Memiliki kebun atau taman yang indah dan asri di rumah tentu menjadi idaman bagi banyak orang.
Namun semua tentu saja butuh usaha, tidak hanya dari segi perawatan harian seperti pada cara merawat tanaman english ivy agar subur, faktor lain semisal pemberian pupuk secara rutin juga perlu diprhatikan.
Sayangnya, seiring dengan naiknya berbagai komoditas, harga pupuk pun kian melonjak. Yang terpantau di daerah kami saja, harga pupuk dapat berkisar antara Rp. 5000 – Rp. 10 000 per 5 kg, atau kemasan kecil.
Sedangkan harga per karungnya dapat mencapai Rp. 30.000. Padahal dengan uang yang sama kita bisa mempercantik taman kita dengan menambah koleksi bunga atau tanaman hias lainnya.
Masalah pupuk? Serahkan pada kami ahlinya.
Kita pernah mempelajari cara membuat pupuk cair dari kotoran walet dan juga cara membuat pupuk organik dari buah pisang, kali ini kita akan mencoba mempraktekkan cara membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga.
Sampah rumah tangga tersebut bisa berupa apa saja yang bersifat organik seperti sisa sayur, sisa buah, cangkang telur, atau bahkan ampas kopi dan teh.
A. Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik
Langkah pertama dalam proses pengomposan ini adalah memisahkan antara sampah organik dengan anorganik.
Pemisahan ini hendaknya dilakukan sejak dini tanpa menunggu keadaan sampah rumah tangga kita menggunung.
Misal pada saat membeli sayur entah di pasar atau di tukang sayur yang lewat rumah, biasanya kita diberi kantong plastik (akan lebih baik apabila kita membawa kantong sendiri).
Nah, sebisa mungkin kita simpan kantong plastik tersebut, sementara sisa bahan makanan yang tidak diolah kita masukkan ke dalam keranjang yang berbeda.
Perlakuan yang sama diberikan pada kemasan makanan, botol air mineral, dan juga kardus-kardus yang tidak terpakai.
Kami pun telah menuliskan sejumlah artikel mengenai daur ulang sampah anorganik semisal cara menanam vertikultur dengan botol bekas.
Sementara untuk bahan-bahan anorganik yang tidak terpakai sebisa mungkin tidak langsung dibuang, namun disalurkan pada bank sampah atau badan pengolahan sampah.
Hal ini kita lakukan agar pengolahan sampah dapat lebih terarah dan tersalurkan dengan benar.
B. Cara Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Rumah Tangga
Setelah sampah dikelompokkan dengan benar, kini saatnya kita mengolah sampah organik tersebut menjadi pupuk kompos. Berikut adalah alat serta bahan yang dibutuhkan.
– Alat dan bahan:
1. Tempat pengomposan, bisa berupa keranjang, gentong plastik, dan batako
2. Sampah rumah tangga, bisa pula ditambahkan limbah atau sampah organik pertanian seperti daun rontok, rumput, atau sisa tanaman yang lain
3. Starter, umumnya yang dipakai adalah EM4. Mengenai keunggulannya silahkan dibaca pada Alasan utama kenapa pupuk kompos menggunakan EM4.
Jika tidak tersedia starter di daerah Anda, Anda dapat membuatnya sendiri dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Ambil nasi, baik yang baru atau pun yang sudah basi, bentuk menjadi bulatan seukuran bola pimpong sebanyak 4 buah.
- Diamkan sampai keluar jamur berwarna kuning – orange – abu-abu, kira-kira selama 3 hari
- Masukkan bola nasi yang telah berjamur tersebut pada botol / wadah plastik lainnya
- Siram dengan air yang telah diberi tambahan gula sebanyak 4 sendok makan. Banyaknya air adalah satu gayung
- Diamkan selama kurang lebih satu minggu, maka campuran nasi dan air gula tersebut akan berbau seperti tape.
- Starter sudah bisa dijadikan bahan pembuatan kompos, namun saat akan menggunakannya harus dicairkan dengan air. Komposisinya yaitu 1 : 5. 1 untuk starter dan 5 untuk air.
4. Keranjang takakura atau keranjang dengan lubang kecil-kecil
5. Sekam
6. Kardus bekas seukuran keranjang
– Cara pembuatan:
1. Tempatkan keranjang takakura di area yang teduh, tidak terkena hujan maupun terpaan sinar matahari secara langsung.
Namun pastikan sirkulasi udaranya lancar. Tempatkan batu bata atau kayu penyangga pada bagian bawah untuk memudahkan aliran udar keluar masuk.
2. Tata sekam pada dasar keranjang, sebagai penyerap air yang berlebihan, mengurangi bau, serta mengontrol udara agar mikroba tidak mudah masuk
3. Masukkan kardus bekas tepat di atas bantalan sekam sebagai tempat penampungan limbah rumah tangga.
4. Potong-potong limbah rumah tangga yang sudah disiapkan. Pemotongan ini untuk memudahkan proses pengomposan nantinya.
Semakin kecil pemotongan, maka semakin baik.
5. Isi keranjang tersebut dengan starter atau kompos yang sudah jadi sebagai starter proses pengomposan yang akan terjadi karena mengandung banyak mikroba pengurai.
6. Masukkan sampah rumah tangga yang telah dipotong-potong tadi, aduk hingga rata dengan starter. Jika bahan terlalu basah, Anda dapat menambahkan serbuk kayu atau sekam.
7. Jika ingin kompos berbau harum, tambahkan kulit jeruk di dalamnya.
8. Uji proses pengomposan yang berlangsung dnegan cara mencelupkan jari sekitar 2 cm dari kompos.
Apabila terasa hangat, maka itu berarti proses pengomposan sedang berlangsung. Namun jika tidak, berikan sedikit air untuk memicu mikroorganismenya bekerja.
Kemungkinan bahan-bahan tersebut terlalu kering
9. Simpan serta amati bakal kompos tersebut selama kurang lebih 40 – 60 hari.
Ciri-ciri kompos yang matang adalah warnanya yang berubah menjadi hitam, tidak berbau, dan tidak becek.
– Cara panen:
Jika kompos telah siap digunakan, maka ambil 1/3 bagian dari kompos tersebut dan matangkan lagi di tempat yang lain.
Sementara untuk 2/3 bagiannya, dapat kita simpan untuk dijadikan starter berikutnya.
Jika sudah ahli dalam membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga, kita bisa menularkannya pada tetangga dan lingkungan sekitar.
Hasilnya selain dapat digunakan untuk nutrisi berbagai tanaman dan merawat gelombang cinta dalam pot, pupuk kompos dari sampah rumah tangga ini juga dapat kita jual sehingga menghasilkan pendapatan tersendiri.
Selain dengan menggunakan keranjang, kita juga dapat mengolah kompos di tempat terbuka seperti pada cara membuat pupuk kompos dari jerami padi.
Semoga artikel tentang cara membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga ini memberi inspirasi untuk mengolah sampah yang tidak berharga menjadi sesuatu yang bermanfaat. Jaga lingkungan dan olah sampah rumah tangga secara mandiri!