6 Cara Budidaya Jamur Merang Alami dan Sederhana

Budidaya jamur merang relatif marak dilakukan oleh banyak para petani jamur. Hal ini tidak lain disebabkan karena banyaknya permintaan sekaligus juga tingginya antusiasme msyarakat untuk mengkonsumsi jamur merang.

Sebagaimana kita tahu bahwa jamur merang sendiri memiliki habitat alami dan biasa ditemukan pada daerah persawahan dimana terdapat bekas jerani atau merang yang membusuk. Jika anda membuka bagin tumpukan jerami tersebut, maka akn nampak jamur yang berwarna putih dan betukuran kecil. Itulah dia jamur merang yang menjadi sajian favorit banyak kalangan.

Tentunya dengan melihat potensi tersebut, maka tidak salah jika kemudian budidaya jamur merang banyak dilakukan. Sebab secara teknik, budidaya yang dilakukan relatif sederhana bahkan dapat menggunakan peralatan yang apa adanya. Selain itu juga, merang yang merupajan bahan utama salam budidaya relatif sangat mudah ditemukan dan didapatkan. Sehingga tentunya, untuk memulai usaha budidaya jamur ini relatif tidak akan menemui kendala yang berarti .

Jamur merang sendiri menjadi salah satu jamur konsumsi yang permintaannya selalu mengalami peningkatan. Terlebih lagi dalam budidayanya jamur merang tidak terkena senyawa kimia seperti pestisida agau juga zat berbahaya lainnya. Oleh karenanya maka jamur merang menjadi salah satu produk sayuran yang sehat untuk di konsumsi.

Nah, tentunya seiring dengan perkembangan teknologi, muncul befbagai teknik budidaya jamur merang yang moderen. Namun, bagi anda yang inhin coba-coba dapat menarapkan 5 cara budidaya jamur merang alami dan sederhana berikut ini:

  1. Persiapan Pembuatan Media Jerami

Seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa dalam budidaya jamur merang sebgoamana cara budidaya jamur paha ayam , jenis media yang digunakan adalah jerami. Jerami atau merang merupakan sisa sisa dari tanaman padi yang telah di panen.

Biasanya jerami ini akan langsung dibuang atau dibiarkan begitu saja untuk dipakai sebagai kompos, bahkan juga dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak. Tentu saja untuk mendapatkan jerami tidaklah sulit, bahkan anda dapat membelinya dengan harga yang relatif murah. Namun,untuk mendapatkan kualitas jamur yang baik, maka anda harus memperhatikan beberapa kriteria jerami yang baik sebagai berikut :

  • Jerami berasal dari tanaman padi yang baru dipanen, atau dapat juga dipilih jerami yang sudah lewat 1-2 minggu dari masa panen.
  • Dalam hal ini juga jerami yang digunakan dapat berasal dari berbagai jenis tanaman padi, tidak hanya terlepas dari satu jenis tanaman saja. Bahkan juga antara satu jenis dan jenis lainnya dapat dicampur, sebab meskipun berbeda jenisnya namun jamur merang yang dihasilkan masih merupakan jenis yang sama.
  • Jerami yang anda dapatkan teebih dahulu ukurannya harus diperkecil, dapat dilakukan dengan cara di potong.
  • Setelah di potong potong kemudian dilakukan perendaman dengan menggunakan air selama 3-4 hari.
  • Setelah itu, baru dapat di mulai dengan dilakukan proses pengomposan media.

2. Pengomposan Jerami Padi

Pada habitat alaminya, jamur merang tumbuh pada jerami yang mengalami pengomposan alami. Sehingga tentu hasilnya tidak sebaik jika anda menggunakan teknik budidaya jamur merang yang benar sebagaimana cara budidaya jamur merang florida.

Pengomposan jetami sendiri berfungsi untuk menumbuhkan bibit jamur merang secara alami. Dalam budidaya jamur merang alami ini, pengomposan media jerami dilakukan dengan tujuan agar jamur merang dapat memiliki lingkungan tumbuh yang ideal. Adapun tahaoan dalam pengomposan dilajukan dengan cara sebagai berikut:

  • Pertama adalah lokasi budidaya apat dilakukan diluar ruangan, namun tentu sangat rentan akan terjadinya oerubahan cuaca.
  • Sehingga anda bisa menggunakan ruangan terbuka namun usahakan memiliki naungan.
  • Selanjutnya, bagian dasar ruangan dilapisi dengan menggunakan terpal atau plastik agar pengomposan prosesnya lebih efisien.
  • Mula mula tata jerami dengan tinggi bagian dasar antara 10-15 cm.
  • Ukuran panjang dan lebar disesuaikan dengan lokasi, namun idealnya adalah 1×3 meter.
  • Kemudian taburkan bekatul atau dedak dibagian atasnya, jangan lupa juga tambahkan sedikit kapur.
  • Selanjutnya tata kembaki lapisan kedua sebagimana seperti yang tafi dilakukan pada saat pertama.
  • Selanjutnya tambahkan kembali bekatul dan kapur sebagaimana takaran yang pertama tadi.
  • Lakukan hal yang sama hingga tumbukan jerami mencapai 3 lapis.
  • Dalam satu lokasi anda dapat membuat 3-5 jerami yang di komposkan, sehingga tenru akan lebih efisen dan juga lebih prduktif.
  • Setelah selesai kemudain siram menggunaka air secukupnya, cukup hingga basah dan jangan terlamou berlebihan apalagi sampai air menggenang.
  • Kemudian tutup media yang dikimposkan tadi menggunakan plastik atau terpal, tutup rapat agar pengomposan berjalan sempurna.
  • Setiap 3-4 hari buka penutup untuk mengeluarkan senyawa karbon dioksida.
  • Pada hari ke 14 balik pengomoposan, setelah hari ke 14, tak perlu lagi di tutup cukup di balik saja.
  • Selanjutnya pada hari ke 21kompos relatif sudah jadi dan dapat ditebarkan bibit jamur merang.

3. Penaburan Bibit Jamur Merang

Pada dasarnya secara alami jamur merang sudah akan dapat tumbuh di media jerami. Namun tentu produktifitasnya tidak merata dan dapat menghasilkan panen yang banyak seperti pada cara budidaya jamur tiram f0. Oleh sebab itu, maka tentu penabiran bibit harus tetap dilakukan.

Gunakan bibit yang berkualitas dan produktifitasnya terbukti. Tidak ada teknik khusu hanya tebarkan bibit pada permukaan media kemudian tutupi atau covering bagian atas bibit yang di tabur menggunakan jerami juga. Selanjutnya 3-4 hari benit akan mulai menunjukkan pertumbuhannya. 

4. Penyiraman

Penyiraman merupakan tahapan yang relatif penting dalam budidaya jamur merang. Penyiraman dilakukan dengan selang yang bagian ujungnya diberi nozlle. Penyiraman juga bermanfaat untuk menjaga kelembaban baik media atau juga lingkungan sebagaimana cara budidaya jamur tiram f2 . Sebab, tentunya dalam budidaya jamur kelembaban merupakan hal utama yang wajib di jaga dan diperhatikan.

Frekuensi penyiraman sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Namun idealnya adalah 2 kali dalam sehari yakni pada pagi dan sore hari. Namun jika anda melakukan budidaya bersamaan dengan musim hujan, maka penyiraman tidak perlu lagi dilakukan.

5. Perawatan Instensif

Dalam budidaya jamur merang secara alami tentu resiko serangan hama dan penyakit lebih besar sebagaimana pada cara budidaya jamur tiram di daerah panas . Sebab budidaya dilakukan di tempat terbuka. Oleh sebab itu tentu anda hatus rajin melakukan perawatan dan pengamatan.

Serta melakukan pencegahan dengan cara menjaga kebersihan dan sanitasi lokasi budidaya. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya serangan hama dan penyakit yang dapat menimbulkan resiko kegagalan panen. Selain itu juga, jika menemukan hewan atau juga jamur lain yang bukan jamur merang tumbuh pada media, maka sebaiknya singkirkan dan buang jauh jauh.

6. Panen dan Pasca Panen

Panen merupakan tahapan yang paling diharapkan dalam proses budidaya sebagiamana pada cara budidaya jamur tiram dari kardus . Dalam budidaya jamur merang panen dapat dilakukan 2-3 bulan setelah penebaran bibit. Frekuensi panen dapat dilakukan 2 kali dalam satu minggu.

Dalam satu kali budidaya rata rata akan bisa dipanen hingga 8 kali tergantung dengan pemeliharaan yang dilakukan. Setelah panen jangan lupa lakukan sortasi untuk memastikan produk yang baik. Sehingga dapat dijaga kualitas dan kesegarannya. Setelah panen, media tinggal di balik dan dapat digunnakan hingga 2-3 kali masa budidaya selanjutnya.

6 cara budidaya jamur merang alami dan sederhana. Selamat mencoba, semoga artikel ini dapat bermanfaat.