Saat mendengar kata “sampah organik”, apakah yang terpikirkan dalam benak Anda?
Pada umumnya, kebanyakan orang akan merasa jijik dan tidak ingin bersusah payah menggali potensi sampah organik untuk menjadi barang bermanfaat. Padahal, sampah organik ternyata dapat dimanfaatkan kembali untuk membuat bahan yang sangat dibutuhkan dalam proses budidaya yaitu pupuk organik cair.
Mengapa pupuk organik cair? Seiring dengan perkembangan jenis pupuk kimia, para pelaku budidaya kian bergantung dengan harga pasar. Tentunya nominal harga ini terus meningkat sementara kualitas panen Anda tetap seadanya. Hal inilah penyebab perlunya pupuk organik cair yang dibuat sendiri khususnya dari sampah organik demi meningkatkan kualitas panen. Masih banyak pula keuntungan penggunaan pupuk organik cair yang bisa dibuktikan setelah menerapkannya pada tanaman.
Inilah penjelasan mengenai alat, bahan, dan tahap dalam cara membuat pupuk organik cair dari sampah organik paling efisien:
Alat dan Bahan:
Untuk membuat pupuk, Anda perlu menyiapkan alat dan bahan berikut ini:
- Sampah organik
- Cairan EM-4
- Tetes tebu
- Air bersih
- Kantong plastik
- Tong atau wadah besar lain
Langkah membuat pupuk
Sebagai salah satu cara membuat pupuk cair dari limbah rumah tangga khususnya sampah organik, Anda perlu mengikuti empat langkah sederhana di bawah ini:
1. Mempersiapkan bahan organik
Dalam rangka menghasilkan pupuk organik berkualitas, Anda harus memilih bahan yang akan terlibat dengan cermat. Sampah organik yang tersusun atas sebagian besar senyawa organik sifatnya mudah ditemukan seperti dari limbah rumah tangga. Adapun contoh sampah organik yang baik untuk diolah menjadi pupuk ialah sisa sayur, makanan, maupun buah.
Perlu diketahui bahwa Anda disarankan menggunakan lebih dari satu jenis sampah organik. Setelah terkumpul dalam wadah, Anda perlu mencacah seluruhnya sehingga menjadi lebih kecil. Hal ini berguna untuk mempercepat proses pengomposan karena bakteri lebih mampu menyentuh luas yang lebih besar. Cara membuat pupuk organik cair untuk tanaman dan sayuran pun terbukti mungkin dilakukan dari sisa sayuran itu sendiri.
Adapun ukuran yang direkomendasikan untuk bahan keras ialah hingga menjadi 0,5 sampai 1 cm. Sementara bahan tak keras sebaiknya dicacah sampai menjadi sekitar 5 cm. Pemilihan ukuran ini bukan tanpa alasan sebab jika bahan tak keras terlalu kecil maka kelembapannya meningkat seperti kadar air sehingga kualitas pupuk menurun.
2. Menyampurkan EM-4
Setelah dicincang, bahan oraganik perlu dicampur dengan cairan bioaktivator EM-4. Selain bertujuan untuk mempercepat proses pembusukan, senyawa ini juga mampu memperbaiki tekstur dan struktur tanah. Perlu diingat bahwa pupuk kimia bermanfaat tapi membahayakan tanah sehingga berkebalikan dari pupuk organik hasil olahan sampah organik.
Penyemprotan EM-4 harus dilakukan secara merata. Perlu diketahui bahwa senyawa EM-4 yang digunakan harus telah aktif dengan cara menyampurkan tetes tebu. Selain tetes tebu, Anda dapat memanfaatkan gula pasir dan air. Pentingnya pengaktifan EM-4 ini tak lain untuk memicu perangsangan mikroorganisme sebagai pengikat unsur hara penting seperti mekanisme dalam cara membuat pupuk organik dari kotoran sapi dengan EM-4.
Setelah ditambah dengan EM-4, proses pengomposan akan terjadi secara semi anaerob dimana mampu menghilangkan bau secara optimal. Bantuan dalam cara membuat pupuk organik cair dari sampah organik ini efisien karena dalam EM-4 mampu memenuhi unsur hara bergantung waktu bakteri untuk mendegradasi sampah.
3. Menyimpan pupuk
Setelah bakal pupuk telah bercampur dengan EM-4, maka Anda sudah dapat menyimpannya untuk proses fermentasi. Penyimpanan ini dapat dilakukan dengan memasukkan pupuk ke dalam kantong plastik berlubang.
Lalu, kantong plastik dimasukkan ke dalam wadah yang lebih besar seperti tong. Wadah yang dapat digunakan dalam cara membuat pupuk organik cair dari rumen sapi ini dipilih karena mudah dijumpai sebagai bekas wadah lain sehingga tidak perlu membeli yang baru.
Ketika menyimpan pupuk, Anda harus menutup tong dan plastik secara rapat. Proses fermentasi akan berjalan selama kurang lebih tiga minggu dengan ciri berakhirnya ialah menghilangnya bau. Sebuah studi menunjukkan bahwa semakin lama proses pengomposan akan meningkatkan kadar nitrogen, fosfor, dan karbon dalam pupuk yang baik bagi tanaman.
Akhirnya, pupuk pun dapat disaring lagi sehingga bagian cairan yang diperoleh merupakan pupuk organik cair. Anda tidak perlu membuang bagian padat hasil penyaringan karena dapat dijadikan pupuk organik padat. Hal ini menunjukkan bahwa sampah organik tidak perlu dibuang sia-sia apalagi dihindari karena jijik sebab bisa dimanfaatkan kembali secara optimal.
4. Pemakaian pupuk
Untuk menggunakan pupuk, Anda perlu mengencerkannya terlebih dahulu dengan air biasa. Perbandingan yang digunakan ialah 10 liter air untuk 1 liter pupuk organik cair. Setelah itu, Anda bisa menyemprotkan pupuk pada daun tanaman maupun media tanam. Langkah yang mirip dalam cara membuat pupuk organik cair dari azolla ini terbukti memperbaiki kualitas panen sekaligus kualitas tanah.
Setelah mengetahui cara membuat pupuk organik cair dari sampah organik paling efisien, diharapkan banyak orang mulai mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Hal ini dilakukan dengan menerapkan cara tersebut secara tepat dan percaya diri. Jika tidak dimulai dari Anda sendiri, lantas siapa lagi yang akan memulai perbaikan kualitas panen sejak dini?