Tips dan Trik

7 Cara Mengatasi Hama Oteng-Oteng di Tanaman

Dalam setiap budidaya tanaman keberadaan hama pengganggu selalu menjadi masalah merugikan bagi petani. Bagaimana tidak, tanaman yang semula terlihat sehat bisa saja tiba-tiba rusak dan mati oeh serangan hama. Kebanyakan jenis hama adalah spesies serangga. Dan salah satu spesies serangga yag menjadi hama merugikan adalah oteng-oteng.

Pada artikel kali ini kita akan membahas lebih jauh mengenai cara mengatsi hama oteng-oteng pada tanaman sehingga tanaman anda terhindar dari kerusakan akibat serangan hama oteng-oteng ini. Selama ini kita mengira bahwa hama oteng-oteng menyerang hanya bagian daun sehigga sering dijuluki sebagai kutu daun atau kumbang perusak daun. Nyatanya oteng-oteng sudah menyerang akar tanaman sejak fase larva. Baca juga Cara Mengatasi Hama Ulat pada Tanaman

Cara mengendalian hama oteng-oteng sangat perlu untuk dipahami petani guna menyelamatkan tanaman budidaya mereka. Penasaran seperti apa cara untuk mengatasi hama oteng-oteng? Berikut penjelasannya dari kami.

1. Karakteristik Hama Oteng-Oteng

Yang pertama-tama anda lakukan sebagai cara mengatasi hama oteng-oteng adalah dengan memahami seperti apa karakteristik hama oteng-oteng tersebut. Banyak petani salah menyebut oteng-oteng sebagai kunang-kunang, padahal kalau diamati dengan seksama maka tidaklah mirip.

Oteng-oteng lebih mirip kumbang namun ukurannya sangat kecil dan lonjong dengan warna merah api. Nama lain serangga ini adalah kutu kuya (Aulocophora similis Oliver) dan ia tergolong serangga perusak daun. Oteng-oteng akan melakukan serangan dalam jumlah besar secara bersama-sama sehingga daun tanaman anda akan cepat habis dimakan. Baca juga Cara Menanam Jagung Hibrida

Tanaman yang menjadi kesukaannya rata-rata tanaman budidaya berdaun lebar seperti terong, semangka, labu dan gambas. Yang unik dari oteng-oteng adalah ketika menyentuhnya maka ia akan pura-pura mati dengan menjatuhkan diri dan diam saja (seolah sudah mati).

2. Serangan Hama Oteng-Oteng

Gejala serangan oteng-oteng yang pertama terjadi ketika tanaman baru pindah tanam. Larva oteng-oteng yang biasa disebut Jampang (mirip uret berukurang sangat kecil) akan memakan akar tanaman muda sehingga tanaman akan layu dan mati. Serangan hama oteng-oteng dewasa juga terjadi pada saat tanaman masih muda (sebelum berusia 1 bulan) yaitu dengan memakan daunnya.

Hama Oteng-oteng kurang menyukai akar ataupun daun tanaman dewasa diatas 1 bulan sehingga jika tanaman anda bisa selamat hingga usia diatas 1 bulan maka otomatis selamat dari serangan oteng-oteng. Baca juga Lebih Untun Budidaya Ikan Lele atau Ikan Nila?

3. Pencegahan Serangan Oteng-Oteng

Pencegahan yang paling baik adalah dengan melakukan rotasi tanam yaitu tidak terus menerus menanam tanaman favorit hama ini. Misalnya setelah gambas anda bisa menggantinya dengan tanaman cabe atau tanaman jagung.

Selanjutnya adalah dengan mengolah tanah dan membiarkannya terpapar sinar matahari hingga berhari-hari agar telur dan larva serangga semacam oteng-oteng ini mati. Cara ini juga efektif untuk menekan perkembangan bakteri dan jamur patogen pada lahan tanam. Baca juga Cara Mengatasi Hama Wereng pada Tanaman Padi

4. Mengatasi Hama Oteng-Oteng dengan Insektisida Tabur

Meski tanah sudah dibalik dan dipanaskan dengan terik matahari, alangkah baiknya jika saat melakukan pemupukan dasar anda juga menambahkan insektisida tabur untuk membasmi telu dan larva serangga oteng-oteng yang masih tersisa dalam tanah.

Beberapa merk insektisida tabur yang bisa anda gunaka adalah Marshal, Furadan, dan Diazenon. Campurkan insektisida tabur tersebut dengan pupuk dasar seperti SP atau Phonska lalu taburkan bersama pupuk kandang pada bedengan. Baca juga Cara Menanam Semangka Inul

5. Mengatasi Hama Oteng-Oteng dengan Insektisida Sistemik

Cara kedua ini juga ampuh untuk menekan perkembangann hama oteng-oteng. Insektisida sistemik mampu menyebar keseluruh jaringan tanaman mulai dari akar hingga ujung daun. Tentunya ini akan efektif dalam menjaga tanaman muda dari serangan larva oteng-oteng maupun oteng-oteng dewasa.

Penggunaan insektisida sistemik dengan jalan diemprotkan ke bagian tanaman dan otomatis akan diserap lalu diedarkan keseluruh jaringan tanaman untuk melinungi tanaman dari serangan hama perusak. Salah satu bahan aktif insektisida sistemk untuk mengatasi hama oteng-oteng adalah imadikloprid.

Banyak sekali merek pestisida yang menggunakan bahan aktif imadikloprid ini diantaranya adalah Besvidor, Interprid dan Confidor. Penggunaan insektisida sistemik harus dengan interval antara 7-14 hari sekali. 

6. Mengatasi Hama Oteng-Oteng dengan Insektisida Kontak

Jika anda melihat banyak serangga oteng-oteng tba-tiba menyerang daun tanaman anda maka anda bisa segera menggunakan insektisida kontak berbahan aktif dimetoat atau sipermetrin. Ada banyak insektisid ontak lain dengan bahan aktif lainnya yang mampu mengatasi hama ini karena rata-rata racun insektisida kontak sangatlah kuat.

Hanya saja penggunaan insektisida kontak terkait dosis dan interval haruslah mematuhi pada petunjuk di label kemasan masing-masing produk. Hal ini untuk mencegah resistensi hama oteng-oteng terhadap salah satu bahan aktif tertentu yang akibatnya akan merugikan banyak petani. Bca juga Cara Mengatasi Hmaa Jangkrik pada Tanaman Cabe

7. Mengatasi Hama Oteng-Oteng dengan Pestisida Alami

Ada beberapa bahan alami disekitar kita yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi hama oteng-oteng seperti daun mimba, daun pepaya, daun sirsak, bawang putih dll. Salah satu yang juga mujara untuk menjadi pestisida adalah minyak cengkeh. Keunggulan bahan alami sebagai pestisida adalah tidak adanya resistensi hama sekalipun digunakan dalam dosis besar dengan terus-menerus.

Racunnya juga mudah terurai oleh tanah sehingga tidak membahayakan makhluk hidup lainnya. Untuk pembuatan pestisida alami anda bisa membaca pada artikel kami Cara Mengatasi Hama Tanaman dengan Pestisida Alami. Baca juga Cara Membuat Pestisida Alami untuk Mengatasi Hama Tanaman

Demikianlah penjelasan kami mengenai cara mengatasi hama oteng-oteng di tanaman agar menjadi tambahan ilmu anda dalam melakukan buudidaya tanaman. Berbijaksanalah dalam menggunakan pestisida kimia. Jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lain seperti Cara Menanam Bawang Merah di Lahan Pasir dan Cara Menanam Asparagus Salam budidaya.

Recent Posts

6 Pupuk untuk Tanaman Hias Agar Subur

Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…

9 months ago

5 Penyebab Kutu Putih pada Tanaman

Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…

10 months ago

Cara Menanam Euphorbia dalam Pot

Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…

11 months ago

Sekam Padi : Pengertian, Manfaat, dan Cara Menggunakannya

Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…

1 year ago

Dampak Menggunakan Sekam Padi

Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…

1 year ago

4 Cara Menanam Cabe Langsung di Tanah

Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…

1 year ago