3 Penyebab Gagal Sambung Pucuk Durian

Durian merupakan salah satu buah yang khas pada negara-negara di Asia Tenggara. Walaupun memiliki bau yang menyengat, durian tetap menjadi salah satu primadona di kalangan pencintanya. Sayangnya, harga buah durian memang cukup tinggi. Harga buah durian per kilogramnya mulai dari Rp25.000, bahkan dapat mencapai lebih dari Rp200.000 per kg, tergantung jenisnya.

Misalnya saja, harga untuk salah satu jenis durian yang paling terkenal, yaitu durian musang king, harga per kilogramnya adalah sekitar Rp280.000. Dengan harga yang cukup tinggi, terkadang membuat para pecinta durian harus menunda keinginannya untuk menikmati si raja buah tersebut.

Solusi untuk mengatasi problematika ini sebenarnya cukup mudah. Para pecinta durian dapat mulai menanam durian sendiri di rumah. Para petani atau penanam dapat menanam durian dari biji. Setelah usianya cukup, pohon durian pun dapat dikembangbiakkan dengan mudah menggunakan teknik sambung pucuk.

Namun, teknik ini harus dilakukan dengan benar, agar pohon durian dapat berbuah lebat dan manis. Perhatikan beberapa penyebab gagal sambung pucuk durian berikut agar tak lagi salah dalam menanam pohon durian:

1. Kualitas Batang

Faktor pertama penyebab gagal sambung pucuk durian ialah kualitas batang pohon yang kurang baik. Hal ini berlaku untuk kesemuanya, baik batang bawah maupun batang turunan. Kualitas batang harus benar-benar baik dan mumpuni untuk dikembangbiakkan dengan cara sambung pucuk.

Beberapa ciri batang pohon durian yang berkualitas baik antara lain:

  • Pohon asal batang bawah maupun batang turunan haruslah mempunyai kualitas buah durian yang baik
  • Batang bawah harus kokoh dan kuat, baik batangnya maupun akarnya
  • Terbebas dari penyakit dan hama tanaman
  • Memiliki kandungan kambium yang cukup

2. Posisi Batang

Penyebab gagal sambung yang selanjutnya adalah karena posisi batang bawah dan batang turunan yang salah. Posisi batang yang salah diawali dari pemilihan alat sambung pucuk yang kurang tepat.

Alat-alat yang digunakan, seperti pisau, cutter atau silet harus lah dalam keadaan tajam. Pisau yang kurang tajam dapat menimbulkan hal-hal yang dapat menggagalkan sambung pucuk, seperti hasil sayatan yang kurang sempurna.

Hasil sayatan yang kurang sempurna tersebut dapat berpengaruh terhadap posisi batang bawah dan batang turunan saat ditempelkan. Perlu diperhatikan pula pada saat proses mengikat batang saat sambung pucuk.

Mengikat batang saat sambung pucuk dapat menggunakan berbagai alat, seperti tali, selotip, maupun rafia. Yang paling penting adalah proses mengikat harus dilakukan dengan benar, agar posisi batang dapat menempel dengan baik pula.

Baik proses membuat sayatan maupun mengikat batang sangat berpengaruh pada posisi batang. Mohon pastikan bahwa saat kedua proses tersebut dilakukan, tidak ada celah yang terbuka antara batang bawah dan batang turunan.

Adanya celah antara batang bawah dan batang turunan dapat menjadikan batang menjadi busuk dan kering serta proses sambung pucuk pun dapat dipastikan gagal.

3. Batang Busuk dan Kering

Telah disebutkan sebelumnya bahwa posisi batang yang salah akan menimbulkan celah yang berujung kepada pembusukan dan kekeringan batang. Pembusukan batang ini disebabkan oleh air.

Pohon durian yang masih dalam proses sambung pucuk tetap perlu mendapat asupan air. Namun, harap berhati-hati saat menyiram pohon.

Hindari menyiram pada bagian yang sedang disambung pucuk. Terlebih, apabila ternyata, pada batang bawah dan batang turunan terdapat celah karna proses menyayat atau menempelkan batang yang kurang sempurna.

Air dapat masuk ke dalam celah tersebut dan malah akan membuat batang menjadi busuk. Sementara itu, udara yang masuk lewat celah batang dapat menyebabkan batang menjadi kering.

Udara akan membuat kambium pada batang bawah dan batang turunan menjadi cepat mengering. Padahal kambium termasuk salah satu unsur penting dalam proses sambung pucuk.

Kambium merupakan suatu jaringan yang terdapat pada tanaman, yang pada proses sambung pucuk, berguna untuk membantu perekatan batang bawah dan batang turunan. Apabila batang tidak memiliki kambium yang cukup, maka kedua batang tersebut tidak dapat melekat.