Aeroponik : Pengertian, Jenis, dan Cara Membuatnya

Bagi pecinta tanaman, saat ini banyak cara yang bisa dilakukan untuk menanam berbagai tanaman di lingkungan rumah. Mulai dari Cara Merawat Tanaman Buah Jambu Kristal, Cara Membuat Kebun Sayur di Pekarangan Rumah, hingga cara budidaya tanaman hias dapat dengan mudah ditanam di lingkungan rumah. Bahkan cara budidaya tanaman sekarang ini terus diupayakan agar lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan.

Jika saat ini sudah tidak asing dengan teknik hidroponik tanpa sinar matahari ataupun juga cara penanaman aquaponik, terdapat sistem penanaman lainnya yakni aeroponik. Sistem penanaman aeroponik ini tak kalah efektif, efisien, dan ramah lingkungan dengan sistem lainnya. Bahkan tanaman yang ditanam dengan sistem aeroponik ini terlihat lebih segar dan sehat.

Pengertian aeroponik

Hidroponik dan aeroponik sama-sama menggunakan air untuk media tanamnya, namun terdapat perbedaan pada kedua sistem ini. Perbedaanya terletak pada sistem aeroponik yang menyemprotkan unsur larutan hara ke dalam akar tanaman sehingga hasil panen aeroponik memiliki kualitas yang lebih tinggi.

SIstem aeroponik sendiri merupakan sistem budidaya tanaman di udara tanpa menggunakan media tanah. Jadi, akar tanaman dibiarkan tumbuh menggantung tanpa media tanah, tanaman ini terletak pada tempat yang telah dijaga kelembabannya. Sistem aeroponik tetap membutuhkan air, namun berbeda dengan sistem hidroponik. 

Pada sistem aeroponik, air diberikan larutan hara kemudian disemprotkan ke akar tanaman dalam bentuk kabut, cara kerja ini sendiri disebut juga dengan pengabutan. Kemudian akar tanaman akan menyerap larutan hara yang nantinya akan membantu untuk dapat tumbuh dengan baik.  

Pada proses pengabutan dilakukan secara terus menerus hingga panen. Jika memang harus berhenti sebaiknya tidak lebih dari 15 menit. Tujuan dari pengabutan ini agar pengabutan menurunkan suhu di sekitar daun dan mengurangi evapotranspirasi sehingga tanaman akan selalu segar.

Jenis tanaman aeroponik

Setelah membuat sistem aeroponik maka tinggal menunggu waktu panen dari tanaman yang ditanam. Tanaman yang dapat ditanam dengan sistem aeroponik ini cukup bervariasi, contohnya tanaman jenis sayuran meliputi :

  • Selada
  • Kangkung
  • Bayam
  • Sawi
  • Bok choy
  • Mint dan basil
  • Tomat, serta mentimun.

Sedangkan untuk jenis umbi-umbian meliputi :

  • Kentang
  • Ubi
  • Wortel, dan
  • Lobak.

Berbagai jenis tanaman tersebut tentunya sangat dibutuhkan untuk kebutuhan di rumah. Dengan menanam berbagai jenis sayuran dan umbi-umbian tersebut dengan sistem aeroponik di rumah akan memberikan pasokan makanan yang lebih sehat dan segar. Selain itu juga akan lebih ramah lingkungan karena dapat menghemat air. Dan yang tak kalah penting adalah menambah kawasan hijau di sekitar rumah.

Kelebihan dan kekurangan aeroponik

Sama dengan berbagai sistem budidaya tanaman lainnya, tentu terdapat kelebihan dan kekurangan pada sistem budidaya tanaman aeroponik. Banyak kelebihan dengan menerapkan sistem aeroponik dalam budidaya tanaman, berikut beberapa kelebihan pada sistem aeroponik:

  • Sistem aeroponik ramah lingkungan karena dapat menghemat air 
  • Dapat mengurangi jumlah tenaga kerja manusia yang terlibat karena proses pengabutan otomatis. 
  • Tanaman akan menerima lebih banyak oksigen karena akarnya menggantung di udara. 
  • Oksigen tambahan yang tanaman terima dapat meringankan pertumbuhan patogen berbahaya. 

Namun perlu diperhatikan pula bahwa terdapat beberapa kekurangan dengan budidaya tanaman dengan sistem aeroponik, berikut beberapa kekurangan sistem aeroponik:

  • Biaya pembuatan sistemnya cukup mahal.
  • Alat-alatnya bergantung pada listrik, sehingga ketika aliran listrik mati maka alat tidak bisa bekerja

Cara membuat sistem aeroponik

Sebelum membuat sistem aeroponik, terdapat beberapa peralatan yang perlu disiapkan. Peralatan ini meliputi jaringan irigasi sprinkler, Jet pump (pompa air), nozzle sprinkler, pipa paralon atau PVC, pipa etilen, rockwool, styrofoam, larutan nutrisi, dan bibit tanaman. Selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut:

1. Menyemai benih

Pada sistem aeroponik, bibit atau benih tidak bisa langsung ditanam, melainkan harus disemai terlebih dahulu pada rockwool. Pertama, buatlah lubang pada rockwool, setiap lubang ditanami satu benih. Simpan rockwool pada ruangan gelap agar benih cepat tumbuh. Setelah benih tumbuh dengan jumlah daun minimal dua helai, selanjutnya pindahkan pada lubang-lubang di styrofoam dengan posisi akar menggantung.

2. Membuat instalasi pengabutan

Alat yang mahal dalam sistem aeroponik adalah alat yang melakukan pengabutan, untuk menghemat biaya dapat dengan merakit sendiri alat pengabutan dengan pipa PVC. Terdapat dua rakitan alat yang harus dibuat, yakni instalasi aeroponik yang akan menghubungkan pipa dengan bak penampungan nutrisi dan instalasi pengabutan yang akan menyemprotkan nutrisi ke akar.

3. Menanam pada styrofoam

Langkah yang harus dilakukan yakni menyiapkan styrofoam yang akan digunakan sebagai media tanam. Kemudian buat lubang-lubang dengan jarak 15 cm dan isi lubang tersebut dengan rockwool atau busa. Tancapkan benih yang telah disemai pada rockwool atau busa, kemudian biarkan akarnya menjuntai bebas ke bawah.

Langkah selanjutnya pasang instalasi pengabutan yang telah dibuat pada dasar atau bagian bawah untuk menyemprotkan kabut larutan hara ke atas sebagai sumber nutrisi bagi akar tanaman.