dapat mencegah kerusakan umbi dan memberikan hasil umbi yang segar serta padat.

  • Membentuk daya tahan tanaman

Pupuk MKP dapat membentuk antibodi pada tanaman sehingga tanaman dapat melawan berbagai penyakit yang menyerangnya. Hal ini meningkatkan daya tahan tanaman dari berbagai hama serta penyakit yang menyerangnya.

  • Memberikan nutrisi pada tanaman

Seperti yang diketahui, pupuk MKP mengandung dua unsur hara yang sangat baik untuk tanaman. Unsur hara ini sangat mampu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dari tanaman, sehingga tanaman tidak kekurangan nutrisi. Selain itu, pupuk ini juga dapat meningkatkan nutrisi pada tanaman yang mengalami kekurangan nutrisi.

Keuntungan Pupuk MKP

Selain manfaat, beberapa keuntungan yang dapat dirasakan oleh para petani saat menggunakan pupuk MKP adalah:

  • Mudah digunakan dan memerlukan peralatan yang sederhana.

Pupuk MKP sangat mudah digunakan oleh para petani dan tidak memerlukan peralatan khusus. Pupuk ini dapat disebarkan di area perkebunan, disemprotkan dengan alat penyemprot biasa, dan dengan sistem pengaliran atau pengocoran yang sering dilakukan oleh para petani.

  • Mudah larut dan diserap oleh tanaman.

Sifat utama dari pupuk MKP adalah mudah larut dalam air. Perbandingan pupuk dan air adalah 1:1. Hal ini menyebabkan pupuk sangat mudah diserap oleh tanaman, sehingga unsur hara dapat cepat diserap oleh tanaman.

  • Dapat digunakan pada berbagai jenis pemupukan dan tanaman.

Pupuk MKP dapat digunakan untuk berbagai jenis pemupukan, baik hidroponik, fertigasi, atau lainnya. Selain itu, pupuk MKP juga dapat digunakan untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan hingga tanaman perkebunan. Hal ini yang pupuk MKP lebih disukai karena petani tidak memerlukan penyesuaian jenis tanaman dengan sistem pemupukan.

  • Tidak meninggalkan endapan pada tanah.

Pupuk MKP tidak meninggalkan endapan pada tanah karena pupuk ini mudah larut dalam air dan mudah diserap dengan cepat oleh tanaman.

Cara Penggunaan dan Dosis dari Pupuk MKP

Penggunaan pupuk MKP pada tanaman harus diberikan sesuai dengan dosis yang tepat. Pemberian dengan dosis yang berlebih atau kurang dapat mengganggu pertumbuhan dari tanaman.

Berikut ini beberapa cara penggunaan dan dosis dari pupuk MKP adalah sebagai berikut:

  • Memupuk dengan cara penyemprotan dapat dilakukan dengan cara yaitu:
    • Mempersiapkan alat penyemprotan dan menimbang pupuk MKP sebanyak 2-4 gram.
    • Memasukkan pupuk MKP ke dalam wadah alat penyemprot dan mencampur dengan air sebanyak 1 liter.
    • Mengaduk air dan pupuk MKP hingga larut serta homogen.
    • Menyemprotkan larutan MKP ke permukaan daun dan batang secara tipis serta tidak berulang-ulang.
    • Melakukan penyemprotan sebanyak 1 kali dalam sehari saat sore hari.
  • Memupuk dengan cara pengocoran dapat dilakukan dengan cara yaitu:
    • Melarutkan pupuk MKP sebanyak 50 gram dengan air sebanyak 10 liter.
    • Menyiram atau mengocor 40 tanaman dengan larutan sebanyak 50 gram/ 10 liter.
    • Jadi, dosis larutan MKP dan air untuk 1 tanaman adalah 1.25 gram/ 250 ml. Jumlah larutan ditentukan oleh banyak tanaman.
  • Memupuk dengan cara dibenamkan dapat dilakukan dengan menaburkan dan membenamkan pupuk MKP di sekeliling tanaman, tetapi posisinya tidak telalu dekat dengan pangkal tanaman. Dosis yang diberikan untuk sistem ini adalah sekitar 2-3 gram/ tanaman.
  • Memupuk dengan cara model fertigasi atau hidroponik dapat dilakukan dengan jumlah dosis pupuk MKP yang berbeda-beda sesuai dengan tanaman.

Kedua jenis pupuk MKP memang sangat mudah larut dalam air. Bila kedua jenis pupuk tersebut dibandingkan, maka pupuk yang berbentuk kristal lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan bubuk.

Semoga ini dapat memberikan manfaat serta inspirasi bagi para pelaku budi daya.