Tingginya minat masyarakat terhadap produk olahan jahe ini menjadikan harga jahe naik seiring waktu. Hal ini tentu dimanfaatkan banyak petani untuk membudidayakan jahe. Bagi para petani di pedesaan tentu ketersediaan lahan tanam masihlah sangat luas. Namun tahukah anda bahwa masyarakat perkotaan pun tetap bisa membudidayakan jahe meski lahan yang tersedia sangat terbatas. Untuk menanam jahe di lahan terbatas maka kita menggunakan metode hidroponik.
Cara menanam jahe dengan sistem hidroponik ini sangat efisien tempat sehingga anda bisa memaksimalkan lahan yang terbatas sekalipun guna menanam jahe dalam skala sedang. Cara menanam jahe dengan sistem hidroponik berarti tidak menggunakan media tanah langsung untuk menanam melainkan memanfaatkan media lain sebagai pengganti tanah. Untuk lebih jelasnya mengenai cara menanam jahe dengan sistem hidroponik maka simaklah penjelasannya berikut ini.
Langkah-langkah menanam jahe dengan sistem hidroponik :
1. Menyiapkan Lokasi Tanamnya Terlebih Dahulu
Meskipun jahe tergolong tanaman yang mampu beradaptasi diberbagai lingkungan, namun demikian untuk menanam jahe sebaiknya lokasinya harus terpapar sinar matahari minimal 5 jam per hari untuk membantu fotosintesis.
Jika anda mendapati objek yang menghalangi cahaya matahari, maka sebaiknya anda membenahinya terlebih dahulu.
2. Menyiapkan Media Tanam Hidroponik
Carilah bahan yang mudah didapat menurut anda. Akan lebih baik lagi jika anda mencampur beberapa bahan sekaligus. Arang merupakan salah satu yang terbaik untuk menanam jahe. Anda bisa mengkombinasikannya dengan beberapa bahan lain. Setelah mendapat bahan hidroponiknya, maka anda juga harus mencari wadah yang sesuai dan efisien. Wadah seperti gelas aqua memang bisa dipakai untuk menanam jahe secara hidroponik, namun hasilnya akan kurang maksimal karena ukuran wadah yang sangat kecil. Rizhoma jahe akan mampu berkembang dengan ukuran maksimal jika ditanam pada wadah yang lebih besar.
Jika hendak menggunakan botol, maka minimal gunakan botol bekas air berukuran 1 Liter. Akan lebih bagus lagi jika anda menggunaan pot ember kecil hingga sedang. Jika menurut anda masih terlalu mahal, maka gunakanlah plastik polybag hitam ukuran sedang sebagai wadah/pot tanaman jahe.
3. Menyiapkan Bibit Jahe
Jika muncul mata tunas, itu artinya pembibitan yang dilakukan berhasil. Jahe yang tidak tumbuh mata tunas baru biasanya membusuk karena kesalahan-kesalahan pada waktu pemotongan awal. Jadi anda bisa merendam potongan bibit dengan fungisida terlebih dahulu untuk menghindari potongan jahe yang membusuk. Tunggulah hingga tunas jahe agak besar lalu nanti di pindahkan kedalam polybag hidroponik yang sudah disiapkan sebelumnya.
4. Pemupukan Dasar
Tidak seperti biasanya jika anda menanam tanaman palawija seperti cara menanam terong atau cara menanam cabe rawit, agar nantinya jahe yang ditanam memnghasilkan banyak akar dan besar ukurannya, maka anda perlu memberikan pupuk dasar yang tepat. Tanaman jahe ini membutuhkan banyak unsur Phospat dan Kalium agar hasil perakarannya. Jadi anda sebaiknya menambahkan pupuk buatan dalam dosis yang seimbang. Artinya baik unsur hara makro maupun mikro terpenuhi. Campurkan Pupuk SP36 dan KCL dngan dosis 1:1 atau anda bisa menggunakan pupuk MKP yng sudah dibuat pabrikan. Pupuk tersebut anda kubur ditengah polybag.
Anda tak perlu menggunakan NPK sebagai dasaran. Pemberian unsur N bisa anda lakukan bersama unsur mikro lainnya melalui POC (Pupuk Organik Cair) yang bisa anda semprotkan saat tanaman jahe mulai besar.
5. Menanam Bibit Jahe Pada Polybag
Bibit jahe tidak seperti tanaman palawija lainnya yang sering mati dan perlu disulami. Biasanya bibit jahe akan langsung tumbuh dengan baik. Kalaupun ada yang mati, maka itu karena 2 faktor yakni jamur atau bakteri patogen. Jika anda khawatir terjadi demikian, maka anda bisa mengkocorkan bakterisida+fungisida terlebih dahulu pada lubang tanam.
Tanaman jahe ini bukan jenis tanaman merambat yang kaan memakan banyak tempat, jadi anda bisa memaksimalkan lokasi yang ada dengan meyusun posisi polybag dengan susunan keatas. Dengan demikian, maka akan lebih banyak pol
6. Penyiraman Bibit Jahe
Bibit jahe yang tumbuh perlu dilakukan penyiraman secara rutin tiap 2-4 hari sekali (tergantung kadar air dalam polybag). Jangan terlalu sering menyiram karena justru dapat membusukkan perakaran jahe. Gunakan gembor untuk menyiraminya atau jika anda ingin lebih mudah, anda bisa menggunakan sistem fertigasi yang lebih praktis untuk menyirami. Anda bisa membaca cara menanam cabe dengan sistem fertigasi untuk mempelajari teknik penyiraman fertigasi.
7. Pemupukan Susulan Tanaman Jahe
Pemupukan susulan ini berguna untuk memberikan nutrisi mikro sebagai penunjang tumbuh tanaman jahe. Pemupukan susulan pada cara menanam jahe dengan sistem hidroponik bisa dilakukan dengan cara kocor maupun cara semprot. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa untuk pemberian unsur hara N (nitrogen) anda bisa melakukannya dengan cara semprot menggunakan POC yang kandungan unsur hara makro dn mikronya lengkap. Yang perlu anda perhatikan ialah dosis yang anda gunakan haruslah tepat.
Jika anda hendak menggunakan sistem kocor, maka tetaplah gunakan POC dan jangan mengkocor menggunakan Pupuk N saja seperti Urea atau ZA karena itu malah justru akan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman namun akar jahe yang dihasilkan tanaman jahe malah sedikit.
8. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Tidak seperti pada cara menanam melon ataupun cara menanam cabe yang rentan terhadap serangan hama patogen. Tanaman jahe ini cukup sedikit hama dan penyakitnya. Selain itu tanaman ini juga memiliki daya tahan yang bagus terhadap berbagai macam jenis penyakit. Penyakit yang muncul biasanya busuk akar yang disebabkan oleh jamur atau bakteri patogen. Untuk mengatasinya anda bisa menyemprotkan fungisida atau bakterisida sistemik setiap 10 hari sekali.
Jika ditemukan gejala seperti tanaman layu, maka segera pindahkan ke lokasi lain yng terisolir dan diobati dengan fungisida/bakterisia sistemik+kontak dengan metode semprot dan kocor.
9. Panen Jahe
Sebenarnya tidak ada waktu khusus untuk memanen jahe. Yang terpenting asal ukuran akar jahe sudah terlihat cukup besar anda bisa segera mencabutnya. Namun alangkah bagusnya jika anda bisa menunggu ukuran rimpang jahe mencapai ukuran besar sekitar diatas 3-4 bulan. Rasa jahe tidak akan berubah meski anda membiarkan rimpangnya terus tumbuh besar.
Yang perlu anda lakukan setelah memanen jahe ialah membersihkannya dari kotoran lalu mencucinya hingga bersih. Setelah itu bisa anda jemur hingga kering dn disimpan ditepat yang kering dan tidak lembab.
Tips Sukses Budidaya Jahe Dengan Sistem Hidroponik Agar Hasil Meningkat
Selain panduan menanam diatas, kami juga akan memberikan beberapa tips sukses menanam jahe dengan sistem hidroponik bagi anda. Berikut adalah tips suksesnya :
Nah, demikianlah cara menanam jahe dengan sistem hidroponik beserta tips suksesnya. Kami harap artikel ini bermanfaat sebagai panduan menanam jahe secara hidroponik. Selain itu kami juga masih memiliki berbagai artikel botani menarik lainnya seperti cara menanam pisang dan cara menanam pepaya. Selamat menanam.
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…