Pada mulanya para petani menggunakan tanah biasa yang dicampur dengan pupuk organik sebagai media pembibitan. Tak jarang ada bibit yang terkena rebah semai dan kerdil. Suatu ketika ada yang mencoba melakukan pembibitan dengan tanah di sekitar perakaran bambu yang dianggap memiliki kegemburan yang baik dan ternyata hasilnya sungguh menakjubkan.
Tanaman yang disemai dengan media tanah perakaran bambu memiliki pertumbuhan lebih capat dan lebih sehat karena terbebas dari rebah semai. Ada apa dengan tanah diperakaran bambu?
Setelah diteliti, ternyata tanah perakaran bambu mengandung berbagai jenis rizobakteri yang mampu bersimbiosis dengan akar tanaman. Bakteri rizobium diketahui menjadi agen hayati yang mampu melindungi akar tanaman dari serangan penyakit patogen tular tanah karena menghasilkan senyawa antibiotik yang juga mampu mengobati tanaman sakit.
Selain itu bakteri rizobium juga memiliki kemampuan fiksasi unsur nitrogen yang akan menyuburkan perakaran tanaman sehingga akar tumbuh lebih cepat dengan hifa putihnya. Penelitian terhadap bakteri rizobium terus dilakukan sehingga diketahui beberapa jenis bakteri bermanfaat seperti bacilus sp, Pseudomonas, juga ada beberapa jenis jamur yang memiliki kemampuan sama semisal jamur Trichoderma, Mikoriza dan Gliocladium.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada beberapa mikroorganisme yang mendukung pertumbuhan tanaman melalui perakaran. Para ahli lalu menamakan mikroorganisme ini sebagai PGPR (Plant Growing Promotion Rizobacteria). Meski sudah diketahui adanya mikroorganisme dari jenis jamur yang memiliki sifat pemacu tumbuh tanaman, namun istilah rizobakteria yang masih terus digunakan hingga sekarang.
PGPR terus dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Pada artikel ini kami akan menjelaskan cara membuat pupuk PGPR yang akan sanagt bermanfaat untuk tanaman budidaya anda. Baca juga Cara Membuat Pupuk Bokashi Padat
1. Keuntungan Pupuk PGPR
Banyak sekali keuntungan menggunakan pupuk PGPR. Yang pertama jelas akan menghindarkan tanaman dari serangan penyakit tular tanah seperti busuk akar, layu fusarium rebah semai dll. Yang selanjutnya PGPR mampu menghasilkan pemicu fitohormon tanaman (ZPT) sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih pesat.
Keberadaan PGPR yang bersimbiosis dengan akar tanaman juga akan membantu fiksasi unsur nitrogen serta menguraikan beberapa unsur keras dalam tanah seperti Phospat dan Kalium. Mikroorganisme PGPR jenis mikoriza mampu menghasilkan hifa skala luas yang akan membantu akar mencari air dimusim kemarau serta mempercepat kemampuan serap unsur hara dalam tanah.
PGPR mampu mengubah unsur hara tanah menjadi nutrisi siap pakai pada tanaman sehingga lebih memudahkan kinerja tanaman itu sendiri. Sebagai gantinya tanaman akan membiarkan rizobakteria menempel dan hidup diakarnya dan memberikan sedikit makanan hasil fotosintesis seperti gula dan karbohidrat pada rizobakteria. Baca juga Cara Budidaya Ikan Lele sistem Bioflok
2. Mencari Bibit Inokulan Rizobakteri
Untuk membuat bibit rizobakteri, kita bisa mencampur sedikit inokulan rizobakteri pada pupuk kompos atau bokashi padat. Inokulan ini bisa kita cari di alam seperti mengambil tanah sekitar perakaran bambu, mengambil bintil akar kacang tanah dan jenis kacang-kacangan lain.
Anda juga bisa membuat jebakan dengan memasukkan campuran nasi dan bekatul kedalam bambu dan menguburnya dalam tanah yang subur. Setelah dua minggu akan tumbuh hifa yang merupakan trichoderma.
Kalau ingin lebih pasti anda bisa membeli starter / inokulan rizobakteria yang sudah siap dikembangbiakkan. Baca juga Tips Sukses Budidaya Ayam Kampung
3. Membiakkan Mikroorganisme PGPR pada Pupuk
Setelah memperoleh inokulannya, anda bisa mulai membuat pupuk PGPR. Caranya adalah sebagai berikut :
- Tumpuk kompos dari jenis tanaman seperti jermi, sisa sayuran, daun kering, dll.
- Taburkan pupuk kandang secukupnya lalu tutup dengan arang sekam
- Tambah lapisan kompos dan siram dengan air
- Setelah itu siram dengan tetes tebu atau air gula sambul dicampur aduk hingga merata
- Pada saat pengadukan taburkan juga starter PGPR dan tutup dengan terpal lalu disisakan lubang ditengah untuk membuang panas keluar
- Lakukan pengadukan kompos dua kali sehari yaitu pada pukul 10 dan 4 sore untuk membuang panas yang bisa membunuh mikroorganisme bermanfaat didalamnya.
Setelah 1 minggu sebenarnya suhu pupuk sudah mulai turun dan ini bisa dimanfaatkan segera. Tapi anda bisa memaksimalkan ukurannya agar lebih halus dengan menunggunya sekitar 1 bulan. Ciri-ciri pupuk PGPR yang sudah jadi adalah tidak berbau
4. Aplikasi Pupuk PGPR
Kita mengenal beberapa model aplikasi pupuk PGPR yang bisa anda terapkan pada tanaman anda. Yang pertama adalah mencampur pupuk PGPR dengan tanah media semai. Ini jelas akan melindungi persemaian tanaman dari patogen tular tanah serta mempercepat pertumbuhan tanaman muda yang disemai.
Kedua adalah mengaplikasikannya bersama pupuk dasar pada calon bedengan. Pemberian pupuk PGPR akan membunuh bekteri dan jamur patogen dalam lahan tanam serta membantu mempercepat penguraian pupuk dasar sehingga siap diserap akar tanaman.
Ketiga adalah sebagai kocoran berkala. Anda bisa melarutkan pupuk PGPR pada air lalu mendiamkannya sekitar 6 jam sambil ditambah sedikit molase atau NPK sebagai activator. Lalu kocorkan pada pangkal tanamna sekitar 10-14 hari sekali. Dengan demikian diperoleh hasi optimal pada tanaman budidaya anda berkat aplikasi pupuk PGPR.
Itulah tadi uraian cara membuat pupuk PGPR beserta cara penggunaannya pada tanaman. Semoga artikel ini bermanfaat untuk membantu peningkatan kualitas budidaya tanaman anda. Baca juga Cara Menanam Jagung Hibrida dan Cara Menanam Terong Ungu