Sebuah cara pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari sebuah tandan kosong bisa dilakukan oleh para petani, hal ini tentunya bisa digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk yang biasa disebut Abu janjang. Sebuah tandan kosong dari kelapa sawit sendiri merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit yang tentu jumlahnya sangat melimpah.
Pengolahan Limbah Kelapa Sawit
Pengolahan limbah kelapa sawit yang dilakukan pabrik sendiri saat ini masih sangat terbatas. Karena sebagian besar pabrik kelapa sawit yang ada di Indonesia masih melakukan proses pembakaran, dengan menggunakan sebuah alat yang disebut incinerator, hal ini tentunya untuk sekarang cara ini telah dilarang oleh pemerintah karena polusi yang dihasilkan.
Adapun cara lainnya pabrik mencoba dengan menimbun limbah tersebut dengan menggunakan mulsa dan diolah menjadi kompos bagi tanaman.
Cara yang terbaik dalam mengolah limbah kelapa sawit adalah dengan melakukan pengomposan namun langkah ini terbilang terkendala, karena membutuhkan waktu yang sangat lama, melalui sebuah cara konvensional bisa memakan waktu sekitar 6 bulan sampai dengan 1 tahun lamanya.
Lama prosesnya sendiri tergantung dari lokasi, tenaga kerja, dan juga sebuah fasilitas yang yang digunakan dalam pengolahan limbah kelapa sawit tersebut.
Baca Juga : Tahap dan Cara Pemakaian Pupuk Top G2
Proses Pembuatan dan Aplikasi Abu janjang
Abu janjang sendiri merupakan hasil dari sebuah pembakaran yang dilakukan dengan proses dalam sebuah alat incinerator. Abu janjang sendiri memiliki beberapa kandungan seperti dengan Kalium (K) yang baik untuk bisa mengganti pupuk MOP.
Banyak sekali kegunaan dari abu janjang yakni seperti untuk bahan pengapuran, fungsi pengapuran sendiri adalah untuk menaikkan pH tanah menjadi lebih baik.
Kelebihan dari Abu janjang
- Mengandung Kalium (K) membantu pengapuran tanah
- Bersifat alkalis dengan pH mencapai 12 yang baik untuk proses pengapuran
- Bersifat higroskopis artinya mudah menyerap uap air dari udara bebas
- Mengandung unsur hara dan mudah larut di dalam air
Penggunaan Abu Janjang
- Utamanya penggunaan abu janjang sangat cocok untuk daerah gambut ataupun tanah masam.
Baca Juga : Cara Menggunakan Pupuk Hantu Pada Jambu Madu Terlengkap
Ketentuan dalam penggunaan Abu janjang
- Cocok bila digunakan pada tanah gambut dan tanah masam atau biasa disebut dengan acid sulphate untuk jenis ini maka abu janjang diberikan tiap tahun.
- Untuk daerah dengan tanah masam dengan kisaran pH tanah dari 4 sampai dengan 5 maka abu janjang perlu diberikan dengan rentan waktu di kisaran 5 tahun. Jangan diberikan abu janjang terlalu sering karena akan terkendala dampak yakni dengan meningkatnya pH yang ada di dalam tanah yakni akan mencapai di kisaran lebih dari 5,5
- Untuk tanaman yang sifatnya berair, yakni diberikan pada rentan waktu di kisaran pada tahun ke 2 dan juga pada tahun ke 3
Pemberian dosis Abu Janjang
- Seperti diketahui bahwa abu janjang bisa digunakan untuk mengganti MOP dosis diberikan sebanyak 5 kg abu janjang dalam setiap 3 kg MOP masing-masing diberi 2 tahun sekali
- Untuk tanaman berair abu janjang bisa untuk diberikan sepanjang tahun, namun anda haruslah memperhatikan rentan pemberiannya ataupun jadwal waktu untuk mengambil sample daun, bisa dilakukan minimal 2 sampai dengan 3 bulan dilakukan sebelum pengambilan dari sebuah contoh daun
- Untuk tanaman lain maka anda harus memperhatikan adanya jarak waktu antara pemberian pupuk lain seperti dengan pemberian pupuk urea dan abu janjang di kisaran antara 4 sampai dengan 6 minggu
Mempersiapkan Pemberian Abu Janjang
- Abu janjang memiliki sebuah sifat alkalis maka dari itu pupuk tersebut jangan terkena kulit karyawan bila terlanjur maka harus segera dibasuh
- Petani harus memakai sarung tangan dari karet yang panjang untuk menghindari abu janjang
- Petani harus memakai pakaian kemeja kerja lengan panjang untuk menghindari abu janjang
- Takaran pada abu janjang harus di kalibrasi dengan jenis yang kering sekitar 3,3 liter dengan dicampur abu janjang sebanyak 2 kg.
Baca Juga : Cara Menggunakan Pupuk Herbafarm Pada Jenis Tanaman Cengkeh
Cara Penggunaan Abu Janjang
- Sangat baik untuk di gunakan pada jenis tanah gambut
- Lakukan penyebaran secara merata di daerah piringan dari sebuah tanaman yang akan diberi
- Penggunaan abu janjang diberi durasi sekitar 4 sampai 6 minggu dan harus juga memperhatikan rentan saat memberikan pupuk Urea.
- Untuk digunakan di daerah berair maka abu janjang bisa disebar secara merata di luar piringan pada sebuah tanaman dengan kisaran jarak dari tanaman sekitar 2 sampai 5 meter dari ujung
Catatan Penting Penggunaan Abu janjang
Para petani hendaknya mengetahui sipat dari abu janjang sendiri, karena dalam setiap penggunaan abu janjang, jangan menyimpannya terlalu lama karena bisa mengurangi ataupun mempengaruhi area sekitar. Apabila tidak digunakan maka disimpan dengan baik seperti dengan penempatan dalam sebuah kantong plastik jangan langsung menggunakan karung, perlu diingat lakukan hal tersebut dengan sangat hati-hati
Untuk penggunaan abu janjang lebih disarankan digunakan pada areal gambut ataupun juga tanah masam. Apabila digunakan pada tanah gambut abu janjang diberikan pada kisaran tahun ke dua dan juga tahun ke tiga. Namun pada penggunaan di daerah tanah masam dengan pH antara 4 sampai 5, maka abu janjang digunakan selai saja pada waktu 5 tahun.
Baca Juga : Cara Menggunakan Pupuk Granul Terbaik