5 Cara Budidaya Jamur Tiram F2 Bagi Pemula

Jamur tiram merupakan salah satu jamur konsumsi yang paling diminati dan disukai. Selain itu juga, jamur tiram memiliki harga yang ekonomis dan cenderung dapat di konsumsi oleh semua kalangan. Inilah kemudian yang membuat permintaan akan jamur yang satu ini menjadi cukup tinggi sebagaimana cara membuat bibit jamur champignon.

Maka tidak heran jika kemudian banyak sekali berdiri sentra budidaya jamur tiram dari skala kecil hingga besar.

Sebagaimana budidaya jamur lainnya seperti cara budidaya jamur dengan bonggol jagung , jamur tiram dibudidayakan di dalam rumah atau ruangan yang disebut dengan kumbung jamur. Biasanya para pembudidaya terutama mereka yang pemula memulai tahap budidaya dari baglog yang sudah jadi. Kemudian mereka hanya perlu melakukan perawatan dan pemeliharaan intensif. Kemudian baglog akan bisa menghasilkan jamur tiram yang dapat dipanen hingga 8-10 kali.

Cara ini dianggap lebih minim resiko dibandingkan harus menanam dan membibitkan sendiri bibit jamur tiram sebagaima cara budidaya jamur merang  media ampas tebu . Namun, tentunya biaya yang dibutuhkan nominalnya akan lebih besar. Selain itu juga, kondisi ini rupanya membukan peluang tersendiri bagi mereka yang ingin mengusahakan usaha bibit jamur tiram atau yang lebih dikenal sebagai bibit F2. Dengan pengetahuan yang cukup, rasanya usaha ini akan lebih menguntungkan dan relatif cepat. Jika anda tertarik mencobanya, maka berikut 5 Cara Budidaya Jamur Tiram F2 bagi pemula.

1. Persiapan Alat dan Bahan

Tahap awal yang harus dilakukan adalah dengan menyiapkan alat dan bahan seperti pada cara budidaya jamur tiram dengan media kardus . Baik alat dan bahan harus dipilih dengan selektif, sebab proses budidaya bibit jamur tiram F2 ini menuntut adanya proses yang steril, ketelitian serta kesabaran dari pembuatnya. Beberapa alat dan bahan yang dapat anda siapkan antara lain :

  • Serbuk kayu gergaji, gunakan kayu yang tidak bergetah.
  • Biji-bijian seperti jagung, sorgum atau gandum, pilih yang paling mudaj diperoleh dan harga yang ekonomis.
  • Dedak halus atau bekatul.
  • Kapur.
  • Botol kaca, bisa menggunakan botol bekas sirup.
  • Untuk alat tanam anda membutuhkan spatula, lampu spritus, alkohol 70%.
  • Ruang tanam yang steril.
  • Autoclaf untuk sterilisasi media, jika tidak ada anda bisa menggunakam drum.
  • LAFC (Laminar Air Flow Cabinet) yang nantinya akan digunakan untuk penanaman atau inokulasi bibit dari F1 Ke bibit F2.
  • Jika tidak ada, anda dapat menggantinya dengan membuat kotak persegi dari laca dan kayu, dengan salah satu bagiannya terbuka atau diberi penutup yang bisa dibuka dan ditutup.
  • Didalamnya diberikan lampu bohlam sinar UV.
  • Setelah semua alat dan bahan siap, maka dapat langsung melakukan proses budidaya bibit.

2. Memilih Bahan atau Media Berkualitas

Proses budidaya bibit F2 ini tingkat keberhasilannya selain bergantung pada teknik dan cara pembuatan seperti juga dalam cara budidaya jamur merang . Tentunya juga bergantung pada kualitas dan perlakuan terhadap media yang digunakan. Dalam hal ini media utama dalam pembuatan bibit F2 adalah biji jagung.

Nah, dalam artikel ini, akan di berikan kriteria biji jagung yang harus dipilih sebagai media tanam berikut kriterianya :

  • Kualitas biji jagung yang dianjurkan adalah biji jagung yang berukuran kecil, meskipun harganya relatif mahal dan jumlahnya yang terbatas dipasaran namjn jagung jenis ini lebih kebal dan tidan rentan mengalami kebusukan.
  • Sedangkan jagung yang berukuran besar memiliki resiko lebih mudah busuk, yang kemudian mendatangkan lalat dan ulat yang pastinya akan menganggu proses budidaya.
  • Kemudian cuci jagung hingga bersih.
  • Setelahnya lakukan pensortiran untuk memisahkan antara jagung yang berisi dan tidak.
  • Lakukan perendaman, jika biji jagung tenggelam maka artinya biji tersebut berisi.
  • Sebaliknya biji yang mengapung dipermukaan air harus dibuang, sebab kualitasnya relatif tidak baik.
  • Setelah itu, kemudian rendam jagung kedalam air selama 24 jam dengan tujuan untuk mempercepat proses perebusan.
  • Setelah 24 jam, kemudian lakukan  pensortiran kembali untuk memilah bijijagubg yang berkualitas  dan tahap selanjutnya dapat langsung dilakukan pembuatan media tanam binit jamur tiram F2. 

3. Pembuatan Media Bibit F2

Tahapan pembuatan media dapat dilakukan dengan cara sama dengan pada cara budidaya jamur merang dengan media jerami  sebagai berikut :

  • Rebuslah biji jagung hingga lunak kemudian tiriskan.
  • Setelah itu, campurna media beruap serbuk gergaji, bekatul serta kapur hingga rata tanpa menggunakan air.
  • Setelah campuran rata, kemudian campurkan kedalam biji jagung tadi.
  • Campurkan adonan dengan baik dan merata, tambahkan air yang steril.
  • Hanya gunakan air steril yakni air mineral atau air sumur yang telah disterilisasi dengan cara direbus.
  • Setelah media tercampur rata, kemudian masukkan media kedalam botol kaca.
  • Tutup mulut botol menggunakan kapas, kemudian tambahkan plastik tahan panas dan tali dengan karet hingga rapat.
  • Setelah itu, lakukan sterilisasi pada media yang biasanya dilakukan didalam aoutclav selama satu jam.
  • Namun, anda juga bisa menggantinya dengan menggunakan drum.
  • Kukus media dalam botol selema satu jam lamanya dengan suhu minimal 120 derajat celcius.
  • Setelah itu, biarkan media dingin lalu kemudoam amda dapat memindahkannya ke ruang tanam atau ruang inokulasi yang steril.
  • Biarkan media selama beberapa hari untuk melihat pernaentase kontaminasi.
  • Jika ada media yang mengalami kontaminasi maka pisahkan dan hanya gunakam media yang baik.

4. Proses Inokulasi 

Tahapan selanjutnya adalah proses inokulasi atau penanaman seperti pada cara budidaya jamur kancing . Mula-mula anda harus menyiapkan bibit F1 yang akan diperbanyak menjadi bibit F2. Anda bisa mendapatkannya di tempat penangkaran khusus bibit F1, pilih binit yang berkualitas akan potensi keberhasilan amda membudidayakan bibit F2 menjadi tinggi. Adapu cara inolukasi bibit jamur tiram F2 adalah sebagai berikut :

  • Nyalakan lampu UV satu jam sebelum laminar digunakan.
  • Gunakan pakaian yang bersih, semprot seluruh permukaan tubuh menggunakan alkohol 70%.
  • Cuci juga tangan menggunakan sabun dan bilas sampai bersih dan tidak berbau sabun.
  • Semprotkan juga  ruangan laminar menggunakan alkohol dan lap menggunakan tisu basah.
  • Kemudian semprotkan alkohol ke tangan, botol media,botol bibit F1, semua alat yang akan digunakan lalu masukkan kedalam laminar.
  • Tata dengan rapi peralatan didalam laminar, lampu dan pinset serta spatula dan bibit  F1 diletakkan disebelah kiri, kemudian media F2 diletakkan disebalah kanan.
  • Setiap kali tangan akan masuk kedalam laminar harus terlebih dahulu disemprot dengan alkohol 70 %.
  • Buka plastik penutup botol pada media kemudian bakar mulut botol selama beberapa detik.
  • Lakukan hal yang sama terhadap botol bibit F1.
  • Kemudoan bakar spatula selama beberapa detik, angkap sebentar lalu ambil bibit dari botot bibit F1.
  • Setelah itu, masukkan binit kedalam media tanam binit F2, jika belum rata maka ambil kembali bibit F1 dan ratakan pada seluruh permukaan media F2. 
  • Setelah itu bakar kembali mulut botol bibit F2, tutup dengan menggunakan kapas kemudian tutup dengan koran dan tali menggunakan karet.
  • Lanjutkan penanaman hingga media habis, setelahmya keluarkan media F2 yang sudah ditanami bibit keluar Laminar.
  • Setelah semua media selesai ditanami maka bibit akan memasuki tahap inkubasi.

5.  Proses Inkubasi

Inkubasi adalah masa dimana prosea usai penanaman hingga media mulai ditimbuhi misselium jamur sebagaimana cara mengembangbiakan jamur kombucha . Biasanya miselium yang baik akan memiliki warna putih cerah, sedangkan yang terkontaminasi akan berwarna kehitaman. Oleh sebab itu, letakkan media ditempat yang hangat dan steril serta hindarkan dari cahaya matahari langsung. Waktu inkubasi dapat berlangsung selama 3-4 minggu hingga miselium memenihi permukaan media. Pisahkan media yang terkontaminasi dan yang sehat, hal ini akan membuat kontaminasi tidak menular ke media yang sehat.

Itulah tadi, 5 Cara Budidaya Jamur Tiram F2 bagi pemula. Tentunya setiap petani memiliki cara tersendiri dalam membuat budidaya bibit jamur tiram F2. Namun, semoga artikel ini dapat menjadi tambahan referensi bagi anda serta semoga artikel ini dapat bermanfaat.