3 Syarat Tanaman Fitoremediasi

Fitoremediasi adalah suatu cara yang digunakan dengan memanfaatkan tanaman hijau untuk menghilangkan, mengatasi, menyerap bahkan mengubah kotaminan atau zat yang berbahaya bagi lingkungan. Lebih singkatnya tanaman-tanaman fitoremediasi bertugas menangani masalah pencemaran lingkungan.

Ada banyak jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai fitoremediasi yang juga dapat disesuaikan dengan dengan sasaran perbaikan pencemaran lingkungan.

Contohnya eceng gondok yang bisa menjadi fitoremediasi perairan karena kemampuannya menyerap logam. Selain untuk mengatasi pencemaran lingkungan, tumbuhan ini juga bisa dimanfaatkan dengan cara membuat pupuk enceng gondok yang bisa anda lakukan di rumah.

Beberapa tanaman hias juga turut mengambil peran sebagai fitoremediasi, contohnya seperti bunga matahari, lidah mertua, mahoni dan kangkung darat.

Namun tidak semua tanaman yang dapat dijumpai dengan mudah bisa dijadikan alat dalam upaya penanggulangan pencemaran lingkungan, ada syarat-syarat tertentu yang harus dimiliki tumbuhan untuk dapat dijadikan fitoremediasi. Berikut syarat tanaman fitoremediasi:

1. Mudah tumbuh

Karena tugas utamanya untuk menyaring, menyerap dan mengatasi zat-zat berbahaya yang dapat merusak lingkungan, tanaman fitoremediasi yang paling utama harus dapat tumbuh dengan cepat pada lingkungan yang tidak terlalu baik atau toksik.

Tumbuh-tumbuhan yang digunakan sebagai fitoremediasi tidak boleh dikategorikan sebagai tumbuhan manja yang memerlukan media tanam subur dan bersih. Satu-satunya tantangan dalam penanaman tumbuhan fitoremediasi adalah untuk menjaga dari serangan predator atau hewan karena tanaman ini akan mudah ditemui di alam terbuka.

Pemanfaatan tumbuhan sebagai fitoremediasi dapat dilihat dari cara menanam bunga matahari paling mudah. Tumbuhan cantik ini banyak ditemui di jalanan maupun pekarangan rumah karna mudah untuk di budidayakan meski tetap rentan pada serangan hewan. Sehingga sedikitnya perlu diperhatikan cara merawat bunga matahari di rumah yang simple.

2. Penyerapan air tinggi

Tumbuhan yang mampu menyerap air dalam jumlah besar akan memiliki kemampuan bertahan hidup yang jauh lebih baik dibandingkan jenis tumbuhan lainnya. Kelompok tanaman ini juga akan lebih tahan pada perubahan musim.

Selain untuk bertahan hidup, tanaman yang bisa menyerap banyak air juga akan mampu untuk menyerap lebih banyak karbon dioksida di udara beserta zat-zat polutan lain yang dapat merusak lingkungan. Jenis tanaman ini sekaligus dapat membantu mencegah terjadinya erosi akibat curah hujan yang tinggi.

3. Menyerap banyak polutan

Tumbuhan fitoremediasi yang paling bagus adalah yang mampu menyerap banyak polutan sekaligus, hal ini karena pada saat yang ada ada banyak jenis zat berbahaya yang tercampur di lingkungan darat, air maupun udara.

Tanaman yang dapat menyerap banyak jenis polutan lebih efektif dan efisien untuk digunakan sebagai fitoremediasi karena bisa digunakan untuk mengatasi beberapa masalah pencemaran lingkungan sekaligus.

Dalam penanamannya tanaman ini juga akan tumbuh lebih baik karena tidak perlu dicampur bersama tumbuhan yang berbeda jenis dalam satu lahan.

Pemanfaatan tumbuhan sebagai fitoremediasi memiliki banyak kelebihan, khususnya dari segi biaya karena pengembangan tanaman dapat dilakukan secara mandiri dan alami. Diantara banyak pilihan jenis tanaman, berikut beberapa yang paling digunakan sebagai fitoremediasi:

  • Antrium merah/kuning. Secara umum tanaman ini lebih dikenal sebagai kuping gajah karena bentuk daunnya yang lebar, besar dan berwarna hijau tua. Sepintas dedaunan ini akan terlihat seperti kuping gajah.