Tanaman vertikal ini biasanya akan diletakkan menempel pada tembok bangunan, oleh sebab itulah diperlukan pengetahuan mengenai cara menanam vertikal. Sementara untuk media tanamnya, tanaman vertikal akan tumbuh secara subur dan segar apabila dilakukan dengan teknik menanam hidroponik. Jika Anda masih ragu mengenai bertanam hidroponik ini, maka kunjungilah cara membuat tanaman hidroponik untuk mengetahui keunggulan dari metode ini.
Lagipula, media tanam yang digunakan untuk tanaman vertikal ini tidak jauh berbeda dengan media tanam hidroponik. Sudah tidak sabar untuk mempelajarinya? Simak cara menanam tanaman vertikal berikut ini.
Cara Menanam Tanaman Vertikal
Karena kita akan mencoba meminimalisir penggunaan tanah, maka kita tidak perlu repot-repot untuk menentukan jenis tanah yang cocok bagi tanaman yang akan dibudidayakan, lain halnya dengan menanam tanaman besar seperti kelapa sawit yang butuh pengetahuan tentang jenis tanah untuk menanam kelapa sawit. Sebagai gantinya kita perlu menyiapkan suatu media yang dapat menyimpan air dengan baik. Salah satunya adalah dengan menggunakan sabut dari kelapa, bahan ini dikenal lebih unggul jika dibandingkan dengan geotextile, lagi pula harga serta ketersediaan lebih terjangkau.
Berikut langkah mudah untuk menanam tanaman vertikal.
Langkah awal adalah membuat konstruksi bagian belakang menggunakan baja ringan dengan rongga sekitar 7 cm dari tembok atau bidang tanam.
Fungsi dari celah tersebut adalah untuk menghindari kelembapan yang berlebihan sehingga menyebabkan bidang tanam berlumut.
Ukuran frame dapat berkisar antara 0,5 m x 1 m karena jika terlalu luas maka karpetnya akan melengkung di bagian tengahnya sehingga air yang nantinya mengalir tidak rata.
2. Tata sabut kelapa
Setelah frame sudah jadi, maka susun sabut kelapa sebanyak dua lapis. Berikan lubang-lubang sebagai tempat penanaman yang mempunyai jarak antara satu dengan yang lain. Jahit menyerupai jelujur vertikal di sekitar lubang tersebut untuk menahan tanaman agar tidak jatuh.
3. Pemilihan tanaman
Jarak antar lubang tersebut pada awalnya akan memberi tampilan yang jarang pada taman vertikal Anda, namun jangna khawatir, karena setelah tanaman tumbuh dengan subur, maka media tanam tersebut akan tertutup dengan indah oleh tanaman. Sekedar saran, pilihlah tanaman yang mempunyai tajuk tanaman dan akar yang seimbang, dalam hal ini tajuk lebih kecil lebih menguntungkan karena membuat akar cukup mampu menopang daun sehingga tidak mudah layu.
4. Letakkan tanaman pada lubang tanamnya
Tanam tumbuhan yang sudah Anda tentukan pada lubang-lubang tersebut secara langsung atau dengan menggunakan bantuan rockwool yang sudah digulung. Syarat utamanya adalah tanaman tersebut telah mempunyai akar.
Apabila Anda baru memindahkan tanaman dari polybag, maka berikan sedikit media dari polybag ke dalam lubang tanam baru agar membantu tanaman dalam beradaptasi.
5. Pengairan dengan sistem drip irigasi
Pengairan atau penyiraman pada taman vertikal ini dapat dilakukan dengan manual, namun pada kesempatan ini kita akan menggunakan sistem pengairan yang modern dan efisien. Sistem perairan yang kita gunakan dalam membangun taman vertikal ini adalah sistem drip irigasi dengan pipa pengairan berjarak 3 m dari atas. Pasang timer otomatis agar penyiraman dapat disetel sesuai dengan kebutuhan tanaman, misalnya 3 atau 5 kali sehari dengan durasi masing-masing penyiraman 2 menit.
Penggunaan nosel sebagai pressure regulator memungkinkan tekanan air dapat sama sehingga kucuran yang didapat oleh tanaman merata. Tetesan air bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau didaur ulang kembali ke atas. Tempatkan tanaman yang tahan kering pada bagian atas, sedangkan tanaman yang butuh banyak asupan air pada bagian bawah penampang.
6. Lakukan perawatan
Taman vertikal akan berkembang dengan baik sesuai harapan kita jika kita rajin melakukan perawatan yang baik, salah satu perawatan yang bisa kita praktekkan adalah pemberian pupuk pada tanaman. Cobalah dengan membuat pupuk cair sendiri sebagai penunjang nutrisi bagi tanaman vertikal Anda, bahan serta caranya beraneka ragam, namun semua dapat Anda pelajari dengan mudah pada cara membuat pupuk cair dengan EM4 atau cara membuat pupuk cair dari air kelapa.
Penggunaan pupuk cair ini sangat tepat jika digunakan untuk sistem tanam hidroponik yang minim menggunakan tanah sebagai media tanamnya.
Tips dalam menbangun taman vertikal
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam mengembangkan taman vertikal ini. Simak beberapa tips penting di bawah ini agar taman vertikal milik Anda terlihat sempurna.
Tanaman akan mendapat sinar matahari selama setengah hari penuh, terkadang hal tersebut membuat tanaman kita terlihat layu. Namun tidak perlu panik atau khawatir, karemna selepas suhu turun, maka tanaman akan terlihat segar kembali.
Salah satu keuntungan bertanam secara hidroponik ini adalah pemupukan dapat dilakukan secara otomatis dengan mencampurkan pupuk ke dalam tandon air. Berikan pupuk cair ini setidaknya 1 minggu sekali.
Adakalanya setelah tumbuh tanaman vertikal memiliki bentuk yang tidak beraturan, hal ini dapat disiasati dengan melakukan pemangkasan untuk mendapatkan taman vertikal dengan pola tertentu.
Namun perhatikanlah jenis tanaman yang Anda pelihara, karena setiap jenisnya tentu memiliki langkah perawatan yang berbeda. Contohnya cara merawat tanaman hias daun suplir tidak sama dengan cara merawat cemara lilin.
Cek nosel setidaknya 6 bulan sekali dan filter secara periodik paling tidak 2 minggu sekali untuk menjaga kualitas air yang digunakan tetap bagus.
Cara menanam tanaman vertikal telah kami sampaikan, semoga Anda dapat segera mempraktekkannya dengan mudah, adakalanya inovasi dengan menggunakan barang bekas sebagai tempat penanaman perlu dicoba. Caranya dapat dilihat di cara membuat vertical garden dari botol bekas.
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…