Indonesia merupakan produsen sawit terbesar di dunia mengingat banyaknya perkebunan sawit yang tersebar diberbagai wilayah. Untuk menghasilkan produksi buah sawit yang tinggi tentu harus dilakukan perawatan khusus selama budidaya agar tidak terjadi hal-hal merugikan yang tidak diinginkan.
Tanaman sawit akan menghasilkan banyak buah jika dirawat dengan pemberian cukup nutrisi. Lalu nutrisi seperti apakah yang dibutuhkan oleh tanaman sawit itu? Nah, untuk itulah pada kesempatan kali ini kami akan menerangkan mengenai jenis pupuk perangsang buah sawit.
Tanaman sawit sendiri merupakan keluarga palem-paleman yang penampakannya mirip keapa sehingga sering disebut kelapa sawit. Sebenarnya jika diamati dengan seksama maka penampilan pohon sawit lebih mirip pakis haji jika sudah tinggi dan mirip pohon salak jika masih kecil. Pemanfaatan sawit sanagtlah beragam seperti pembuatan minyak baik minyak masak, VCO, minyak industri maupun biodisel.
Tanaman sawit merupakan tanaman tropis sehingga memang sangat cocok bila ditanam di Indonesia. Hanya saja pembukaan lahan secara besar-besaran kadang merusak ekosistem alami hutan di indonesia. Terlepas dari hal itu kelapa sawit telah membawa Indonesia ke kancah dunia dalam produksi minyak VCO (Virginia Coconut Oil). Untuk itu penting agar terus dilakukan pengembangan terkait budidaya tanaman sawit agar hasilnya meningkat. Baca juga Cara Menanam Cengkeh
Salah satu faktor yang menentukan kuantitas dan kualitas panen buah sawit adalah pupuk. Ya, pupuk memang dibutuhkan hampir setiap tanaman budidaya. Pada tanaman sawit ada beberapa jenis pupuk yang harus diberikan untuk merangsang buah sawit agar lebih banyak dengan kualitas yang bagus. Berikut adalah beberapa jenis pupuk perangsang buah sawit yang wajib anda pelajari sebelum mulai budidaya kelapa sawit.
1. Pupuk Organik Bokashi
Mengapa kami tekankan yang bokashi? Karena pupuk bokashi yang sudah jadi lebih mengandung banyak unsur hara serta lebih mudah diserap akar tanaman. Selain itu keberadaan EM4 dalam bokashi akan menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen.
Dalam bokashi padat pastilah sudah terkandung unsur hara makro dan unsur hara mikro sekaligus. Unsur hara tersebut sangat berguna untuk mensuplai nutrisi selama hidup tanaman sawit.
Pemberian pupuk organik sebagai pupuk dasar dan harus diulang sekitar 6 bulan sekali. Untuk tanaman sawit sebaiknya bokashinya terbuat dari pupuk kandang bercampur kompos. Baca juga Cara Mengatasi Hama Wereng pada Tanaman Padi
2. Pupuk Fosfor (Phospat)
Pupuk selanjutnya yang wajib ada saat pemberian pupuk dasar adalah pupuk phospat (fosfor). Unsur hara fosfor merupakan unsur makro yang berperan penting dalam proses pertumbuhan taaman sawit.
Fosfor akan merangsang pengakaran tanaman sawit yang kuat. Selain itu juga sanfat dibutuhkan untuk masa pembungaan nantinya.
Contoh pupuk kaya fosfor sebagai pupuk dasar ialah SP-36. Sedangkan untuk masa pembungaan maka sebaiknya digunakan pupuk phospat cair seperti agrophos. Baca juga Cara Menanam Bunga Tulip di Indonesia
3. Pupuk Kalium
Unsur kalium juga menjadi unsur hara makro yang penting untuk tanaman. Kalium berperan dalam mengatur proses pembukaan dan penutupan stomata untuk penguapan air. Selain itu kalium juga berguna untuk mempertebal dinding sel dan menstimulus sistem pertahanan alami tumbuhan.
Kegunaan lainnya dari kalium ialah untuk proses pembentukan buah dan sekaligus memperbaiki kualitas dari buah itu sendiri. Tanaman sawit yang cukup kalium akan memiliki batang yang kuat dan juga buah yang lebat dan berbobot. Baca juga Cara Menanam Bunga Violet
Pupuk kalium diberikan pada saat pemupukan dasar bersamaan dengan pupuk organik dan pupuk phospat. Kalium juga perlu diulang terutama pada musim kemarau dan ketika buah sawit sudah mulai terbentuk. Sumber pupuk kalium sangatlah beragam seperti KCL, KNO, MKP dll.
4. Pupuk Mikro Plant Activator
Yang dimksud dengan pupuk mikro adalah pupuk majemuk yang mengandung berbagai macam unsur hara mikro seperti Mn, Cl, Mo, B, Cu, Fe, dll. Peran unsur mikro sangat penting pada proses metabolisme tanaman serta mengaktifkan beberapa senyawa kimia seperti enzim dan hormon di dalam jaringan tanaman.Oleh karena itu pupuk mikro sering disebut plant activator.
Meski bisa dijadikan campuran pupuk dasar, namun sebaiknya pupuk mikro tidak diberikan diawal namun setelah tanaman berusia 1 bulan anda bisa menyemprotkan pupuk mikro 1-2 kali dalam sebulan.
Penyemprotan bisa menjadi lebih intens ketika tanamn sawit memasuki masa generatif (berbunga). Hal ini diharapkan akan menghasilkan bakal buah sawit lebih banyak. Beberapa contoh pupuk mikro adalah Primarin-B dan YaraVita Complex. Baca juga Cara Menanam Asparagus
5. ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)
Meski pemupukan sudah dilakukan dengan baik, namun sebaiknya anda juga memberikan rangsangan ZPT guna merangsang keluarnya buah sawit lebih banyak. Sudah sejak lama ZPT diketahui sebagai zat penunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pada budidaya tanaman sawit, maka ZPT yang paling tepat untuk diberikan adalah Auksin dan Giberelin. ZPT Auksin berperan dalam memacu pertumbuhan serta memacu pembentukan bunga sedangkan ZPT Giberelin berguna pada fase generatif yaitu masa pembungaan.
Tanaman sawit yang disemprot Giberelin akan menghasilkan lebih banyak bakal buah ketimmbang tanaman sawit yang tidak dirangsang dengan zpt giberelin.
Pemberian pupuk perangsang buah sebaiknya dilakuakn bertahap sesuai dengan tahapan perkembangan tanaman sawit sendiri. Untuk pupuk organik memang tidak memrlukan dosis, namun pupuk anorganik sebaiknya mengacu pada dosis yang telah dianjurkan oleh produsen.
Demikianlah pemaparan dari kami mengenai jenis pupuk perangsang buah sawit. Penting untuk cermat dalam memberikan pupuk karena salah pemupukan bisa berakibat sangat buruk bagi pertumbuhan tanaman. Jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lain seperti Macam-Macam Pupuk dan Manfaatnya untuk Tanaman dan Cara menanam Pepaya California