Resistensi hama terhadap sejumlah pestisida diketahui sejak tahun 1910, dan semakin meningkat ketika ditemukan pestisida organik sintestis di tahun 1945. Kejadian ini mengalami peningkatan secara siknifikan dari tahun ke tahun, diimbangi dengan bertambahnya jumlah hama yang resisten terhadap pestisida.
Terjadinya resistensi hama terhadap pestisida disebabkan oleh penggunaan pestisida yang sudah menurun efektivitasnya. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para petani adalah dengan menambahkan dosis pestisida tersebut, jika dirasa belum berhasil, maka petani cenderung mengganti jenis pestisida dengan yangbaru dan harga lebih mahal. Harapannya, tentu agar cara tersebut bisa mengatasi hama yang tengah menyerang, namun tanpa disadari langkah itulah yang menyebabkan hama semakin resisten terhadap pestisida.
Baca pula:Cara budidaya jamur hidroponik
Cara Mengatasi Hama yang Resisten
Resistensi hama terhadap pestisida berlangsung melalui seleksi alam dan terjadi dalam rentang waktu yang lama dari generasi satu ke generasi selanjutnya.
Secara sederhana dapat dipahami bahwa ada hama yang langsung mati ketika diberi pestisida, namun ada pula hama yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak serta membentuk gen baru yang kebal terhadap serangan pestisida, akibatnya hama yang populasi hama yang resisten lebih banyak dari pada hama yang peka.
Memang akan sulit membasmi hama yang sudah kebal, namun bukan berarti tidak ada solusi untuk mengatasinya. Langkah-langkah berikut ini dapat Anda coba untuk mengatasi hama yang resisten.
Metode ini dilakukan dengan cara menerapkan pola pergantian pestisida yang berhubungan dengan racun beserta stabilitasnya, selektifitas, serta cara kerjanya terhadap hama.
Namun untuk pergantian ini tidak dapat dilakukan dengan sembaragan namun kita perlu mengenal ekologi hama dan musuh alaminya, serta tingkat resistensi hama terhadap pestisida.
Hal ini bertujuan untuk menentukan metode pembasmian dan pemberian pestisida yang tepat sasaran. Baca pula: Cara membasmi hama bekicot
2. Pengembangan Produk Baru
Setelah mengetahui tingkat resistensi hama, pengembangan produk pestisida sangat penting untuk dilakukan. Penggunaannya pun harus diawasi dan dilakukan secara bijaksana, agar keefektifitasan dari produk pestisida tersebut tetap terjaga. Jangan sampai dosis yang sudah pas ditambahi lagi dan mengakibatkan munculnya populasi hama resisten yang baru.
Baca pula: penyakit tanaman budidaya dan cara mengatasinya
3. Penerapan Sikap Sedang (Moderation)
Yaitu pengelolahan yang bertujuan untuk menekan seleksi alam terhadap hama. Caranya dengan menerapkan pengurangan dosis pestisida serta penyemprotan dengan rentang waktu lebih jarang.
4. Penjenuhan (Saturation)
Yaitu pengelolahan dengan tujuan memanipulasi sifat pertahanan hama terhadap pestisida baik itu yang memiliki sifat biokimia atau pun genetik.
5. Metode Serangan Ganda (Multiple Attack)
Bagaimana cara mengatasi hama yang resisten? Metode ini diterapkan dengan cara melaksanakan rotasi atau pergiliran penggunaan beberapa jenis pestisida yang memiliki kinerja yang berbeda.
6. Mengurangi Ketergantungan Terhadap Pestisida
Sejak awal memang disarankan untuk menggunakan pestisida secara bijaksana, memperhatikan dosisnya jangan sampai melebihi ambang batas yang sudah ditentukan. Selain itu kembali pada cara tradisisonal seperti menggunakan musuh alami dari hama juga perlu ditingkatkan lagi. Semakin sedikit pestisida yang digunakan, maka diharapkan semakin berkurang pula resistensi hama terhadapa pestisida.
Baca pula: mengatasi hama dengan pestisida alami
7. Penggunaan Pestisida Tepat Sasaran
Maksudnya dengan menentukan jenis hama yang menyerang dan memberikan pestisida sesuai dengan jenis yang dibutuhkan. Membaca label keterangan pada kemasan pestisida adalah salah satu langkah yang tidak boleh dilewatkan.
Baca pula:cara membasmi hama ngengat
8. Penggunaan Pestisida Tepat Jenis
Kesalahan yang kerap dilakukan dalam penggunaan pestisida adalah mencampurkan atau menyilangkan penggunaan pastisida yang tidak tepat jenis. Contohnya pestisida untuk membasmi serangga namun digunakan untuk membasmi hama tanaman atau gulma.
9. Penggunaan Pestisida Pada Waktu yang Tepat
Dengan cara menentukan waktu yang tepat untuk menggunakan pestisida. Contohnya:
10. Penggunaan Pestisida Tepat Cara
Sekali lagi membaca label pada kemasan pestisida sebelum pengaplikasian merupakan hal yang penting agar kita mengetahui cara yang tepat dalam menggunakan pestisida tersebut.
Selama ini pestisida sering digunakan sebagai jalan pintas situasi darurat yang terjadi di lapangan serta kecepatnya dalam mengatasi masalah yang sering ditimbulakn oleh hama pertanian. Kampanye untuk mengurangi penggunaan pestisida memang perlu untuk ditingkatkan lagi.
Kurangnya keperdulian dan perhatian dari semua pihak dapat memicu eksplosi hama yang mengakibatkan bertambah ganasnya sifat hama tersebut sehingga berdampak luas pada hasil panen. Jika dibiarkan, bukan saja kerugian kecil yang didapat, namun ancaman gagal panen juga akan membayangi para petani. Lagi pula residu dari pestisida tentu memiliki dampak yang tidak baik pula untuk konsumen.
Di bawah ini adalah dampak negatif yang mungkin timbul dari penerapan pestisida yang tidak sesuai dengan pandangan ekologis.
Kami berharap artikel trentang cara mengatasi hama yang resisten ini dapat memberi manfaat dan memberikan solusi bagi Anda untuk mengatasi hama yang resisten terhadap pestisida. Jangan lupa pula untuk selalu menjaga kualitas hasil pertanian kita dan terus meningkatkan kesadaran terhadap bahaya resistensi hama terhadap pestisida.
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…