Cara membuat Bibit FI media gabah untuk jamur tiram, kini mulai dilirik. Sebab jika biasanya jagung lebih familiar dan sering digunakan, tentunya diperlukan media tanam alternatif yang lebih mudah didapatkan dengan harga yang relatif lebih murah.
Gabah menjadi pilihan utama ditengah tingginya permintaan akan benih F1 dipasaran. Mengingat juga bahwa gabah dapat dengan mudah didapatkan dengan harga murah serta adanya kesulitan dalam memperolah biji jagung ditengah banyaknya petani jagung yang mengalami gagal panen. Jika tidak mengganti jenis media dengan media alternatif maka tentu budidaya pembibitan jamur tiram dapat mengalami kendala dalam operasionalnya sebagaimana cara membuat bibit F0 jamur kuping .
Tingginya permintaan penyediaan bibit F1 tidak lepas dari tingginya permintaan jamur tiram dipasaran. Demi menjaga kontinyuitas pemasaran jamur tiram amak petani jamur berupaya sebisa mungkin mrnyrdiakan bibit yang terus dan kontinyu untuk selalu memperbarui baglog baru seperti pada cara budidaya jamur tiram florida . Sehingga nantinya tidak akan ada jumlah kekurang stok penjualan dipasaran.
Serta juga pemasaran jamur tiram dapat terus berjalan dengan lancar di pasar. Tingginya permintaan ini tidak lain juga dipengaruhi oleh faktor semakin tingginya kepedulian masyarakat akan produk sayuran organik yang sehat dan Kaya akan vitamin dan mineral.
Secara teknik budidaya bibit fi media gabah dan juga media jagung dalam jamur tiram tidaklah jauh berbeda. Namun, tentunya hal ini perlu lebih dipahami terutama dalam meminimalisir resiko kontaminasi yang dapat timbul. Sehingga tentunya gabah juga harus melewati berbagai proses yang steril hingga akhirnya dapat digunakan sebagaimana cara budidaya jamur tiram f0.
Terlebih lagi penhgetahuan saja tidak cukup, sevbaba dalam pe,buatan bibit ini diperlukan pengguasaaan terhadap peralatan tanam yang relatif canggih. Nah, untuk mempermudah anda, maka berikut ini 5 Cara Membuat Bibit F1 Media Gabah untuk jamur tiram paling mudah.
- Menyiapkan Alat dan Bahan
Tahapan pertama tidak lain adalah menyiapkan alat dan bahan sebagaimana juga pada cara budidaya jamur tiram f2 yang antara lain adalah sebagai berikut ini :
- Bibit jamur tiram F0 berkualitas.
- Alat tanam seperti spatula, pinset, lampu bunzen.
- Alkohol 70%.
- Ruang tanamn steril (Dapat menggunkan Laminar Air Flow yang biasan digunkan dalam kultur jaringan}
- Autoclaf untuk proses sterilisasi.
- Media gabah padi, bekatul, dan kapur.
- Botol kaca atau botol saus yang sudah disterilkan di dalam autoclaf pada suhu 120 derajad celcius selama 2 jam
- Karet gelang, kapas dan plastik tahan panas.
- Air bersih atau air steril dalam hal ini dapat menggunakan aquades.
- Jika tidak memiliki autoclaf maka dapat menggantinya dengan menggunakan dandang, untuk proses sterilisasi didalam dandang sendiri waktung ditambah menjadi 4-5 Jam.
- Sedangkan untuk ruang tanam harusnya dibut dalam ruangan yang bersih, steril, dan sejuk serta tidak memberikan ijin akses keluar masuk dengan leluasa.
- Jika tidak memiliki LAF maka anda dapat membuatnya dengan menggunakan akuarium, yang diberi lubang menyeruapi LAF pada bagian depannya.
2. Tahapan Pembuatan Media Tanam
Tahapan selanjutnya adalah mulai membuat media tanam yang akan digunakan dalam pembuatan bibit F1 jamur tiram. Adapun langkah-langkahnya anda dapat menyimaknya dalam poin poin berikut ini :
- Gabah yang akan digunakan haruslah dipilih gabah yang utuh, berat, tidak kopong dan tidang dihinggapi hewan, hama atau penyakit.
- Untuk memastikan hal tersebut maka anda dapat merendamnya terlebih dahulu kedalam air, baru kemudian memilih menggunakan gabah yang terendam dengan sempurna, buang gabah yang mengapung sebab hal tersebut mengindikasikan gabah memiliki kualitas yang jelek.
- setelah dicuci bersih, kemudian keringanginkan gabah.
- Selanjutnya siapkan media lainnya seperti bekatul dan juga kapur, gunakan bekatul yang baru dan juga kapur yang baru dengan warna putih cerah.
- Kemudian campurkan ketiga media tadi dengan komposisi 80% gabah 15% bekatul dan 5% kapur.
- Campurkan media tanamn hingga benar benar merata antara satu dengan lainnya, tambahkan juga sedikit air.
- Selanjutnya, masukkan media kedalam botol suas yang akan digunakan.
- tutup media menggunakan plastik tahan panan dan ikat kencang menggunakan karet.
- Selanjutnya lakukan sterilisasi media tanam, jika menggunakan autoklaf maka waktu yang dibutuhkan sekitar 2 jam, sedangkan jika menggunakan dandang. maka waktu yang dibutuhkan menjadi 4 jam.
- Suhu sterilisasi adalah 100-120 derajat celcius secara konstan.
- Setelah itu, kemudian matika api dan autoclaf, biarkan hingga uap airnye menghilang, dan media tanamn mendingin kemudian dapat dipindahkan kedalam ruang tanam.
- biarkan selama 1-2 hari untuk melihat tingkat kontaminasi, jika kontaminasi lebih dari 50% maka sebaiknya anda membuat media yang baru dan memperhatikan tingkan sterilisasi baik bahan atau alat yang digunakan.
- Namun jika tingkat kontaminasi dibawan 10% maka dapat dilanjutkan pada tahapan berikutnya yakni proses inokulasi.
3. Inokulasi Bibit Jamur TIram
Inokulasi atau tahapan penanaman dilakukan sebagaiana cara budidaya jamur janjangan sawit dengan cara berikut ini :
- Pastikan bahwa ruangan yang akan digunakan benar benar steril.
- 2 jam sebelum peneneman anda harus menyemprot seluruh ruangan menggunakan alkohol 70% lakukajn hal yang sama juga pada LAF.
- Hidupkan pendidngin di dalam ruangan utnuk menjaga suhu tetap stabil.
- Masukkan alat tanam kedalam laminar, alat tanam juga terlebih dahulu harus disterilisasi, sebelum dimsukkan semua alat dan bahan wajib disemprot menggunkan alkohol 70%.
- Gunakan pakaian yang bersoh, sarung tangan dan juga masker untuk meminimalisir tingkat kontaminasi.
- Masukkan juga bibit FO jamur kedalam laminar.
- Cari posisi paling nyaman saat anda akan melakukan tahapan inokulasi.
- Inokulasi dimulai dengan membuka media tanam, lalu kemudian menanamkan bibit F0 jamur kepermukaan media secara merata.
- Selanjutnya bakar mulut botol diatas api bunzen dan kemudian tutup kembali menggunakan plastik dan karet dengan kencang.
- Proses ini harus berlangsung dengan cepat untuk memperkecil tingkat kontaminasi.
4. Masa Inkubasi
Inkubasi merupakan tahapan lanjutan seteleh proses inokulasi selesai sebagaima dalam cara budidaya jamur king oyster . Semua media tanam yang telah ditanami bibit F0 kemudian diletakkan disebuah ruangan khusus dengan sushu udara 26-28 derajat celcius. Suhu ruangan harusnya stabil dan juga terjaga kebersihannya, jangan lupa berikan label untuk setuap botol yang menginformasikan mengenai tanggal inokulasi.
hal ini penting sebab akan digunakan untuk memantau pertumbuhan miselium dari waktu kewaktu. Bibit jamur F1 akan mulai menunjukkan pertumbuhannya pada hari ke 3 seteleh penanaman, biasanya akan menunjukkan warna putih cerah yang mulai nampak pada media tanam hal ini mengindikasikan proses inokulasi berhasil, sebaliknya jika terdapat warna lain seperti tumbuhnya wrna hita maka media tanam mengalami kontaminasi dan menunjukkan hasil gagal.
5. Perawatan dan Pemeliharaan
Untuk pemeliharaan dan perawatan, yang perlu dilakukan hanyalah menjaga suhu ruangan tetap stabil, bersih dan juga tidak membiarkan sembarangan orang masuk kedalm ruangan.
Selain itu juga, untuk menjaga daya tahan dan kualitas miselium, maka sebaiknya setelah miselium mulai tumbuh dapat disimpan kedalam kulkas, namun bukan dibagian frezeernya melainkan dibagian pendinginnya saja. Hal ini dapat memperpanjang daya simpan miselium sehingga tidak membuatnya cepat mengalami kadaluwarsa sebagiaman juga pada cara budidaya jamur truffle putih .
itulah tadi, 5 Cara Membuat Bibit F1 Media Gabah untuk jamur tiram paling mudah. Selamat mencoba, serta semoga artikel ini dapat bermanfaat.