Cara Mengolah Tanah untuk Menanam Cabe Rawit Agar Subur

Kita tahu bahwa disetiap melakuakn persiapan lahan untuk menanam apapun, tetap ada beberapa syarat dan langkah yang harus diikuti. Begitu juga dengan cara mengolah tanah untuk menanam cabe rawit ini. Tidak jauh berbeda dengan cara pengolahan tananh untuk menanam cabai, langkah-langkah dasarnya tetap sama.

Ingin tahu bagaimana cara mengolah tanah untuk menanam cabe rawit? berikut telah kami rangkum dalam panduan lengkap di bawah ini, mulai dari cara pengolahan tanah hingga beberapa syarat lahan yang bagus untuk menanam cabe rawit tersebut.

1. Persiapan Pengolahan Lahan

Anda harus membersihkan lahan yang akan digunakan untuk penanaman cabe rawit sebelum melakukan pengolahan lebih lanjut. Seperti jenis tanah yang cocok untuk menanam tembakau, lahan yang bersih sangat diperlukan dalam penanaman rawit. Berikut langkah-langkah dalam pengolahan lahan cabe rawit yang dianjurkan :

  • Bajak atau gunakan cangkul agar lahan tempat penanaman menjadi lebih gembur, rata dan mudah ditanami nantinya.
  • Setelah diratakan menggunakan bajak mupun cangkul maka sebaiknya gulma maupun sampah yang ada di bersihkan dan dibuang kemudian biarkan lahan selama beberapa hari.
  • Anda mungkin akan memerlukan kapur dolomite ini digunakan pada bagian lahan yang masih sangat asam atau memiliki pH kurang dari angka 5, ini untuk memaksimalkan hasil penanaman dari cabe rawit nantinya.
  • Diamkan kembali lahan selama 7 hari setelah pemberian dari dolomite tersebut.
  • Setelah melewati masa 7 hari tersebut maka anda bisa melanjutkan dengan menambahkan pupuk kandang dan ini digunakan sebagai penambahan dari kekurangan unsur hara tanah yang mungkin akan terjadi jika lahan sering digunakan untuk bercocok tanam sebelumnya. Biasanya hanya diperlukan pupuk kandang sebanyak 1 ton per hektar dalam fase pemupukan sederhana.
  • Agar pemupukan menggunakan pupuk kandang ini bisa menyerap dengan bagus di lahan tersebut maka biarkan selama 7 hari lagi.
  • Setelah selesai dengan proses pemupukan sederhana maka anda bis melanjutkan dengan mebuat sebuah bendengan sederhana.
  • Bendengan diatas lahan yang akan diolah untuk penanaman cabe rawit ini memiliki lebar sekitar 1 meter. panjang akan menyesuaikan dengan panjang atau kondisi lahan dan tingginya adalah 30 cm.
  • Antara bendengan satu dan yang lainnyasebaiknya diberikan jarak yang nantinya bisa berfungsi sebagai parit. Jarak yang dianjurkan adalah 50 hingga 80 cm.
  • Setelah selesai dengan proses ini maka anda sudah bisa menutup dengan mulsa hitam dan lakukan pembuatan lubang tanam dengan bantuan dari kaleng susu bekas untuk memudahkan.
  • Buatlah pola zig zah dan jarakkan atara lubang yang satu dan yang lainnya sejauh 50 hingga 60 cm. 

2. Proses Pengairan dan Pemupukan Tanaman Cabe Rawit

Tidak jauh berebda dengan cara menanam cabe gendot, maka pengolahan tanah cabe rawit sama dengan pengolahan cabe-cabe lainnya. Dimana perataan dan pembajakan tanah adalah awal dari melakukan pengolahan lahan tersebut. Setelah pembajakan maka tanah akan diratakan dan digemburkan ulang menggunakan garu.

  • Bila anda melakukan proses penanaman pada musim kemarau maka buatlah ketinggian bendengan setara 15 hingga 20 cm bahkan bisa mencapai 30 cm jika anda sanggup.
  • Jarak antara bendengan dengan parit atau yang juga biasa dipanggil selokan bisa juga sejauh 30 cm. Karena bendengan akan lebih mudah mengering pada musim kemarau maka jarak parit akan lebih sempit.
  • Anda akan mengatasi adanya peroses penguapan yang cepat dnegan melakukan ini, penyempitan parit diantara bendengan. Ini akan membantu anda dalam menanam cabe rawit tersebut dan menghemat penyiraman khususnya jika daerah anda jauh dari sumber mata air.
  • Tanah bendengan tersebut harus diberikan kapur sebanyak 0,3 hingga 0,4 sampai mencapai 3 atau 4 kg di setiap bendengan. Ini merupakan dosis yang dianjurkan dan sering digunakan oleh para petani cabe rawit.
  • Campur dengan baik kapur dengan tanah atau lahan penanaman cabe rawit tersebut agar bisa mendapatkan unsur yang dibutuhkan oleh cabe nantinya.
  • Siramlah tanah bendengan setiap hari sebelum digunakan setelah pemberian kapur jika tidak turun hujan selama 7 hari lamanya.
  • Kemudian lanjutkan dengan pemupukan dnegan pupuk organik. Setelah 7 hari kemudian baru diberikan pupuk buatan. 
  • Tanah bendengan harus dicangkul dnegan rata agar pemupukan bisa berjalan dnegan baik dan tidak ada lahan yang tidak mendapatkan pupuk.
  • Nutrisi utama tanaman adalah nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Ini tersedia dalam pupuk kimia / sintetis (nonorganik) (pada paket, jumlah masing-masing unsur gizi menunjukkan persentase berat bersih yang terkandung) atau sebagai aditif organik yang disarankan di sini.
  • Nitrogen (N) mendorong pertumbuhan daun dan induk yang kuat dan warna hijau gelap, seperti yang diinginkan dalam brokoli, kubis, sayuran dan selada, dan rempah-rempah. Tambahkan pupuk kandang ke tanah dan oleskan makanan alfalfa atau ikan atau tepung darah untuk meningkatkan nitrogen yang tersedia.
  • Fosfor (P) meningkatkan akar dan pertumbuhan tanaman awal, termasuk pengaturan bunga dan mengembangkan buah, dan pembentukan biji; penting untuk mentimun, paprika, labu, tomat segala jenis yang bisa dimakan setelah bunga telah diserbuki. Tambahkan bonemeal atau  batuan fosfat untuk meningkatkan fosfor.
  • Kalium (K) meningkatkan kekuatan dan penyakit akar tanaman dan ketahanan stres dan meningkatkan rasa; ini penting untuk wortel, lobak, lobak, bawang merah, dan bawang putih. Tambahkan pasir hijau, abu kayu, gipsum, atau rumput laut untuk meningkatkan potasium.