Jamur kancing atau dikenal.juga sebagai jamur champignon merupakan jenis jamur konsumai yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Selain karena harga jualnya yang tinggi, jamur ini juga kaya akan manfaat dan sangat baik bagi kesehatan tubuh. Bentuk jamur menyerupai tombol bulat dengan warna putih bersih krem atau coklat. Jamur kancing juga menjadi salah satu jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan sebagaimana cara budidaya jamur enoki di indonesia . Jamur ini memiliki aroma yang unik, bebas lemak, bebas sodium serta kaya akan vitamin dan mineral.
Jamur kancing banyak kita temui pada sajian makanan seperti pizza, omelet, gratin dan kaserol. Jamur kancing juga merupakam salah satu jenis produk organik yang aman dan sehat dikonsumsi sebagaimana cara budidaya jamur tiram f2 bagi pemula .
Apalagi seiring dengan perubahan gaya hidup yang semakin peduli akan kesehatan tentu produk organik semacam jamur kancing ini memiliki potensi bisnis yang dapat diusahakan. Tentunya hal ini dapat menjadi peluang bagi anda untuk merambah bisnis ini.
Dari segi budidaya, jamur kancing relatif hampir sama dengan budidaya jamur lainnya seperti cara membuat bibit jamur champignon . Hanya saja terdapat beberapa hal yang memang sedikit berbeda secara teknisnya. Oleh sebab itu, tetap dibutuhkan panduan khusus mengenai teknis budidaya. Agar tentunya anda dapat mendapatkan hasil panen yang maksimal.
Dengan semakin meningkatnya permintaan akan jamur kancing ini. Bagi anda yang ingin mencoba peruntungan dalam usaha ini, sebaiknya simak 6 Cara Budidaya Jamur Kancing Organik bagi pemula.
1. Pemilihan Bibit Jamur Kancing
Tahapan awal sebelum memulai bididaya jamur kancing organik adalah memilih bibit jamur sebagaimana cara budidaya jamur dengan bonggol jagung . Untuk budidaya rumahan, disarankan untuk menggunakan bibit jamur F3. Bibit ini dapat langsung di tabur dan ditanam pada media tanam. Untuk mendapatkan kualitas hasil panen yang baik, tentunya tergantunh dengan kualitas bibit yang dipakai. Karenanya, sangat pentinh sekali untuk memilih bibit berkualitas dengan kriteri sebagai berikut :
- Bibit jamur dalam kondisi sehat dan tidak mengalami kontaminasi.
- Miselium jamur menunjukkan warna putih cerah.
- Bibit didapatkan dari penangkar benih jamur yang terpercaya.
- Produktifitas hasil panen bibit tinggi.
- Untuk mempertahankan kualitas bibit, simpan binit di tempat yang sejuk dan memiliki sirkulasi udara yang cukup.
2. Persiapan Media Tanam dan Pengomposan Media
Tahapan selanjutnya adalah proses pembuatan media tanam seperti pada cara budidaya media jamur merang media ampas tebu . Untuk tahap awal tentunya anda harus mempersiapkan media tanam yang terdiri dari :
- Jerami padi 100%, bekatul 3%, kapur pertanian atau dolomit 2,5%, tambahkan TSP 1,2%, ZA 1%, Urea 0,9% untuk memenuhi kebutuhan Nitrogen, Posfor dan Kalium.
- Untuk mematikan jamur liar yang mungkin bisa saja tumbuh maka harus dilakukan pengomposan.
- Potong-potong jerami dengan ukuran 10-15 cm, kemudian cuci bersih lalu tiriskan hingga kelembaban pada jerami mencapai 65%.
- Kemudian susun jerami dengan tumpukan setinggi 10-15 cm, taburi pada bagian atas tumpukan bekatul dan kapur hingga merata.
- Kemudian susun secara selang seling hingga tumpukam mencapai ketinggian 1 meter.
- Keesokan harinya balik media kemudian tambahkan urea 0,9% hingga merata.
- Jika media kurang lembab maka anda bisa menambahkan air secukupnya pada media.
- Pada hari ke-6 tambahkan ZA sebanyak 1%, dan pada hari ke 10 tambahkan TSP 1,2 %.
- Kemudian aduk-aduk kembali media dan diamkan hinggal hari ke 12-17.
3. Sterilisasi Media dalam Kumbung
Setelah media selesai dikomposkan, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan sterilisasi media sebagaimana juga pada cara budidaya jamur merang dengan media kardus . Sterilisasi ini dilakukam dengan tujuan agar media bebas darj gas-gas beracun yang nantinya akan berbahaya bagi pertumbuhan jamur. Sterilisasi dilakukan di dalam kumbung jamur dan dilakukan dengan cara sebagai berikut ini :
- Sebarkan media tanam yang telah dikomposkan kedalam rak yang telah disediakan di dalam kumbung.
- Tinggi media dibuat dengan ketebalan 15-20 cm.
- Proses sterilisasi dilakukan dengan cara memasukkan uap air kedalam kumbung.
- Suhu uap dinaikan secara berkala hingga mencapai suhu 60-65 derajat celcius.
- Setelah suhu tercapai maka dipertahankan selama 12 jam.
- Setelah itu, kemudian tirinkan suhu secara perlahan dengan membuka jendela kumbung, hingga suhu mencapai angka 40-45 derajat celcius. Saat suhu tercapai kemudian pertahanka selama 70 jam.
- Setelah itu, buka semua ventilasi kumbung dan buat suhu didalam kumbung mencapai suhu 32 derajat celcius.
- Atau sterilisasi juga dapat dilakukam di ruamg pengomposan dengam cara menutup komposan dengan penutup hingga suju mencapai 65 derajat celcius kemudian dibiarkan selama 12 jam.
- Setelahnya pindahkan kompos kedalam kumbung dan buat suhu mencapai 47-50 derajat celcius pertahankan selama 40 jam.
- Pada saat akhir buat suhu kumbung berada pada angka 32 derajat celcius.
4. Penanaman Bibit Ke Dalam Media
Penanaman bibit dilakukan dengan cara relatif sama dengan budidaya jamur lainnya seperti cara budidaya jamur merang . Dengan menggunakan bibit F3 maka anda dapat menyebarkan langsung bibit ke media tanam. Perhatikan cara berikut agar anda tidak berlebihan dalam menyebarkan bibit :
- Ukuran rak ideal adalah panjang 3 meter dan lebar 1 meter.
- Ketebalan media 10-15 cm ditebar secara merata.
- Bibit yang diperlukan untuk setiap rak tanam akan mencapai 10-14 botol dengam volume bibit 220 ml.
- Untuk ukuran rak yang lebih lebar bibit yang diperlukan akan lebih banyak.
- Taburkan bibit secara merata pada bagian permukaan media tanam.
- Setelah 12-14 hari maka misellium akan mulai nanpak muncul pada media tanam.
- Jaga suhu ideal untuk dataran tinggi sekitar 20-30 derajat celcius sedangkan pada dataran rendah suhu mencapai 24-26 derajat celcius.
- Kelembaban yang diperlukan oleh jamur kancing untuk berkembang dengan baik adalah pada kelembaban 90-100%.
- Lakukan penyiraman setiap hari pada bagian lantai dan atap kumbung.
- Sedangkan untuk media bisa disiram setiap 2-3 hari sekali.
- Penyiraman menggunakam sprinkle dengan butiran air berukuran paling kecil agar tidak merusak pertumbujan miselium.
5. Casing
Casing sendiri merupakan proses pembetian penambahan lapisan tanam diatas media seperti cara mengembangbiakan jamur kombucha . Lapisan ini diberikan agar pertumbuhan tubuh buah jamur kancing lebih optimal. Ketebalan lapisan casing ini memcapai 3-5 cm. Pemberian casing ini dilakukan saat sebelum miselium mulai tumbuh pada hingga hari ke 3-4 setelah bibit di tebar.
Pemberian casing dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Tanah yang digunakan sebagai casing merupakan tanah yang berwarna cokelat.
- pH tanah harus mencapai angka 6,8-8.
- Tanah harus bebas dari hama dan penyakit, untuk melakukan hal tersebut maka tanah sebaiknya disterilisasi.
- Sterilisasi dilakukan pada suhu 70 derajat celcius selama 3-4 jam.
- Atau bisa juga dengan cara lain yakni dengan memberikan formalin sebanyak 2 liter pada 40%/meter kubik tanah.
- Setelah miselium tumbuh pada hari ke 9-14 maka buka ventilasi kumbung agar proses pertumbuhan jamur kancing berlangsung lebih cepat.
- Setelah 3 hari maka jamur kancing akan mulai bisa di panen.
6. Pemanenan
Saat jamur siap dipanen, maka harus segera dilakukan pemanenan seperti cara budidaya jamur kuoing dengan serbuk gergaji . Sebab jika tidak segera dipanen maka jamur dapat mengalami layu dan kebusukan. Untuk menjaga kesegaran jamur sebaiknya panen dilakukan pada pagi atau sore hari.
Pemanenan dapat dilakukan dengan mencabut jamur dari media. Kemudian dilakukan sortasi dan setelahnya dipacking dan siap untuk di pasarkan.
6 Cara Budidaya Jamur Kancing Organik bagi pemula. Tentunya akan semakin menambah pengetahuan anda dan menjadi panduan anda dalam membudidayakan jamur kancing. Selamat mencoba dan semoga artikel ini dapat bermanfaat.