10 Cara Menanam Cabe Rawit dari Biji di Halaman Rumah

Capsicum frutescens atau biasa dan lebih dikenal dengna sebutan cabe rawit adalah sebuah tanaman yang pada awalnya berasal dari benua Amerika. Cabe rawit sendiri adalah teman makan yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia karena seringnya dikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya. Cabe rawit sering mengalami kelonjakan harga pada waktu-waktu tertentu dan terkadang hingga harga cabai itu sendiri tidak terkendali.

Tetapi, selain itu cabe rawit adalah salah satu pengganti jeruk karena khasiatnya dalam memberikan Vitamin C sangat banyak dan berguna untuk tubuh. Oleh karena itu, cabe rawit adalah salah satu tanaman yang akan sangat memberikan manfaat dalam system kekebalan tubuh selain itu juga akan berguna dari segi ekonomi. Lalu, ada baiknya jika kita mulai budidaya cabe sendiri untuk menghemat. Kemudian, berikut ini adalah cara menanam cabe rawit agar cepat tumbuh:

Baca Juga:

1. Pengolahan Media Tanam

Dalam melakukan penanaman cabe rawit, sebaiknya lakukanlah terlebih dahulu pengolahan media tanam. Sehingga, apabila kita telah melakukan penyemaian bibit kita akan dapat segera melakukan penanaman. Untuk melakukan pengolahan media tanam pada cabe rawit, sebaiknya dilakukan pemerhatian lebih pada langkah-langkah yang akan dilakukan agar media tanam dapat berfungsi dengan baik. Untuk lebih detailnya sebaiknya dilakukan langkah-langkah cara menanam cabe rawit sebagai berikut:

  • Bajaklah lahan atau cangkullah lahan yang akan digunakan dalam melakukan penanaman agar membuat tanah yang akan dipakai menjadi gembur. Sehingga akan membuang hama serta gulma yang sekiranya berada disekitar media tanam. Selain itu membuat tanah gembur akan membuat tanah yang akan digunakan mengeluarkan racun yang mengendap didalam tanah dan membuat terjadinya perputaran oksigen didalam tanah.
  • Tanah yang direkomendasikan untuk menanam tanaman cabe rawit adalah tanah yang memiliki pH (satuan tingkat keasaman tanah) diatas 5. Apabila berada dibawah 5, maka sebaiknya kita memberikan tambahan berupa kapur dolomite agar membuat tanah yang akan digunakan untuk menanam memiliki pH yang netral. Berikanlah kapur ini dalam keadaan saat melakukan pembajakan lahan. Setelah dilakukan proses pemberian kapur, maka hal selanjutnya adalah mendiamkan paur tersebut selama kurang lebih satu minggu.
  • Setelah melakukan proses pengapuran terhadap media tanam yang akan digunakan. Hal yang perlu dilanjutkan adalah dengan memberikan pupuk kandang pada tanah yang akan digunakan. Tujuannya adalah sebagai tambahan nutrisi berupa zat hara yang dibutuhkan oleh setiap tanaman khususnya cabe rawit untuk tumbuh.
  • Tunggulah selama satu minggu apabila telah melakukan proses pemupukan. Tujuannya adalah membiarkan lahan agar pupuk kandang yang sebelumnya telah diberikan dapat teresap dengan sempurna pada tanah yang akan digunakan dalam proses penanaman.

Baca Juga:

2. Pemilihan Bibit Cabe Rawit

Dalam hal ini, terdapat dua hal yang dapat dilakukan untuk memilih biji cabe yang akan digunakan untuk melakukan budidaya. Yang pertama kita dapat membeli benihnya dari toko tanaman, atau kita dapat membuatnya sendiri. Tetapi, kita akan mencoba untuk membuatnya sendiri terlebih dahulu.

Syarat yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya tanaman cabe rawit itu sendiri juga tak hanya harus diperhatikan dari berat cabe rawit itu sendiri. Tetapi, bagaimana bagian kulit yang tidak boleh keriput, bersih, dan cerah agar dapat digunakan untuk menghasilkan cabe rawit yang baik. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam memilih biji adalah sebagai berikut:

  • Ambilah benih yang berasal dari tanaman cabe yang berbuah lebat.
  • Ambilah benih yang berasal dari tanaman cabe yang telah memasuki umur sekitar 7 – 8 bulan, sehingga produksi cabe rawit pada nantinya akan menjadi maksimal.
  • Ambilah benih yang berasal dari tanaman cabe yang tidak terkena hama maupun penyakit.
  • Ambilah benih yang berasal dari tanaman cabe yang baik pada bagian batang, ranting, daun, serta buahnnya subur.
  • Ambilah benih yang berasal dari tanaman cabe yang bersih, tidak memiliki bintik-bintik.
  • Ambilah benih yang berasal dari tanaman cabe yang memiliki buah yang besar.
  • Ambilah benih yang berasal dari tanaman cabe yang kulitnya terlihat mengkilap apabila terkena cahaya.
  • Khusus untuk ini, ambilah benih yang berasal dari cabe yang dipetik pada bagian bawah dari cabang tanaman. Kemudian, biji yang diambil pada bagian tersebut selanjutnya disemaikan agar siap untuk ditanamankan pada lubang tanam.

Baca Juga:

3. Penyemaian Bibit Cabe Rawit

Benih-benih yang sebelumnya telah dikumpulkan menjadi satu kini saatnya untuk dilakukan penyemaian agar siap menjadi bibit. Untuk melakukan hal tersebut, maka diperlukan sebuah tempat yang hendaknya memberikan perlindungan bagi bibit agar tidak terkena dari sinar matahari secara langsung, air hujan, serta terkena angin yang kencang.

Persiapkanlah polybag yang berada dalam ukuran 5 x 10 cm. Polybag tersebut kemudian diisi dengan menggunakan media penyemaian hingga terisi ¾ dari polybag tersebut. Media penyemaian yang akan digunakan itu sendiri adalah berupa campuran dari tanah, arang sekam dengan pupuk kompos dengan menggunakan perbandingan antara komposisi sebanyak 1:1:1. Ketiga komposisi tersebut, sebelum digunakan untuk media penyemaian. Sebaiknya dilakukan pengayakan agar bahan-bahan yang akan digunakan dapat tercampur hingga merata.

  • Setelah media penyemaian yang akan digunakan telah siap.
  • Kemudian, cabe rawit sebaiknya direndam dengan menggunakan air yang telah dihangatkan sebelumnya dalam kurun waktu sekitar 6 jam.
  • Tujuannya adalah untuk meningkatkan rangsangan dalam pertumbuhan tanaman cabe rawit kelak.
  • Setelah itu, masukkan benih-benih yang sebelumnya telah direndam kedalam polybag. Tanamlah benih tersebut dengan kedalaman 0.5 cm
  • Kemudian pada lubang tanam tersebut ditutup kembali dengan menggunakan media tanam yang tersedia.

Apabila telah ditanam, maka selanjutnya perlu dilakukan pemberian air secara berkala terhadap bibit cabe rawit. Untuk pernyiraman maka sebaiknya dilakukan pada setiap pagi dan sore hari. Diperhatikan pula agar air yang digunakan untuk menyiram tidak terlalu deras agar tidak merusak bibit serta media tanam yang digunakan. Oleh karena itu, sebaiknya penyiraman dilakukan dengan bantuan media kertas koran dengan cara menutup bagian permukaan polybag dengan menggunakan kertas koran yang kemudian akan disirami dengan menggunakan air.

Baca Juga:

4. Teknik Menanam Tanaman Cabe Rawit

Bibit yang telah ditanami kemudian akan mulai melakukan pertumbuhan dengan maksimal waktu dua minggu. Pada umumnya, tunas dari tanaman cabe rawit itu sendiri akan mulai tumbuh apabila telah memasuki hari ke-7. Kemudian, untuk proses pemindahan tanaman cabe rawit dari polybag menuju area lahan dapat dilakukan ketika tanaman telah memiliki daun sebanyak 4 – 6 helai atau telah memasuki usia 1 – 1.5 bulan setelah proses penanaman dalam bentuk bibit.

Setelah dilakukannya penyemaian, tahap selanjutnya adalah dengan cara menanam cabe rawit ke area lahan yang sebenarnya dengan cara memindahkannya. Perhatikan akar dari tanaman cabe rawit agar tidak rusak. Buatlah lubang pada lahan yang akan digunakan dengan ukuran yang disesuakan dengan besarnya tunas tanaman cabe rawit.

Lakukanlah proses pemindahan dapat dilakukan ketika pagi hari dan sore harinya agar bibit dari tanaman cabe rawit tersebut tidak mudah layu.

Baca Juga:

5. Proses Penyiraman

Pada proses pemberian air untuk tanaman cabe rawit ini sebenarnya dapat dilakukan hanya pada saat musim kemarau saja, karena apabila pada suatu kondisi tertentu apabila tanaman cabe rawit ini jarang mendapatkan air akan mengalami kekeringan dan kemudian akan mati.

Untuk mengantisipasi hal ini, pengairan dapat dilakukan dengan cara memberikan kucuran atau dengan merendam bendengan yang ditanami tanaman cabe rawit. Untuk melakukan perendaman terhadap tanaman cabe rawit itu sendiri sebaiknya hanya dilakukan pada interval waktu 2 minggu sekalinya.

Apabila tidak ingin melakukan perendaman terhadap bendengan dapat pula dilakukan dengan cara tradisional dengan cara menyirami tanaman cabe rawit sebanyak dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore harinya. Atau dapat pula dilihat pada kelembaban tanah yang digunakan oleh tanaman cabe rawit itu sendiri.

Baca Juga:

6. Membuat Bedengan

Kemudian, agar tanaman cabe rawit dapat tumbuh dengan sempurna, kita sebaiknya melakukan pembuatan bendeng pada bagian atas dari lahan yang akan digunakan dengan lebar yang dibutuhkan sekitar kurang lebih 1 meter, dengan ketinggian sekitar 30 cm, dan panjang yang disesuaikan pada lahan yang akan digunakan.

Selain itu, pada bendengan yang sebelumnya telah dibuat sebaiknya dilakukan pemberian jarak antar bendeng agar tidak terlalu rapat sehingga dapat berfungsi sebagai parit tempat air mengalir dengan jarak antar bendengan kurang lebih sekitar 50 – 80 cm.

Apabila telah dibuatnya bendengan dengan ukuran yang telah disesuaikan, kemudian dilakukan proses penutupan terhadap bendengan yang akan digunakan dengan menggunakan plastik, tak lupa sebaiknya dibuatkan lubang tanam dengan menggunakan sebuah kaleng. Untuk jarak yang diperlukan antar lubang tanam yang diperlukan adalah sekitar 50 – 60 cm dengan bentuk zig zag.

Terakhir, bendengan didiamkan kembali dan ditutup dengan plastik yang sebelumnya telah digunakan dalam kurun waktu sekitar satu minggu, hal ini dilakukan sebelum proses dari penanaman tanaman rawit itu sendiri dimulai.

aca Juga:

7. Cara Perawatan

Perawatan yang dapat dilakukan untuk merawat tanaman cabe rawit akan dijelaskan sebagai berikut:

  • Pemasangan Ajin: Agar tanaman cabe rawit tidak roboh karena akarnya yang rentan terhadap serangan angin dan hujan. Maka diperlukan pemasangan ajin terhadap tanaman agar tanaman tidak mudah tumbang dan dapat berdiri kokoh apabila terjadi gangguan dari luar seperti dari alam. Apabila terjadi keterlambatan dalam memasangkan ajin, maka akan ditakutkan akan merusak akar serta menghambat pertumbuhan dari akar tanaman itu sendiri.
  • Perempelan: Lakukan pula proses perempelan terhadap tunah-tunah pada bagian bawah tanaman cabe rawit. Apabila tunas mulai tumbuh pada bagian pangal batang, atau ketika dari daun cabe, maka sebaikknya dibuang dengan cara dirempel. Proses perempelan ini juga dilakukan pada posisi bagian bawah apabila terdapat 4 – 5 tunas yang telah tumbuh.

Baca Juga:

8. Penyiangan Cabe

Proses penyiangan ini adalah proses untuk membersihkan area lahan yang digunakan sebagai tempat penanaman oleh tanaman cabe rawit itu sendiri. Sebaiknya, perhatikan pertumbuhan gulma yang berada di area lahan untuk mengetahui kapan sebaiknya dilakukan proses penyiangan.

Apabila gulma mulai banyak di area lahan, maka sebaiknya segera dilakukan penyiangan agar tanaman dapat tetap tumbuh dengan baik. Karena gulma yang berada disekitar tanaman akan mengambil nutrisi untuk tanaman cabe rawit yang kita tanam.

Lakukan pembersihan gulma dengan cara mencabut hingga bagian akar dari tanaman gulma tersebut, atau dipotong dengan menggunakan sabit. Apabila diperlukan, kita dapat menangkul lahan agar gulma tidak tumbuh lebih cepat. Tetapi perlu diperhatikan pula agar tidak mengenai tanaman cabe rawit yang kita tanam.

Baca Juga:

9. Tahap Pemupukan

Selain penyiangan, pemupukan adalah cara lain untuk semakin meningkatkan pertumbuhan dari tanaman cabe rawit itu sendiri. Untuk melakuka pemupukan dapat dilakukan apabila umur dari tanaman cabe rawit itu sendiri telah memasuki usia satu bulan sejak dilakukannya penyiangan.

Kemudian, kita ddapat memberikan pemupukan lanjutan apabila telah memanen cabe rawit yang tumbuh pada tanamannya. Jenis pupuk yang digunakan dapat menggunakan pupuk kompos maupun pupuk organik cair. Apabila kita memilih untuk menggunakan pupuk komppos kita dapat memberikan pupuk kompos dengan dosis sekitar 500 – 700 gram untuk setiap tanaman yang berada di lahan atau apabilaa kita ingin menggunakan pupuk organic cair, kita dapat memberikannya dengan dosis takaran 100 ml untuk setiap tanaman yang berada di area lahan.

Baca Juga:

10. Masa Panen

Pada umumnya, tanaman cabe rawit akan mulai mengeluarkan buahnya ketika telah memasuki umur 3 bulan dan proses pemanenan biasanya dapat dilakukan ketika memasuki umur 6 bulan, terkadang melebihi waktu 6 bulan. Biasanya, apabila usia dari tanaman cabe telah memasuki usia ke-24 bulan maka frekuensi panen yang memungkinkan terjadi adalah sebanyak 15 – 18 kali panen.

Tetapi, apabila tanaman cabai rawit ini semakin tua, maka hal yang kemungkinan akan terjadi adalah semakin menurun pula produktivitas dari tanaman itu sendiri. Sehingga yang terjadi adalah menurunnya tingkat ekonomi dari tanaman tersebut ketika dibudidayakan. Oleh karena itu apabila tanaman cabe rawit ini telah memasuki umur ke-12 bulan saja karena akan memiliki hasil yang seimbang.

Untuk melakukan pemanenan, sebaiknya kita melakukannya ketika baik itu pagi hari maupun siang hari. Pemanenan juga dapat dilakukan dengan hanya memetik cabe berikut pula dengan tangkai yang berada pada cabe tersebut. Contoh cabe rawit yang tergolong dalam kondisi yang baik adalah cabe rawit yang memiliki badan yang ramping, tetapi memiliki isi yang padat. Biasanya, ciri-ciri seperti yang disebutkan sebelumnya adalah jenis cabe rawit yang memiliki harga jual yang terbilang lebih tinggi daripaada cabe rawit yang badannya besar, tetapi tidak memiliki isi pada bagian dalamnya.

Baca Juga:

Penanggulangan Hama Tanaman dan Penyakit Tanaman Cabe Rawit

Penangguulangan sebenarnya dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mengambil hama dan membuangnya. Selain itu, penyakit bisa dihilangan dengan cara menggunakan pestisida.

  • Untuk menghindari serangan dari ulat, kepik, maupun hama-hama lainnya, sebaiknya dilakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida dengan jenis lannate, regent, maupun metindo.
  • Untuk mengendalikan serangan dari kutu tanaman kita dapat memberikan aksarida dengan jenis alfamex, samite, dan bamex.
  • Untuk mengendalikan serangan penyakit dari jamur pada tanaman kita dapat menggunakan fungisida dengan jenis bion m, dan amistartop.
  • Untuk mengendalikan serangan penyakit dari bakteri kita dapat memberikan bakterisida.

Baca Juga:

Tips Budidaya Cabe Rawit

Karena lokasi adalah salah satu syarat dari tanaman untuk tetap bertahan hidup, maka sebaiknya dilakukan pemilihan lokasi agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan maksimal. Untuk mengetahui kriteria yang dibutuhkan oleh tanaman cabe rawit dalam menentukan lokasinya, dapat disimak melalui penjelasan dibawah.

  • Tanaman cabe rawit adalah tanaman yang dapat tumbuh mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Sekitar 300 – 2000 meter diatas permukaan laut pada umumnya.
  • Suhu yang dibutuhkan tanaman ini untuk dapat tumbuh normal adalah sekitar 24 – 27 derajat celcius.
  • Kelembaban tanah yang diperlukan untuk tumbuh adalah tanah yang tidak boleh terlalu lembab.
  • Penanaman cabe rawit itu sendiri sebenarnya dapat dilakukan pada sawah yang sebelumnya telah digunakan unutk menanam padi, tetapi tetap harus memiliki kondisi tanah yang gembur, mempunya zat hara, dan air yang tersedia.
  • Tanaman cabe rawit adalah tanaman yang sangat membutuhkan sinar matahari secara langsung terus menerus tanpa tertutupi pohon yang berada diatasnya.
  • pH tanah yang dibutuhkan tanaman ini untuk tumbuh adalah sekitar 5 – 7.

Baca Juga:

Berikut ini panduan lengkap cara menanam cabe rawit:


Demikian info bagaimana cara menanam tanaman cabe rawit mulai dari benih hingga menjadi tanaman yang siap panen. Semoga anda bisa menanam cabe rawit sendiri sehingga bisa menghemat harga konsumsi cabe yang selalu naik di pasar. Juga, mungkin artikel tentang cara menanam cabe rawit ini bisa menjadi awal untuk berbisnis cabe rawit. Selamat Bercocok Tanam!