Jahe adalah bagian dari salah satu rempah-rempah yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia karena khasiatnya yang sangat terkenal sebagai obat-obatan sekaligus penghangat bagi tubuh. Karena fungsinya ini, tanaman jahe adalah salah satu tanaman dengan khasiat obat yang memiliki batang semu.
Selain itu, tanaman jahe ini adalah bagian famili dari tanaman obat-obatan lainnya seperti temu lawak, temu hitam, kunyit, kencur, serta lengkuas. Jahe pada dasarnya adalah tanaman rempah yang berasal dari Asia Pasifik yang dimulai dari India hingga ke dataran Cina. Karena jahe pula inilah kemudian negara-negara ini menyandang gelar sebagai negara yang melakukan pemanfaatan tanaman jahe sebagai tanaman obat, bumbu untuk masak serta obat-obatan tradisional.
Baca Juga:
Oleh karena itu, dengan khasiat yang banyak dimiliki oleh tanaman jahe, tak sedikit orang yang melakukan budidaya tanaman jahe tersebut. Untuk lebih lengkapnya bagaimana cara menanam jahe bisa dilihat melalui artikel berikut.
Baca Juga:
Pembibitan Jahe
Untuk memiliki bibit jahe yang berkualitas, sebaiknya kita menggunakan bibit jahe yang berkualitas pula. Bibit-bibit tersebut sebaiknya telah memenuhi standar mutu yang dimiliki oleh tanaman sehar seperti tanaman yang memiliki mutu genetik, mutu fisionlogik yang diartikan sebagai tanaman dengan persentasi tumbuh yang tinggi, serta memiliki mutu fisik yang dengan artian adalah bibit tanaman jahe yang akan digunakan dalam melakukan penanaman adalah tanaman jahe yang terbebas dari hama serta penyakit yang ada.
Dengan alasan tersebut, sebaiknya beberapa hal yang harus dimiliki oleh tanaman jahe untuk layak dilakukan pembibitan adalah sebagai berikut.
- Sebaiknya bahan bibit jahe yang akan digunakan untuk melakukan penanaman diambil langsung dari area pertanian atau kebun yang masih segar, bukan diambil dengan cara membelinya di pasar.
- Untuk melakukan penanaman, sebaiknya pilihlah bibit tanaman jahe yang sudah memasuki usia yang cukup tua, sekitar usia 9 – 10 bulan.
- Kemudian yang terakhir, sebaiknya dipilih pula bibit tanaman jahe yang sehat serta kulit pada bagian rimpangnya tidak memiliki luka maupun lecet.
Setelah melakukan pemilihan terhadap bibit jahe yang akan digunakan, sebaiknya dilakukan teknik penyemaian agar bibit tanaman jahe siap untuk dilakukan penanaman.
Baca Juga:
Teknik Penyemaian Tanaman Jahe
Teknik penyemaian ini pada dasarnya adalah untuk melakukan penyeragaman bibit tanaman yang akan ditanam. Sebaiknya, setelah kita melakukan pemilihan bibit tanaman jahe hal yang harus dilakukan adalah untuk dikecambahkan terlebih dahulu. Dalam melakukan penyemaian terhadap tanaman jahe dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik dengan menggunakan peti kayu dan teknik dengan menggunakan bedengan.
Teknik Peti Kayu
Rimpang tanaman jahe yang akan digunakan untuk penanaman sebaiknya dilakukan penjemuran sementara yang tidak akan membuat bibit tanaman jahe menjadi kering. Kemudian, bibit yang telah dijemur tersebut sebaiknya dilakukan penyimpanan dalam kurun waktu 1 – 1.5 bulan.
Lakukan pematahan terhadap rimpang yang telah dilakukan pengeringan tersebut dengan menggunakan tangan, kemudian tiap-tiap jahe dipotong menjadi 3 – 5 mata tunas. Setelah itu, potongan-potongan rimpang tersebut dimasukkan kedalam ke dalam karung yang kemudian dimasukkan ke dalam larutan seperti fungisida serta zat untuk melakukan pengatur pertumbuhan pada tanaman sekitar 1 menit, kemudian potongan-potongan tersebut dikeringkan kembali.
Masukkan potongan-potongan tersebut ke dalam peti kayu yang pada bagian dasar dari peti kayu tersbut diber bakal bibit berlapis. Pada bagian atas dari bibit tersebut diberi abu gosok atau sekam padi, kemudian dilakukan yang sama seperti sebelumnya hingga bagian paling atas dari peti kayu tersebut berupa abu gosok atau sekam padi, terganting apa yng kita gunakan. Dalam kurun waktu sekitar 2 – 4 minggu, bibit jahe yang dimasukkan kedalam peti kayu tersebut akan siap untuk dilakukan penanaman.
Teknik Bedengan
Buatlah sebuah ruangan yang berukuran 10 x 8 m, cukup yang sederhana saja karena akan digunakan untuk melakukan penyemaian bibit jahe. Pada bagian dalam ruangan tersebut akan dibuat bedengan yang memiliki bahan dasar dari jerami yang pada bagian atasnya akan diberi rimpang jahe, kemudian ditutupi dengan menggunakan jerami.
Lakukanlah hal yang sama (menaruh rimpang dan menutupnya lagi dengan menggunakan jerami) hingga terbentuk menjadi 4 lapis yang pada bagian atasnya berupa jerami. Selanjutnya hal yang akan dilakukan adalah memberikan perawatan terhadap bibit yang diletakkan pada bendengan tersebut dengan memberikannya perawatan seperti penyiraman yang dilakukan setiap hari dan sebaiknya sesekali dilakukan penyemprotan dengan menggunakan cairan untuk menjaga tanaman seperti fungisida.
Dalam waktu dua minggu setelah dilakukannya penyemaian, pada bagian rimpang tersebut biasanya sudah mulai muncul tunas. Kemudian, pilihlah bibit-bibit tanaman jahe yang berkualitas, cara menentukannya adalah dengan cara mematah-matahkan menjadi 3 – 5 bagian mata tunas dengan menggunakan tangan pada rimpang jahe yang akan digunakan untuk dilakukan penanaman dan berat jahe yang akan digunakan sekitar 40 – 60 gram.
Setelah dilakukannya penyemaian, hal yang sebaiknya dilakukan selanjutnya adalah untuk mempersiapkan lahan yang akan digunakan untuk melakukan penanaman.
Baca Juga:
Pengolahan Media Tanam
Guna untuk mendapatkan hasil yang terbilang maksimal ketika saat panen tiba, sebaiknya lahan yang dimiliki harus memiliki syarat-syarat tumbuh tanaman jahe. Sebagai contoh, perhatikanlah tingkat keasaman tanah yang akan digunakan untuk melakukan penanaman, apabila kita akan akan menggunakan tanaman jahe, sebaiknya kita dapat menggunakan kapur untuk menambah serta mengurangi tingkat keasaman tanahnya.
Ketika mengawali pengolahan media tanam, kita dapat melakukan pembajakan terhadap lahan yang akan digunakan dengan menggunakan cangkul, cangkulah lahan yang akan digunakan sedalam lebih dari 30 cm, gunanya adalah untuk memiliki tanah yang gembur, selain itu ketika kita melakukan penggemburan tanah kita juga akan membuang racung yang mengendap di dalam tanah dan kita juga akan membunuh kuman, hama, serta gula apabila mereka terkena sinar dari matahari.
Apabila tanah masih belum terlihat gembur, kita dapat melakukan penggemburan yang kedua dengan kisaran waktu 2 – 3 minggu sebelum dilakukannya penanaman tanaman jahe. Pada saat yang sama kita juga dapat memberikan pupuk kandang pada lahan yang sedang dilakukan penggemburan.
Bentuklah bedengan apabila daerah yang digunakan untuk dilakukan penanaman memiliki sirkulasi air tanah yang terbilang buruk, selain itu bedengan juga akan berfungsi sebagai pembentuk aliran air agar air tidak menggenang pada suatu tempat yang sama. Buatlah bedengan dengan tinggi sekitarnya 20 – 30 cm dengan kelebaran 80 – 100 cm, untuk panjang dari bedengan kita akan menyesuaikan dengan lahan yang dimiliki atau lahan yang akan digunakan untuk penanaman.
Baca Juga:
- Cara Menanam Bunga Melati
- Cara Menanam Bunga Kertas
- Cara Menanam Bunga Wijaya Kusuma
- Cara Menanam Pohon Kersen
Teknik Penanaman Jahe
Setelah dilakukannya penyiapan terhadap lahan yang akan digunakan untuk menanam jahe, hal yang selanjutnya dilakukan adalah penanaman dari jahe itu sendiri. Lakukanlah pola penanaman secara monokultur apabila area lahan yang digunakan untuk menanam tergolong rasional, hal tersebut dapat mampu untuk menghasilkan produksi jahe yang terbilang tinggi.
Tetapi apabila pada suatu daerah dilakukan pola penanaman secara monokultur akan dapat pula untuk menghasilkan tanaman jahe yang tergolong tidak sehat sehingga hanya akan mendatangkan kerugian bagi kita sendiri. Oleh karena itu, pola penanaman dengan jenis tumpang sari dengan tanaman jenis lainnya akan mendapatkan lebih banyak keuntungan apabila daerah tersebut tidak memiliki tanah yang terbila rasional.
Buatlah lubang tanamn yang akan digunakan sebagai tempat ditanamnya tanaman jahe dengan ukuran kedalam sekitar 3 – 7.5 cm. Pada area lahan yang dibuat lubang tanam, pastikan pembuatan lubang tanam berada di area bedengan. Untuk cara penanaman dapat hanya dengan menaruh bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam yang telah dibuat sebelumnya.
Periode tanam yagn diperlukan tanaman jahe yang cocok untuk dilakukan adlaah sekitar awal dari musim penghujan, yaitu sekitar pada bulan September maupun Oktober. Hal ini dikarenakan tanaman jahe yang baru saja ditanam diharapkan akan selalu memiliki air yang cukup untuk melakukan proses pertumbuhannya sendiri.
Pengiran dan Penyiraman
Dikarenakan tanaman telah ditanam, sebaiknya kita menentukan kapan harus dilakukan penyiraman. Pada dasarnya, tanaman jahe itu sendiri bukanlah tanaman yang membutuhkan air yang banyak, tetapi tetaplah lakukan penanaman pada saat awal dari musim penghujan itu sendiri karena berguna untuk pertumbuhan awal tanaman jahe. Ketika kondisi cuaca sudah tidak terlalu
Tetap perhatikan kodisi tanah juga, untuk penyiraman sebaiknya dilakukan satu hari sekali agar tanah tidak terlalu kering.
Baca Juga:
Penyulaman
Dalam waktu 2 – 3 minggu setelah dilakukannya penanaman terhadap tanaman, sebaiknya lakulanlah penyulaman terhadap tanaman yang telah mati atau memiliki pertumbuhan yang abnormal.
Penyulaman harus diganti dengan cepat agar tanaman yang ganti memiliki interval waktu penanaman yang tidak terlalu jauh dengan tanaman lainnya, maka sebagai pengganti tanaman yang telah rusak sebaiknya dilakukan pemilihan bibit yang benar-benar baik agar tanaman jahe yang dirawat tumbuh dengan benar.
Baca Juga:
Penyiangan
Dalam waktu 2 – 4 minggu setelah dilakukannya penanaman terhadap tanaman jahe, hal yang sebaiknya dilakukan adalah melakukan penyiangan. Tetapi, untuk melakukan penyiangan tersebut sebaiknya dilakukan tergantung pula terhadap tanaman gulma yang telah tumbuh disekitar tanamn jahe yang ditanam.
Kemudian, penyiangan kedua dilanjutkan ketika memasuki umur 3 – 6 minggu. Dan apabila umur dari tanaman jahe yang telah ditanam sekitar 6 – 7 bulan, kita tidak perlu melakukan penyiangan selanjutnya karena tanaman jahe yang ditanam telah memiliki rimpang yang besar. Cara untuk melakukan penyiangan ini adalah dengan cara membersihkan gulma yang berada disekitar tanaman yang sedang ditanam.
Baca Juga:
Pembubunan
Karena tanaman jahe ini sendiri adalah tanaman yang sangat memerlukan perputaran udara serta air yang baik, oleh karen itu tanah yang digunakan untuk menanam sebaiknya harus selau gembur. Tujuan lain dilakukannya pembubunan ini sendiri adalah untuk melakukan penimbunan terhadap rimpang jahe yang tumbuh hingga keluar dari tanah.
Apabila ketika rimpang muncul ketika waktu penanaman yang masih terbilang muda, kita hanya perlu untuk mencangkul sedikit tanah yang berada di sekitar rimpang dan menutupinya. Kemudian ketika memasuki bulan-bulan berikutnya, kita membuat rimpang untuk semakin dalam dan diperlebar lagi pembubunannya supaya membentuk sistem pengairan yang dapat memlakukan pengairan apabila tanaman memiliki air yang sangat banyak.
Untuk melakukan pembubunan yang pertama dapat dilakukan ketika umur tanaman jahe memiliki 3 – 4 batang semu yang telah tumbuh. Biasanya pembubunan ini dilakukan sebanyak 2 – 3 kali dalam satu kali periode penanaman jahe. Tetapi ini balik lagi tergantung dari kondisi tanah yang digunakan sebagai media tanam ketika dilakukannya penanaman terhadap tanaman jahe.
Baca Juga:
Pemupukan
Pempukan dengan menggunakan pupuk organik sangatlah disarankan pada setiap tanaman yang sedang diarawat karena guna untuk menghindari bahan kimia yang bercampur kepada tanaman yangsedang dirawat. Oleh karena itu dengan menggunakan pupuk kompos maupun kandang adalah salah satu pilihan terbaik apabila ingin melakukan pemupukan secara organik.
Pemberian pupuk organik ini sebenarnya dapat dilakukan ketika diawal penanaman tanaman itu sendiri. Pemberian pupuk cukup dengan memberikan menaburkan pupuk pada area tanam yang telah ditentukan dengan dosis pupuk yang telah disarankan pula.
Biasanya, pemupukan selanjutnya pada tanaman jahe itu sendiri dilakukan ketika memasuki umur 2 – 3 bulan, ketiga pada 4 – 6 bulan, dan terakhir pada bulan ke 8 – 10 dari awal cara menanam jahe.
Baca Juga:
Pemberian Pestisida
Apabila tanaman jahe terkena serangan dari hama serta parasit yang menggangu tanaman jahe itu sendiri, sebaiknya kita melakukan pestisida sebagai perawatan untuk menghindari gagalnya pemanenan pada tanaman jahe. Pemberian pestisida dapat dilakukan dengan cara disemprotkan dan dimulai pada saat melakukan penyimpanan benih yang sedang dilakukan penyemaian.
Sebaiknya apabila kita melakukan penyemprotan terhadap tanaman jahe pada saat pemeliharannya kita dapat mencampurkan pestisida dengan beberapa cairan lain seperti pupuk organik cair atau dengan menggunakan vitamin yang akan berguna untuk meningkatkan pertumbuhan dari tanaman jahe yang sedang dirawat itu sendiri.
Baca Juga:
- Cara Menanam Pohon Kersen
- Cara Menanam Lidah Buaya
- Cara Menanam Kacang Panjang
- Cara Menanam Bawang Putih
Masa Panen
Pemanenan adalah proses yang biasanya paling sering ditunggu oleh petani. Tetapi pada tanamn jahe, proses pemanenan dapat terbagi menjadi beberapa jenis tanaman. Apabila tanaman jahe yang ditanam akan digunakan sebagai bumbu penyedap pada masakan, maka kita dapat menanam jahe hanya waktu sekitar 4 bulan dengan cara kita melakukan pematahan terhadap rimpang dan sisa dari rimpang lainnya akan didiamkan hingga tua.
Apabila kita ingin menjadikan tanaman jahe untuk dijual di pasar, kita dapat membiarkan tanaman jahe sekitar berumur 10 – 12 bulan. Ciri-ciri dari tanaman jahe yang siap untuk dilakukan pemanenan adalah ketika warna daun dari tanamn jahe itu sendiri telah berubah warna, yaitu ketika awalnya berwarna hijau kini menjadi warna kuning dan pada bagian batang dari tanaman jahe itu juga mengering pula.
Cara pemanenan yang disarankan adalah dengan membongkar bagian tanah yang digunakan alat bantu seperti garpu. Tetap diusahakan agar rimpang tanaman jahe tidak terjadi kerusakan yang menyebabkan luka. Kemudian bersihkan jahe yang telah diambil tersebut dengan bantuan air. Terakhir, kita dapat menjemurnya dengan menggunakan papan atau daun pisang dalam kurun waktu sektiar 1 minggu. Sebaiknya, ketika melakukan penyimpanan sendiri kita harus menjaga agar suhunya tidak lebab dan penumpukan jahe-jahe harus tersebar dan tidak boleh meninggi.
Biasanya pemanenan akan dilakukan sebelum musim penghujan datang, yaitu sekitar bulan Juni – Agustus. Biasanya pada pemanenan itu sendiri akan ditandakan bagian atas dari tanah yang digunakan akan terlihat mengering. Tetapi, perlu diingat pula apabila kita tidak dapat melakukan pemanenan ketika musim kemarau selesai, kita dapat melakukan pemanenan pada musim kemarau selanjutnya.
Karena apabila kita melakukan pemanenan pada musim penghujan akan membahayakan rimpang karena akan lebih rentan untuk rusak serta menurunkan kualitas dari rimpang yang masih didalam tanah tersebut.
Baca Juga:
Menanam Jahe Di Pot
Berikut ini adalah cara menanam jahe di pot agar cepat tumbuh:
- Persiapkan media tanam yang diisikan ke dalam pot berupa tanah, pasir dan pupuk organik dengan perbanding 1:1:1
- Memilih bibit unggulan dengan melihat kecerahan warnanya tidak adanya luka pada rimpang, berumur tua, serta tidak adanya penyakit.
- Lakukan penyemaian dengan meletakkan tanaman jahe di atas jerami yang kemudian ditutup denan jerami lagi.
- Pindahkan tanaman jahe yang berada di jerami ke media tanam apabila telah siap untuk dilakukan pemindahan.
- Lakukan penyiraman dengan menggunakan air yang akan dilakukan setiap harinya pada sore hari mulai dari hari pertama penanaman hingga 0 – 3 bulan pada waktu penanaman.
- Berikanlah pupuk organik dengan takaran 1/5 dari media tanam.
- Ketiak usia jahe mencapai 12 bulan, jahe siap untuk dipanen
Baca Juga:
Tips Budidaya Jahe
Agar tanaman jahe dapat tumbuh, sebaiknya ikutilah tips cara menanam jahe yang baik dan benar berikut ini:
- Tanamlah tanaman jahe pada area yang memiliki tingkat curah hujan yang terbilan tinggi. Sekitar 2,500 – 4,000 mm/tahun.
- Dibutuhkan sinar matahari yang terbuka.
- Suhu udara yang dibutuhkan adalah sekitar 20-35 derajat celcius
Media tanam yang dibutuhkan untuk menanam tanam jahe adalah:
- Tanah yang akan digunakan sebagai media tanam adalah tanah yang terbilang subur, gembur dan mengandur humus yang banyak.
- Lempung berpasir, tanah laterik dan tanah liat berpasir adalah tekstur tanah yang disarankan untuk pertumbuhan.
Ketinggian tempat yang disarankan adalah:
- Jahe dapt tumbuh dengan ketinggian 0 – 2,000 mdpl di daerah tropis dan subtropis.
- Di Indonesia sendiri biasanya tanaman jahe ditanam pada ketinggian 200 – 600 mdpl.
Baca Juga:
Berikut ini adalah panduan lengkap cara menanam jahe di pot/polybag:
Jadi, cara menanam jahe sebenarnya cukup mudah dan bisa dilakukan di rumah sendiri, perkarangan dan bahkan pot/polybag.
Baca Juga: