Kopi Arabika merupakan spesies kopi pertama yang dibudidayakan yang hingga sekarang tetap bertahan dan semakin meningkat dipasaran. Tahukah anda kenapa? Karena budidaya Kopi Arabika menjadi salah satu usaha yang sangat menguntungkan bahkan sebagai potensi ekspor yang hasilnya begitu menggiurkan dikarenakan pamor Kopi Arabika yang sangat digemari oleh para pencinta kopi karena memiliki citarasa dan karakteristik yang khas, yaitu;
Budidaya kopi yang memiliki nama ilmiah Coffe Arabica ini memiliki peluang usaha yang sangat menjanjikan karena permintaan pasar yang tinggi dibanding kopi – kopi yang lain. Untuk itu agar mendapatkan hasil yang baik mulai dari pemilihan bibit, proses penanaman, pemeliharaan sampai akhirnya mendapatkan hasil panen yang maksimal berikut akan dijelaskan cara menanaman kopi bagi pemula yang bisa diterapkan.
Untuk penanaman kopi Arabika yang baik dan benar agar memperoleh hasil yang maksimal tentunya yaitu dengan beberapa cara dan prosedur yang harus dilakukan sebagai berikut.
Cara yang harus dilakukan pertama kali dalam budidaya Kopi Arabika adalah dengan memilih bibit yang baik. Untuk memperbanyak bibit kopi ada dua cara, yaitu cara yang pertama dengan memperbanyak secara generatif yaitu dengan menggunakan biji. Dan yang kedua yaitu dengan cara Stek. Untuk jenis kopi Arabika biasanya didapy dengan cara generatif karna untuk memilih indukan tumbuhan kopi Arabika ada kriteria dan tidak sembarangan.
Untuk kriteria indukan kopi Arabika adalah;
Untuk kebutuhan bibit per hektar yaitu seperti jarak tanaman 1,25 m x 1,25 m dengan jumlah tanaman 6400 dengan persentase sulaman mencapai 25 %. Kemudian, setelah mendapatkan bibit induk yang dinilai baik dan pilihlah buah yang sudah matang dan juga sehat dengan memastikan tidak adanya kulit yang keriput dan juga cacar. Setelah pemetikan buah kemudian untuk seleksi selanjutnya dengan cara merendam dalam air. Untuk menandakan buah yang sehat setelah direndam didalam air tidak ada yang cacat.
Karena yang dibutuhkan adalah bijinya, maka rendam kembali biji tersebut selama 24 jam setelah itu cuci biji tersebut untuk menghilangkan lendir yang menempel pada biji. Setelah itu keringkan biji selama 1-2 hari, dan ingat jangan sampai dijemur langsung dibawah terik sinar matahari.
Sebelum melakukan penyemaian pastikan biji tidak ada yang cacat atau terserang hama dan harus benar-benar berkualitas karena akan berdampak kepada pertumbuhannya. Setelah terkumpul biji yang benar-benar berkualitas maka segera lakukan penyemaian karena jika tidak di semai segera dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan akan mempengaruhi tumbuh kembang biji tersebut menjadi menurun dan mengakibatkan hasil yang tidak maksimal.
Untuk proses penyemaian langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat bedengan dengan ukuran 120 dengan tinggi 25 cm dan panjang yang disesuaikan dengan kondisi lahan itu sendiri. Jarak antara bedengan kira-kira 50 cm dan disarankan ketika membuat bedengan menghadap ke arah timur agar mendapatkan cahaya sinar matahari penuh untuk proses fotosintesis.
Kemudian lakukan penggemburan tanah sedalam 30 cm. Lalu campur tanah dengan pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 25 kg/meter persegi. Setelah itu lakukan penyemaian sedalam 1 cm dengan jarak antara benih 3 cm x 5 cm, untuk menyemaikan benih letakkan dalam keadaan posisi telungkup. Jika jarak tanamannya yang demikian memerlukan sekitar 800 benih bibit untuk 1 lahan.
Untuk merawat benih Kopi Arabika yang sudah cukup dengan membersihkan gulma dan melakukan penyiraman 2x sehari yaitu pagi dan sore ketika tanah dalam keadaan kering . Setelah bibit berusia 10 – 12 Minggu, pindahkan bibit kedalam Polybag kemudian letakkan ke arah timur supaya mendapat pencahayaan yang cukup. Untuk perawatan di Polybag tetap dengan cara membersihkan gulma dan rutin menyiram.
Ketika umur bibit sudah mencapai 15 – 20 hari sudah bisa diberi pupuk dan sesuaikan dengan pertumbuhan bibit. Jika menemukan bibit berbatang pendek dan daun berwarna coklat atau batang tinggi dengan pucuk daun berwarna coklat atau batang tinggi dengan pucuk daun berwarna hijau sebaiknya jangan ditanam karena varietasnya belum bisa diketahui. Karena varietas kopi Arabika (Catimor) memiliki pucuk yang hijau dan bibit yang cacat juga memiliki ciri-ciri yang sama. Jadi, pastikan memilih bibit yang sehat.
Langkah awal yang perlu diperhatikan sebelum menanam bibit adalah dengan membersihkan lahan dari gulma dan rumput liar. Setelah itu gemburkan tanah dengan cangkul atau alat bajak. Kemudian buatlah lubang 3 bulan sebelum masa tanaman dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm atau 60 x 60 x 60 cm atau 7,5 x 7,5 x 7,5 cm.
Selain itu siapkan juga tanaman peneduh seperti Lamtaro, Sengon dan Dadap yang berfungsi untuk melindungi bibit kopi Arabika dari sengatan matahari langsung. Jangan khawatir karena untuk perawatan tanaman peneduh ini cukup gampang.
Setelah mencapai waktu 3-6 bulan sebelum masa tanam setelah pembuatan lubang, campurkan tanah galian dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 15-20 kg/lubang. Setelah itu cukup urungkan tanah dan tidak perlu dipadatkan.
Saatnya bibit sudah siap untuk ditanam, pangkaslah daun bibit hingga tersisa ⅓ untuk mengurangi penguapan. Kemudian keluarkan bibit dari Polybag setelah itu gali lobang sepanjang akar bibit kopi tersebut. Bagi bibit yang memiliki akar tunjang pastikan akarnya tegak lurus. Lalu tutuplah lubang agar akar bisa berdiri tegak. Dan pastikan ketika menanam bibit jangan sampai merusak akar karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kopi.
Setelah bibit kopi Arabika ditanam maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah perawatan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut ini adalah cara perawatan kopi Arabika yaitu;
Setelah bibit ditanam di lahan yang luas maka perlu dilakukan penyulaman minimal 1 Minggu dua kali, namun setelah tanaman berusia 1-6 bulan cukup dilakukan pemeriksaan hanya satu bulan sekali. Segera lakukan Penyulaman jika selama waktu pemeriksaan menemukan tanaman yang mati atau sakit. Lakukanlah perawatan yang lebih terhadap tanaman Penyulaman agar bisa menyamai pertumbuhan pohon yang lainnya.
Kebutuhan pupuk untuk setiap tanaman kopi Arabika adalah 20-23 kg/1-2 tahun. Pemberian pupuk untuk budidaya tanaman kopi Arabika bisa menggunakan pupuk organik atau pupuk buatan. Untuk pupuk organik bisa didapatkan dari tanaman sekitar seperti sisa-sisa dedaunan hijau dari pohon pelindung atau kulit dari buah kopi sisa pengupasan sehingga perlu diperhatikan cara menggunakan pupuk daun yang baik dan benar agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Pemberian pupuk untuk budidaya kopi Arabika ini yaitu dengan cara membuat lubang khusus untuk pupuk yang mengelilingi tanaman. Selanjutnya masukkan pupuk kompos atau bisa juga dicampur dengan pupuk buatan kemudian masukkan kedalam lubang.
Untuk tanah yang memiliki pH dibawah 5 bisa tambahkan kapur agar membuat tanah tersebut menjadi netral. Pemberian kapur dilakukan 2-4 tahun sekali. Bisa juga menambahkan tanaman penutup tanah seperti tanaman bungkuk atau kacang-kacangan yang berfungsi sebagai penutup tanah supaya menambah bahan organik yang terdapat di kebun budidaya kopi Arabika. Selain itu juga berfungsi sebagai pelindung dan penyubur tanah serta bisa dijadikan sebagai sumber pupuk organik.
Untuk pemangkasan budidaya kopi Arabika ini menggunakan pemangkasan berbatang tunggal, pemangkasan ini juga lebih sesuai untuk kebun yang ada di daerah rendah dan juga daerah tinggi.
Ada tiga tujuan dilakukan pemangkasan budidaya kopi Arabika yaitu sebagai berikut:
Dalam budidaya tanaman kopi Arabika harus sering membersihkannya dari gulma dan rumput liar lainnya. Ada banyak jenis dan alasan mengapa tanaman gulma harus dicabut, terutama ketika tanaman masih berumur muda. Hal ini sering kali di pertanyakan bagi pemula mengapa gulma dapat mengganggu pertumbuhan tanaman? karena gulma dan rumput liar akan merebut semua nutrisi yang ada didalam tanah.
Oleh sebab itu selalu rutin melakukan Penyiangan setiap dua minggu sekali dan bersihkan gulma yang ada dibawah tajuk pohon kopi Arabika. Jika tanaman sudah cukup besar bisa dilakukan penyiangan seperlunya saja atau bisa mengandalkan dengan tanaman penutup tanah.
Dalam budidaya tanaman Kopi Arabika ada beberapa jenis hama dan penyakit. Maka untuk menghindari hal tersebut bisa memulai budidaya kopi Arabika dengan memilih lahan dengan tinggi diatas 1000 mdpl, atau dengan penyemprotan kimia, memilih varietas unggul dan kultur teknis.
Adapun jenis hama dan penyakit yang sering menggangu tanaman kopi Arabika ini adalah sebagai berikut;
Budidaya kopi Arabika biasanya akan panen 4 tahun setelah penanaman. Ada beberapa ciri-ciri biji yang siap dipanen, diantaranya memiliki warna buah yang merah tua, daging buah yang lunak, berlendir dan terasa manis. itulah salah satu tanda kopi yang memiliki hasil yang maksimal. Interpal waktu panen tanaman kopi adalah 7-10 hari sekali. Panen terlambat akan menyebabkan buah rontok dan jatuh ke tanah sehingga menyebabkan hilangnya hasil panen.
Kantong panen dan karung tempat hasil panen tidak digunakan dari bahan yang berasal dari bekas wadah penyimpanan zat kimia, pupuk, pestisida atau zat yang berbau tidak sedap.
Setelah kopi dipanen, buah kopi yang terpetik muda, warna hijau atau kuning haris diambil dan dipisahkan secara manual. Sedangkan buah yang cacat dan terserang hama penyakit dapat dipisahkan dengan cara merendamnya kedalam air. Biasanya buah yang rusak akan mengapung didalam air. Tujuan melakukan sortasi ini adalah untuk menjamin kualitas biji tidak cacat dan cita rasa yang sesuai dengan kualitas mutu.
Pengupasan kulit buah bertujuan untuk memisahkan kepingan biji kopi dari kulit merah yang masih berlendir. Gelondong merah harus di pulping pada hari panennya agar tidak busuk, sebab biji kopi bersifat hygroskopis mudah menyerap bau apapun yang ada di sekitarnya dan itulah salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan citarasanya (fermented).
Biji kopi hasil pulping harus di fermentasi selama 10-12 jam yang bertujuan untuk meluruhkan lapisan lendir yang menyatu dalam kulit tanduk biji kopi sehingga mempermudah proses pencucian dan mempercepat pengeringan biji. Fermentasi yang terlalu lama juga mengakibatkan terjadinya fermented.
Setelah proses fermentasi kopi dicuci dengan air bersih sampai biji benar-benar terasa kasat ditangan. Kemudian biji ditiriskan kedalam keranjang rotan atau sejenisnya sebelum dijemur.
Setelah biji kopi ditiriskan kemudian dijemur diatas para-para, terpal, plastik, goni dan lantai semen sampai kadar air 35-40%.
Pengupasan kulit tanduk dapat dilakukan dengan menggunakan mesin huller. Biji kopi yang terkelupas dari kulit tanduk disebut juga dengan biji kopi “labu” (wet bean). Dengan kandungan air dalam biji antara 20-24%. Kondisi kopi tanpa kulit tanduk lebih hygroskopis dengan cepat menyerap bau yang ada disekitarnya. Oleh sebab itu area processing nya harus benar-benar steril dan aman dari kontaminasi.
Biji kopi Arabika akan dijemur kembali dibawah terik matahari seperti penjemuran sebelumnya sampai kadar air 12-13%. Selama proses penjemuran selalu tetap diawasi agar selalu terjaga dan tidak terkontaminasi oleh benda apapun.
Untuk memisahkan biji kopi yang berukuran fisik besar dan utuh dengan biji kopi yang rusak atau pecah dengan menggunakan mesin suton yang bekerja mengayak serta memisahkan biji. Kemudian dilanjutkan dengan sortasi manual yang disebut dengan DP tangan untuk memisahkan benda asing, biji cacat dan sebagainya atau penggolongan mutu kopi yang layak ekspor.
Sebelum ada transaksi penjualan, kopi yang sudah ready ekspor harus disimpan diruang yang cukup ventilasi udara, tidak lembab, memakai vander lantai dan tidak terdapat sesuatu atau benda lain didalam ruang penyimpanan tersebut agar tidak terjadi kontaminasi pencampuran produk dan kerusakan aroma buah kopi karena kopi yang memiliki sifat hygroskopis (menyerap).
Kopi yang berkualitas dan optimal yang telah disimpan sudah ready untuk dipasarkan baik pasar lokal maupun mancanegara.
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…