Pupuk organik dapat berbentuk padat dan cair. Namun, pengaplikasian pupuk organik cair lebih mudah dibandingkan pupuk organik padat. Selain itu, wujud pupuk organik cair yang likuid menyebabkan pupuk ini mudah menyerap ke dalam tanah.
Baca juga artikel mengenai Cara Membuat Pupuk Organik Untuk Lada.
Pada pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan cara membuat pupuk organik cair untuk tanaman sayuran. Pengaplikasian jenis pupuk pada tanaman sayuran berpengaruh pada kualitas tanaman. Tanaman sayuran yang menggunakan pupuk organik lebih aman dikonsumsi dibandingkan yang menggunakan pupuk anorganik. Selain itu, penggunaan pupuk organik pada tanaman juga berperan dalam perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.
Baca juga artikel mengenai Cara Menanam Sayuran Hidroponik Organik
Bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat pupuk organik berasal dari alam dan mudah ditemui. Bahan-bahan yang digunakan pun adalah bahan yang ramah lingkungan. Anda dapat memanfaatkan limbah rumah tangga, kotoran hewan ternak, sabut kelapa, bekas air cucian beras, dan bekas air cucian ikan serta jenis limbah organik lainnya.
Baca juga Cara Membuat Pupuk Organik Dari Kotoran Sapi dengan EM4
Alat dan bahaan yang dibutuhkan untuk membuat pupuk organik cair untuk tanaman sayuran adalah:
Alat
- Ember
- Pisau
- Jerigen plastik dan tutupnya
- Kayu untuk mengaduk
- Selang
- Botol dan tutupnya
- Saringan/kain tipis
Bahan
- Limbah rumah tangga seperti sayuran basi, sisa, nasi, parutan kelapa, buah busuk, dan limbah sejensinya. Limbah ini berperan sebagai sumber nitrogen.
- Gedebog/batang pisang yang sudah berbuah
- Kotoran hewan ternak seperti kotoran sapi, kambing, atau ayam.
- Urine hewan
- Bekas air cucian beras
- Air cucian ikan
- Gula pasir/ gula merah/ tetesan tebu
- Sabut kelapa tanpa kulit
- Bubuk kayu gergajian
- Decomposer seperti SOT, EM4, dan sejenisnya.
- Air secukupnya
Cara membuat pupuk organik cair dari tanaman sayuran
- Cuci bahan yang telah dikumpulkan menggunakan air bersih. Hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan zat-zat berbahaya yang dapat menghambat proses fermentasi.
- Cincanglah bahan-bahan yang sudah dicuci. Usahakan jangan terlalu besar dalam mencincang, karena semakin kecil cincangan maka proses fermentasi dapat berjalan lebih sempurna.
- Larutkan bioaktiviator (EM4 dan sejenisnya) sebagai mikroba ke dalam air secukupnya. Tambahkan pemanis alami. Pemanis alami yang digunakan bisa gula merah, gula pasir, atau air tebu. Diamkan campuran tersebut selama 20 menit untuk membangkitkan mikroba.
- Kotoran ternak segar dimasukkan ke dalam jerigen plastik.
- Bahan-bahan yang sudah dicincang selanjutnya dicampurkan ke dalam jerigen plastik.
- Bahan-bahan padat lainnya dimasukkan dan dicampur rata.
- Tuangkan larutan bioaktivator yang telah dibuat sebelumnya. Jika perlu tambahkan terasi untuk mempercepat proses penguraian pupuk organik cair.
- Tuangkan air kencing, air cucian beras, air rendaman ikan dan bahan cair lainnya ke dalam ember. Aduk campuran tersebut hingga merata.
- Tambahkan air secukupnya dengan perbandiangan air adalah 35% cair dan 65% padat.
- Aduk campuran tersebut menggunakan tongkat kayu hingga merata.
- Tutup jerigen plastik dengan rapat dan masukan selang lewat tutup jerigen yang telah diberi lubang. Tempat selang dan tutup tong plastik direkatkan supay tidak ada celah udara.
- Masukkan ujung selang lain ke dalam botol yang telah diberi air. Anda perlu memastikan tidak adanya lubang sekecil apapun dalam tong dan selang yang mengarah ke botol. Reaksi akan berlangsung secara anaerob. Selang berfungsi untuk menstabilkan suhu adonan pupuk organik cair dengan membuanganya lewat ujung botol yang diberi air tanpa ada udara luar yang masuk ke dalam jerigen plastik.
- Diamkan selama 10 hari. Setelah 10 hari, Anda perlu melihat apakah pupuk organik cair sudah matang atau belum. Tanda matangnya pupuk organik yang Anda buat adalah apabila bau pupuk menyerupai aroma fermentasi tape. Jika ternyata belum matang, maka tutup kembali dengan rapat.
- Jika lebih dari satu bulan aroma pupuk belum menyerupai tape, berarti pembuatan pupuk organik cair telah gagal.
- Setelah pupuk sudah matang, selanjutnya pisahkan cairan dan ampasnya. Pemisahan dapat dilakukan dengan menyaring menggunakan saringan atau kain tipis.
- Masukkan cairan ke dalam jerigen dan tutup rapat. Ampas dapat digunakan sebagai pupuk organik padat.
Pengaplikasian pupuk organik cair untuk tanaman sayuran
Seperti jenis pupuk organik cair lainnya, pupuk organic cair inipun perlu diencerkan sebelum diaplikasikan ke tanaman. Pada proses pengenceran, gunakan perbandingan 20 ml pupuk organik cair dengan 5 liter air atau 1 liter pupuk organik cair dengan 100 liter air.
Pengenceran disesuikan dengan kebutuhan tanaman. Beberapa tanaman membutuhkan dosis lebih besar, sedangkan tanaman lainnya mungkin tidak.
Baca juga artikel mengenai Cara Membuat Pupuk Cair dari Urine Sapi; Dosis dan Keunggulan.
Anda perlu menghindari penggunaan pupuk yang berlebihan pada tanaman sayuran, karena bisa menyebabkan tanaman layu atau mati. Penggunaan pupuk organik cair ini cenderung aman.
Pupuk ini dapat diaplikasikan pada daun, bunga, atau batang. Interval waktu pemberian pupuk adalah satu minggu sekali, atau tiga hari sekali saat musim hujan. Dosis penyemprotan harus disesuaikan dengan jenis tanaman sayuran yang akan disemprot.