Kopi ateng merupakan salah satu jenis kopi yang paling sering dibudidayakan. Jenis kopi ini memiliki pohon yang cenderung pendek, namun dapat berbuah dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak. Karena itulah tanaman kopi ini lebih banyak dibudidayakan. Namun, sebelum mulai menanam tanaman kopi ateng sebaiknya memahami terlebih dahulu Cara Menanam Kopi Bagi Pemula (Teknik Mudah).
Jenis kopi ateng cukup banyak, beberapa diantaranya yakni kopi ateng sipirok, kopi ateng janda, dan sebagainya. Pada kalangan petani kopi, kopi ateng ini menjadi primadona karena proses pemanenan buah kopinya yang tak terlalu sulit, dikarenakan pohonnya yang cenderung pendek.
Kopi ateng memiliki masa produksi yang cukup lama, yakni 10 tahun. Selama 10 tahun tersebut, tanaman kopi ateng mampu menghasilkan buah kpi yang berkualitas. Untuk harga dari kopi ateng sendiri juga cukup kompetitif, di pasaran harga kopi ateng berkisar antara Rp 15-Rp25 ribu untuk setiap kilo untuk kopi basah. Tentu harganya akan lebih mahal jika dijual dalam keadaan kopi kering.
Proses penanaman tanaman kopi ateng sebenarnya hampir sama dengan cara penanaman kopi lainnya, seperti kopi robusta ataupun kopi arabika. Namun, dalam penanaman tanaman kopi ateng terdapat beberapa hall yang perlu diperhatikan. Berikut ini cara penanaman tanaman kopi ateng:
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam budidaya tanaman kopi ateng adalah persiapan lahan untuk tanaman kopi ateng. Proses penyiapan lahan ini dimulai dengan mencangkul tanah sedemikian rupa yang berguna untuk memperbaiki struktur tanah.
Jangan lupa untuk menambahkan pupuk kandang atau pupuk organik pada lahan tanam. Pupuk kandang yang perlu disiapkan sekitar 50 kg, yang kemudian disebarkan natural glio, baru kemudian didiamkan selama satu minggu sebelum digunakan sebagai pupuk untuk lahan di tanaman kopi ateng.
Untuk luas lahan untuk tanaman kopi ateng sendiri disarankan memiliki luas minimal 0,5 hektar. Setelah lahan siap, langkah selanjutnya adalah membuat lubang penanaman yang berukuran 60 x 60 cm atau 75 x 75 cm dengan jarak penanaman yang berkisar 2 x 2 m hingga 2,5 x 2,5 m. Lubang tanam ini selanjutnya dibiarkan terbuka minimal selama 1 bulan.
Pada setiap budidaya tanaman kopi, tentu ada tanaman pelindung. Dalam budidaya tanaman kopi ateng, perbandingan pohon pelindung dengan tanaman kopi ateng memiliki perbandingan sekitar 1:4 hingga 1:8 dengan setiap 1 pohon pelindung untuk 4 tanaman kopi ateng. Jika ternyata lebih, maka sebaiknya pohonnya ditebang.
Pada umumnya, terdapat dua jenis bibit tanaman kopi ateng yang dapat digunakan, yakni bibit dari biji kopi dari pembiakan secara generatif dan sambungan atau stek dari pembiakan secara vegetatif.
Kedua jenis pembibitan dari tanaman kopi ateng tersebut sama berkualitasnya, yang terpenting adalah memastikan bahwa bibit kopi ateng merupakan bibit yang berasal dari tanaman kopi ateng yang berkualitas pula. Dan juga pasti bawa penyimpanan bibit dilakukan dengan tepat.
Untuk proses penyimpanan bibit kopi ateng yang baik yanki disimpan dalam peti yang telah dilapisi kain, sebelumnya kain telah diberi minyak dengan perbandingan 1 cc setiap 100 cm2. Kemudian campurkan juga bibit kop dengan bubuk arang, dengan perbandingan 3:1.
Sebelum dilakukan proses penanaman, tanaman kopi ateng disemai terlebih dahulu. Untuk menyemai bibit tanaman kopi ateng, langkah pertama adalah dengan membuat bumbunan atau kotak tanah untuk penyemaian. Untuk tebal lapisan pasir berkisar 4-6 cm saja. Siram bibit tersebut dengan rutin sesuai takaran yang cukup.
Dalam kurun waktu sekitar 1 bulan, bibit tanaman kopi ateng akan tumbuh seperti kecambah kecil. Setelah semua bibit tumbuh, pilih bibit yang berkualitas baik dan pindahkan pada polybag. Lakukan pemindahan dengan hati-hati agar bibit tidak patah, karena pada awal-awal tanaman kopi ateng masih sangat rapuh.
Pada tahap ini jangan lupa untuk melakukan pemupukan dengan NPK hingga umur 12 bulan. Tambahkan juga supernasa dengan perbandingan 1 sendok:10 liter air. Gunakan 250 ml untuk setiap tanaman kopi ateng, apabila sudah mencapai umur 4 bulan, kemudian semprotkan 2 tutup botol POC Nasa setiap bulan hingga umur 7-9 bulan.
Baru setelah itu bibit tanaman kopi ateng siap untuk ditanam di lubang lahan yang sudah disiapkan sebelumnya. Lubang-lubang tersebut dapat disiapkan ketika bibit sudah berumur 5 bulan, sehingga ketika bibit kopi ateng sudah berumur 7 bulan, bibit siap dipindahkan.
Untuk penyemaian sebaiknya disiapkan jumlah 1,5-2 kali dari jumlah rencana. Hal ini karena tidak semua bibit (100%) bisa tumbuh dan bertahan dengan baik. Pastikan untuk menyiram bibit yang sudah disemai sehari 2 kali. Bersihkan pula dari tanaman liar seperti rumput. Pastikan juga tidak ada gangguan dari luar seperti ternak. Segera lakukan juga penyulaman apabila ada tanda-tanda bibit akan mati atau tumbuh tidak normal.
Pada proses penanaman kopi ateng, dapat dimulai dengan memasukkan pupuk kandang atau pupuk organik ke dalam lahan/lubang penanaman. Setelah bibit tanaman kopi ateng ditanam. lakukan penyiraman secara rutin dan seperlunya. Jika lahan berada di sekitar peternakan, sebaiknya dipasangi pagar besi.
Pada proses penanaman, juga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal tersebut meliputi bibit yang sebaiknya ditanam pada saat musim penghujan. Kemudian pastikan juga jumlah bibit telah sesuai dengan luas lahan. Kemudian jangan lupa untuk menyiapkan lubang tanam dengan ukuran 60cm2 atau 75 cm2 dengan jarak 2,5-2,75 cm2.
Untuk pemeliharaan tanaman kopi ateng, yang paling penting adalah memastikan jumlah air yang didapat cukup, terutama saat masa pertumbuhan menjadi pohon. Berikan air dan juga pupuk secara teratur dengan dosis yang tepat.
Jika tanaman kopi ateng sudah tumbuh, lakukan penyiraman secara teratur. Penyulaman ini dilakukan dengan mengganti tanaman-tanaman kopi ateng yang mati, rusak atau tumbuh kerdil dengan tanaman yang baru dan sehat. Dengan melakukan penyulaman ini, maka produktivitas dari tanaman kopi ateng akan tetap terjaga.
Selain penyulaman, pemangkasan tanaman kopi ateng juga perlu dilakukan. Pemangkasan tanaman kopi ateng harus rutin dilakukan setiap masa panen untuk menjaga produktivitas tanaman kopi ateng.
Proses pemangkasan ini bertujuan untuk mengatur pertumbuhan tanaman kopi ateng, mengurangi cabang tunas, dan juga untuk mengurangi penguapan. Disamping itu, proses pemangkasan tersebut juga dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan bunga dan memperbaiki tanaman yang rusak.
Selain dapat dilakukan setelah panen, pemangkasan tanaman kopi ateng ini juga dapat dilakukan sesekali setiap awal dan akhir musim penghujan, pelaksanaannya setelah proses pemupukan berkala.
Pemupukan pada tanaman kopi ateng bertujuan untuk menyuburkan tanah dan memberi nutrisi tambahan bagi tanaman kopi ateng sendiri. Pemupukan dapat menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang maupun pupuk kompos dengan dosis yang tepat.
Selain itu bisa juga dengan memberikan nutrisi tambahan dari supernasa, power nutrition, dan sebagainya. Untuk pembuatan pupuk organik sendiri bisa dengan Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Rebung (Penemuan Terbaru). Selain itu, juga dapat menggunakan pupuk yang berfungsi untuk merangsang buah, dengan melakukan Cara Membuat Pupuk Organik untuk Merangsang Buah.
Tanaman kopi ateng bisa saja diserang hama ataupun penyakit, jika tanaman kopi ateng terserang maka harus segera dilakukan penanganan agar tidak meluas ke tanaman kopi ateng lainnya. Contohnya jika terserang penyakit kerat daun, yang mana biasanya disebabkan oleh cendawan.
Penyakit ini ditandai dengan terdapatnya bercak merah dan bintik-bintik pada daun, selain itu juga dapat menyebabkan daun menguning di bawah permukaan daun, terdapat bercak kuning dan daun gugur, kemudian cabang muda kopi mengering, buah kopi berubah menjadi hitam, hingga buah kopi terlihat pucat. Untuk mengatasinya dapat dengan menyemprotkan larutan pestisida secara rutin hingga benar-benar hilang.
Contoh lainnya adalah hama kutu dompolan putih dan hijau, hama tersebut biasanya menyerang buah kopi yang menyebabkan buah kopi terlihat seperti terlilit bubuk putih. UMumnya, hama ini menyerang karena terdapat pohon naungan yang terlalu gelap.
Untuk mengendalikan hama tersebut, langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memotong sebagian ranting pohon di sekitar tanaman kopi supaya membuka celah udara dan sinar matahari untuk menyinari kopi. Selain itu, juga bisa menggunakan pestisida Poxindo 50 WP.
Selain itu, ada pula hama kutu hijau yang menyerang seluruh bagian tanaman kopi ateng yang masih berwarna hijau dan muda pada bagian pucuk, buah, dan daun. Gejala dari serangan hama ini yakni pertumbuhan tunas terhambat dan tanaman menjadi kerdil.
Kutu hijau tersebut menghasilkan senyawa berupa madu sebagai ekskresinya yang justru menutupi bagian tanaman kopi ateng. Untuk pengendalian kutu hijau dapat dilakukan dengan memanfaatkan serangga predator berupa kumbang pemakan serangga dan laba-laba.
Hama lainyya berupa hama bubuk buah kopi, hama tersebut menyerang buah kopi baik yang masih muda maupun yang sudah tua. Untuk pengendaliannya dapat dengan memotong batang buah yang banyak terserang dan kemudian memusnahkannya. Selain itu, juga dapat dengan menyemprotkan pestisida berupa Dimecron 50 CW, Tamaron, dan Argothion.
Jangan lupa untuk melakukan pengendalian pada gulma atau tanaman pengganggu. lakukan penyiangan pada gulam yang ada disekitar tanaman kopi ateng, hal ini agar gulma tidak merebut nutrisi yang seharusnya diserap oleh tanaman kopi ateng.
Pemanenan tanaman kopi ateng dapat dilakukan setelah buah kopi sudah setengah matang atau sudah matang, biasanya berwarna merah. Pemanenan tanaman kopi ateng sendiri dapat dilakukan dua minggu setelah berbuah. Oleh karena itu, tanaman kopi ateng dapat dilakukan dua kali panen untuk setiap bulannya.
Setelah mengetahui budidaya tanaman kopi ateng, tak ada salahnya untuk mencoba membudidayakan tanaman kopi ateng. Namun, jika ingin mencoba budidaya tanaman yang bisa dilakukan di pekarangan rumah dapat dengan Budidaya Tanaman Kentang Aeroponik : Persiapan, Perawatan, Pengendalian dan Panen. Atau jika ingin budidaya sayuran bisa dengan Budidaya Aeroponik Selada.
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…