Inilah Panduan Cara Memberikan Pupuk Susulan dengan Mudah

panduan cara memberikan pupuk susulanHampir pada setiap budidaya tanaman selalu ada pemberian pupuk. Peranan pupuk sendiri sangatlah vital. Pupuk bisa diibaratkan bagai makanan bagi manusia. Pada pupuk terkandung berbagai unsur hara baik makro maupun mikro yang merupakan asupan nutrisi bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.

Kita mengenal dua fase pemupukan pada tanaman yaitu pupuk dasar dan pupuk susulan. Pupuk dasar biasa diberikan pada saat awal pengolahan dan persiapan lahan. Sedangkan pupuk susulan diberikan setelah tanaman ditanam di lahan tersebut yang tujuannya untuk senantiasa mensuplai kebutuhan nutrisi selama tanaman tumbuh dan berkembang.

Banyak sekali petani pemula yang amsih belum paham mengenai cara memberikan pupuk susulan dimana pupuk susulan ini kebanyakan adalah pupuk anorganik seperti ZA, SP, KCL, PHONSKA, MUTIARA, KNO dll yang mana notabenenya akan berdampak buruk apabila diberikan secara berlebihan. Jadi harus pas sesuai kebutuhan tanaman.

Untuk itulah pada artikel kali ini kami akan memberikan panduan cara memberikan pupuk susulan yang benar sehigga petani pemuda pun bisa lekas paham dan tidak sembarangan dalam memberikan pupuk. Fase pemberian pupuk susulan terbagi menjadi 3 fase yaitu fase vegetatif (pertumbuhan awal), generatif (pembungaan dan pembuahan) serta fase pembesaran atau pematangan buah. Baca juga Cara Menanam Jagung Hibrida

1. Pupuk Susulan Pada Fase Pertumbuhan Awal (Vegetatif)

Nah, pemupukan susulan yang diberikan pertama kali adalah pada fase pertumbuhan alias vegetatif. Sebelumnya perlu anda pahami terlebih dahulu bahwasanya pada fase pertumbuahan awal ini sistem imun tanaman belum terbentuk sempurna. Selain itu kadar fitohormon tanaman seperti auksin masihlah sangat tinggi sehingga laju pertumbuahnnya akan sangat pesat. Pada fase awal ini sebenarnya unsur yang paling dibutuhkan tanaman adalah Nitrogen.

Akan tetapi anda harus ingat bahwa sistem imun tanaman yang masih lemah membuatnya rentan terhadap serangan penyakit, padahal Nitrogen ini selain menyuburkan tanaman juga akan menyuburkan jamur serta bakteri patogen (jahat). Baca juga Cara Menanam Ubi Jalar sistem Plastik Mulsa

Oleh karena itu kita harus memberikan asupan unsur hara yang seimbang dansesuai porsi. Jadi gunakanlah pupuk NPK sperti Phonska atau Mutiara setelah 1 minggu tanam. Anda juga bisa mencampur antara ZA + SP-36 + KCL dengan perbandingan 1 : 1 : 1 (sama). Dosis yang dipakai adalah melarutkan 1 gelas (300cc) butiran NPK/campuran dengan 25-30L air. Kocorkan pada tanaman sebanyak 50 cc per tanaman. Interval pemberiannya adalah 7-10 hari sekali dan sebaiknya dilakuakn setelah pengairan.

Jangan lupa untuk memperhatikan unsur mikro tanaman dengan pemberian secara kocor maupun semprot menggunakan pupuk cair yang banyak dijual di toko pertanian. Pemupukan ini dilakukan hingga tanaman memasuki vase generatif (berbunga) nanti. Itulah panduan cara memberkian pupuk susulan pada fese pertumbuhan awal. Baca juga Cara Mengatasi Hama Tupai

2. Pupuk Susulan Pada Fase Pembungaan (Generatif)

Biasanya setelah 1 bulan tanaman akan memasuki fase generatif (tergantung jenis tanaman). Pada saat berbunga, kebutuhan nutrisi tanaman harus diatur ulang. Kali ini tidak dibuat merata namun dibuat unggul salah satu unsur yang penting untuk membentuk bunga yaitu unsur Fosfor (Phospat) dan menurunkan Nitrogennya. Baca juga Cara Mengatasi Hama Wereng pada Tanaman Padi

Jadi anda tetap bisa menggunakan NPK namun menambahkan SP-36 dengan perbandingan 1 : 1 (misal 1 kg NPK PHONSKA + 1 kg SP-36). Disini unsur N dan K masih tetap ada namun unsur P menjadi lebih banyak. Kalau anda hendak mencampur sendiri maka campurkan ZA+SP36+KCL dengan perbandingan 1 : 3 :1 (unggul Phospat).

Larutannya dibuat sama yaitu setiap 1 gelas (300cc) pupuk untuk 25-30 L air. Dikocorkan ke lubang buatan sekitar 10cm didekat pangkal tanaman. Interval juga sama yaitu 7-10 hari sekali. Unsur mikro tetap diberikan dengan cara semprot atau kocor. Baca juga Cara Budidaya Ikan Nila

3. Pupuk Susulan Pada Fase Pengisian Buah

Setelah melewati fase pembungaan maka tanaman akan memasuki fase pengisian buah atau umbi. Nah pupuk susulan yang akan kita guanakan juga harus di setel ulang. Ada dua jenis setelan disini. Pertama adalah untuk tanaman yang sekali berbuah yaitu seperti semangka, melon, ubi, jagung dll. Karena hanya akan membesarkan beberapa buah maka unsur hara yang ditingkatkan adalah Kalium.

Kalium sangat bermanfaat dalam membesarkan buah serta menigkatkan kualitas dan rasa buah itu sendiri. Campurkan NPK dnegan KCL perbandingan 1 : 2 atau campurkan pupuk ZA+SP+KCl dengan perbandingan 1 : 1 : 3 (unggul kalium).

Unsur N dan P dikurangi agar tanaman hanya fokus membesarkan buah dan tidak membentuk tunas bau maupun bunga baru. Baca juga Cara Budidaya Ikan Betok

Sedangkan yang Kedua adalah untuk tanaman yang tipikal lebih dari satu kali  panen dimana antara buah dan bunga saling susul menyusul semisal cabe. Disini baik unsur Fosfor ataupun Kalium tetap harus sama-sama ditambah. Sedangkan unsur N bisa diturunkan. Campurkanlah NPK dengan SP36 dan KCL dengan perbandingan 1 : 2 : 3 jadi akan berimbang antara bunga baru dan bauh yang sudah jadi.

Larutannya juga dibuat sama yaitu tiap 1 gelas (300cc) dengan 30 L air lalu kocorkan ke lbang buatan 10-15 cm dari pangkal tanaman. Interval pemupukan bisa 10 hari sekali. Tapi jangan lupa untuk tetap memberikan unsur mikro dengan cara semprot pada daun. Baca juga Cara Menanam Cabe sistem Fertigasi

Demikianlah tadi panduan cara memberikan pupuk susulan yang benar agar anda tidak sembarangan lagi dalam memberikan pupuk susulan. Sebenarnya anda bisa berkreasi sendiri selama anda sudah memahami dasar-dasar teori pemupukan berdasarkan fase perkembangan tanaman. Salam Budidaya