7 Cara Menanam Sayur Genjer yang Benar Sampai Panen

cara menanam sayur genjerSayuran merupakan salah satu komoditi pertanian yang senantiasa dibudidayakan mengingat tingginya permintaan akan sayuran. Pada umumnya budidya sayuran dilakukan pada dataran tinggi dimana suhu dingin disana serta kandungan unsur hara yang baik menjadikan tanaman sayur tumbuh baik dengan tampilan warna yang segar.

Meski demikian buan berarti dataran rendah tak bisa menghasilkan produk sayuran. Ada beberapa jenis sayur dataran rendah seperti kacang panjang, terong, kangkung, bayam dll. Mereka biasa dibudidayakan di ladang atau lahan tuntas air.

Tapi tahukah anda bahwa ternyata ada jenis sayuran dataran rendah yang justru cocoknya dibudidayakan di tanah berair seperti sawah atau tepi rawa. Namanya adalah sayur genjer. Sebenarnya tanaman genjer ini bisa disebut tanaman liar karena memang ia banyak ditemukan tumbuh liar di areal sawah atau rawa tepi pantai terutama di Pulau Jawa.

Masyarakat mulai memanfaatkannya sebagai sayuran setelah mengetahui bahwa rasanya sangat enak ketika ditumis. Sayur genjer juga diketahui mengandung nilai gizi yang tinggi sebagaimana sayuran lainnya. Oleh karena itu selain dikonsumsi, sekarang petani mulai membudidayakan genjer untuk dijual.

Para petani biasa memanfaatkan waktu sehabis panen padi untuk membudidayakan genjer daripada sawah mereka dibiarkan kosong. Waktu panen genjer juga tergolong singkat sehingga meminimalisir biaya tanam. Nah, berikut ini kami akan mengulas mengenai cara menanam sayur genjer yang baik agar menjadi inspirasi para petani Indonesia dalam mengoptimalkan lahan sawah merek. Cara menanam sayur genjer adalah sebagai berikut. Baca juga Cara Menanam Pepaya California

1. Persiapan Lahan

Sekali lagi kami tegaskan bahwa genjer membutuhkan lahan basah seperti sawah dan tidak cocok untuk ditanam dilahan kering seperti ladang atau sawah yang sudah kering. Lahan yang baik adalah sehabis panen padi dimana jeraminya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk alami. Anda tak perlu membuat bedengan atau membajak sawah anda. Cukup lakukan penyiangan rumput dan gulma dengan memanfaatkan herbisida agar lebih cepat dan optimal.

Tentu akan lebih baik lagi jika anda mau menambahkan pupuk organik seperti kotoran hewan atau kompos dengan menaburkannya merata ke areal persawahan anda. Semprotkan juga EM4 agar kompos cepat terurai dengan sempurna. Baca juga Cara Menanam Kangkung Hidroponik

2. Pembibitan Genjer

Anda tak perlu membeli bibit genjer karena anda bisa mencarinya sendiri anakan genjer yang tumbuh liar di alam dengan jalan mencabuti anakan genjer beserta akarnya. Genjer sendiri sebenarnya bisa dibudidayakan melalui bijinya namun cara yang pertama jauh lebih cepat untuk diterapkan mengingat genjernya sudah tumbuh.

Anda tak harus mengumpulkan anakan genjer yang seukuran karena nantinya genjer akan tumbuh dan mengahasilkan banyak anakan disekitarnya sebagaimana padi. Anakan genjer dikumpulkan pada wadah berisi sedikit air agar menjaganya tetap segar.

3. Penanaman Bibit Genjer

Bibit genjer bisa langsung anda tanam dilahan pada pagi atau sore hari. Tapi anda bisa memacu pertumbuhannya jauh lebih pesat apabila anda menyemprotkan zpt auksin pada daun atau mencampurkan sedikit zppt auksin pada air rendaman akar genjer.

Setelah itu anakan genjer ditanamkan di lahan dengan jarak sekitar 20-30 cm. Biarkan anakan genjer beradaptasi dengan lingkungan baru hingga anda melihat bertambahnya ukuran daun anakan yang menandakan akar genjer sudah menyebar. Baca juga Cara Menanam Ubi Jalar Sistem Plastik Mulsa

4. Pengairan Tanaman Genjer

Pengairan yang dimaksud disini adalah mengatur kebasahan lahan sawah anda. Genjer tetap bisa tumbuh asalkan lumpur sawh masih lunak dan tidak kering keras. Biasanya pada musim kemarau air akan surut dan lumpur mulai mengeras akibat suhu panas dan menguapnya air didalam lumpur. Pada kondisi ini anda perlu melakukan pengairan segera agar lumpur kembali lunak.

Sebaliknya, pada musim penghujan air sangat melimpah dan menggenangi sawah. Pada kasus seperti ini anda harus mengatur aliran irigasi agar air bisa tuntas dan tidak menenggelamkan tanaman genjer anda. Air yang membanjiri lahan sawah juga berpotensi menghanyutkan banyak unsur hara dalam lumpur akibat terbawa aliran air. Baca juga Cara Mengatasi Hama Ulat pada Tanaman

5. Cara Menanggulangi Hama Tanaman Genjer

Hama utama yang memakan genjer adalah keong sawah. Jika tidak ada tanaman padi atau rumput disekitarnya, maka otomatis mereka akan memakan daun genjer dan bertelur dibatang atau daun genjer yang sifatnya memang kedap air. Untuk itu hama keong sawah perlu dibasmi.

Cara mengatasinya anda bisa dengan memunguti langsung keong sawah dan telurnya lalu memanfaatkannya untuk pakan ikan atau bebek. Cara kedua adalah dengan menggunakan moluskisida tabur disela-sela lahan tanam maka keong sawah akan mati dengan sendirinya.

Hama yang selanjutnya adalah ulat. Ini sering menyerang apabila anda jarang menyiangi lahan tanam genjer anda sehingga dipenuhi gulma. Untuk mengatasinya cukup dengan penyiangan dan menggunakan insektisida alami seperti daun sirsak dan mimba. Baca juga Cara Membuat Pestisida Alami

6. Pemupukan Susulan Tanaman Genjer

Meski secara alami genjer bisa tumbuh dengan baik tanpa pemupukan, namun dalam budidaya kita tentu mengharapkan hasil yang lebih optimal. Untuk itulah anda bisa melakukan pemupukan susulan pada tanaman genjer anda. Pupuk yang digunakan bisa npk tabur atau organik tabur lalu ZPT Auksin untuk memacu pertumbuhan genjer setelah dipanen.

7. Panen Genjer

Panen genjer sebaiknya tidak terlalu tua karena rasanya lebih enak ketika masih muda dan segar. Jadi segera petik daun beserta batang tangkainya yang masih usia tanggung ditandai dengan warna masih hijau cerah (muda) dan bukan hijau gelap tua. Dengan adanya zpt auksin anda bisa melakukan panen genjer sekitar 3-5 hari sekali. Baca juga Cara Membuat Pupuk Bokashi Padat

Demikianlah tata cara menanam sayur genjer yang benar. Meski belum begitu populer, tetapi diharapkan sayur genjer ini bisa terus dikembangkan menjadi tanaman budidaya yang dapat membantu kesejahteraan petani. Salam budidaya.