Memahami jenis tanah untuk menanam kelapa sawit adalah salah satu faktor pendukung utama dalam suksesnya budidaya komoditi ini. Seperti kita ketahui bersama, komoditas kelapa sawit memberikan pemasukan yang tidak sedikit jika kita tahu cara pengolahannya yang benar.
Kelapa sawit atau yang dalam bahasa latin disebut dengan Elaeis guineensis adalah tanaman penghasil minyak yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti memasak, industri, atau sebagai campuran bahan bakar biodisel. Bersama Malaysia, negara kita Indonesia merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 85 % dasi seluruh produksi dunia.
Oleh karenanya, kelapa sawit merupakan penghasil devisa yang cukup besar bagi Indonesia. Persebaran kebun kelapa sawit di negara kita ada pada Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan, Suawesi, hingga Papua. Namun tidak menutup kemungkinan daerah-daerah lain bisa menjadi lumbung kelapa sawit asalkan jenis tanah untuk menanam kelapa sawit cocok.
Baca pula: cara mengatsi hama landak di kebun sawit
Ada tiga tipe kelapa sawit yang banyak dibudidaykan di Indonesia. Jika dilihat dari ketebalan cangkangnya, maka kita bisa meyakini bahwa buah kelapa sawit tersebut berasal dari pohon Dura. Meskipun cangkangnya cukup tebal, namun kandungan minyak di dalamnya tidak kalah yakni sebesar 18%.
Tipe kelapa sawit yang kedua adalah Pisifera. Kelapa sawit tipe ini tidak memiliki cangkang sehingga minyak kernel dan betina steril pun tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan produksi buah dari kelapa sawit tipe ini sangatkah rendah.
Sedangkan tipe kelapa sawit yang ketiga dinamakan Terera. Jenis kelapa sawit ini adalah persilangan dari kelapa sawit Dura dan Pisifera. Sifat yang dibawa ari indukannya adalah kulit cangkang yang tipis, serta kandungan minyak yang banyak. Jika dihitung, kandungan minyak dari kelapa sawit tipe Terera ini dapat mencapai hingga 28 %. Oleh sebab itulah, kelapa sawit jenis Terera ini merupakan bibit unggul yang menjadi primadona pada budidaya komoditas ini.
Bagi Anda yang berminat membuka lahan perkebunan kelapa sawit, berikut akan kami sampaikan gambaran dari jenis tanah yang cocok untuk menanam kelapa sawit. Dengan demikian, peluang meraih keberhasilan serta keuntungan dalam budidaya ini terbuka lebar.
Baca pula:5 jenis pupuk perangsang kelapa sawit
Jenis Tanah untuk Menanam Kelapa Sawit
1. Tanah Latosol
Warna dari tanah latosol ini biasanya merah hingga kecoklatan, oleh sebab itulah tanah jenis ini sering disebut dengan tanah merah. Sifat-sifat dari tanah latosol adalah mudah menyerap air, merupakan tanah dalam dengan kandungan bahan organik sedang dan pH netral hingga asam. Tanah latososl ini banyak kita jumpai pada lahan-lahan perkebunan di daerah Sumatera, khususnya Sumatra Barat dan Sumatear Utara, Jawa,Bali, Sulawesi Utara, serta Papua.
Tidak hanya baik untuk ditanami kelapa sawit, namun tanah jenis latosol ini juga bisa ditanami padi, palawija, karet, dan kopi.
2. Tanah Organosol
Tanah organosol adalah tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan bahan organik, oleh sebab itulah tanah ini memiliki tingat kesuburan yang baik. Tanah ini terbagi menjadi dua jenis lagi, yaitu tanah humus dan tanah gambut.
Tanah humus adalah tanah yang telah terbukti memgandung banyak unsur yang baik untuk pertumbuhan tanaman, sedangkan tanah gambut kurang cocok jika dipakai untuk media tanam. Namun kelapa sawit adalah pengecualiaanya, meskipun tanah gambut bersifat asam, kelapa sawit mampu tumbuh subur di atasnya.
Baca pula: cara mengatasi hama oteng-oteng di tanaman
3. Tanah Alluvial
Tanah alluvial adalah jenis tanah yang sering ditemukan di DAS atau daerah aliran sungai. Sifat dari tanah ini hampir sama dengan tanah latosol dari segi pembentukanya, yaitu berasal dari hasil pengendapan material halus hanya saja letaknya di daerah sekitar sungai. Warna dari tanah ini cenderung abu-abu dengan tingkat kesuburan yang tergantung dengan jenis material yang terbawa oleh aliran sungai.
Jenis tanah alluvial ini sangat baik untuk bercocok tanam padi, palawija, buah-buahan, tembakau, serta tanaman jenis palma seperti aren dan kelapa sawit.
Ketiga jenis tanah yang kami sebutkan di atas memang sangat berpengaruh pada kesuburan serta hasil panen tanaman. Namun selain faktor jenis tanah, Anda juga perlu memperhatikan faktor atau aspek lain yang turut ambil bagian dalam keberhasilan budidaya kelapa sawit ini.
Baca pula: cara membuat pupuk dari jelantah sendiri
Faktor yang Berengaruh Terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit
Terdapat beberapa aspek penting yang yang harus kita perhatikan demi menunjang pertumbuhan kelapa sawit. Berikut 3 diantaranya.
- Faktor iklim
Iklim yang paling cocok untuk budidaya kelapa sawit adalah iklim tropis yang berada pada 15 derajat lintang utara – 15 derajat lintang selatan. Beruntunglah negara kita berada dalam lingkup iklim ini. Dengan sinar matahari yang melimpah serta kelembapan udara yang cukup, maka kelapa sawit dapat bertumbuh dengan baik di sini.
Setiap tahunnya, kelapa sawit membutuhkan curah hujan sebanyak 2500 – 3500 mm dengan rata-rata kebutuhan sebanyak 100 mm per bulannya. Dengan curah hujan sebanyak itu, tentu kelembapan akan terjaga dan mengoptimalkan pertumbuhan kelapa sawit.
Baca pula: cara menanam sayur genjer yang benar
- Faktor vegetasi
Kualitas tanah pada suatu lahan pertanian dapat diukur melalui jenis tanaman vegetasi yang dominan pada area tersebut. Selain itu, vegetasi yang tumbuh pada daerah tersebut haruslah diuji terlebih dahulu untuk menilai kesuburan tanah, biaya land clearing, serta sistem drainase yang cocok.
- Faktor tanah
Sistem perakaran pada kelapa sawit tergolong buruk sehingga kurang efisien dalam menyerapa unsur hara maupaun cairan dalam tanah. Hanya akar pada kedalaman 30 cm saja yang aktif menyerap unsur hara. Karena itulah pmberian pupuk pada lahan kelapa sawit sangatlah diperlukan. Tanpa tambahan nutrisi dari pupuk, maka akan sulit mendapatkan hasil panen yang optimal di kebun sawit Anda.
Jenis tanah untuk menanam kelapa sawit memang memiliki banyak pengaruh dalam kesuksesan budidaya ini. Sangat disarankan bagi Anda yang ingin memulai bisnis ini agar melakuakn survey terhadap kondisi lahan perkebuann terlebih dahulu. Survey tersebut dapat memberikan gambaran pada Anda mengenai perkiraan biaya hingga potensi hasil yang didapatkan. Semoga informasi ini dapat membantu para pembaca sekalian.