Tanaman atau tumbuhan itu merupakan makhluk hidup seperti hewan dan manusia yang memerlukan hidup dengan berbagai syarat. Nah, syarat hidup untuk tanaman atau tumbuhan ini yang penting adalah cahaya matahari, air, nutrisi, udara, dan medianya. Untuk media sendiri, perlu diketahui kalau tanah bukanlah syarat khusus atau syarat yang tidak bisa diubah. Jadi, tanpa tanah pun tanaman masih bisa hidup lho. Lho, kok bisa? (Baca juga: Cara Menanam Daun Ketumbar)
Baca Juga:
Coba perhatikan tanaman enceng gondok. Tanaman itu tetap bisa hidup kan, walaupun di atas air alias tanpa tanah? Nah, di sinilah asal muasal tanaman menanam hidroponik.
Pengertian Hidroponik
Baca juga:
Air yang digunakan sebagai media menanam ini bisa digunakan sebagai bahan nutrisi tanaman hidroponik nantinya agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Untuk menanam hidroponik ini tidak perlu repot-repot dalam menggunakan bahan tanamnya yaitu cukup menggunakan sterofoam, pasir dan bahan lainnya. Sedangkan nutrisi yang diperlukan tanaman dalam penanaman hidroponik ini berupa larutan dalam air sebagai media tanamnya. (Baca juga: Cara Budidaya Ikan Arwana)
Perlu diketahui juga, kalau bertanam hidroponik berskala besar berbeda dengan bertanam hidroponik berskala kecil alias hanya sekadar hobi menanam saja.
Dengan menggunakan metode menanam hidroponik ini, kita bisa menggunakan benda-benda sekeliling kita sebagai media tanamnya. Seperti botol bekas cotnohnya, yang mudah didapatkan dan mudah dilakukan penerapannya. Cukup menggunakan botol bekas yang berisi 1 liter air, sumbu flannel, floral foam, cutter, gunting, dan paku untuk melubangi botol nantinya, kita sudah bisa menanam tanaman hidroponik. (Baca juga: Cara Menanam Kunyit)
Jenis Tanaman Hidroponik
Pada dasarnya, semua tanaman dapat ditanam dengan menggunakan metode tanam hidroponik. Karena metode hidroponik ini hanya mengganti nutrisi dan medianya saja. Namun, umumnya tanaman yang berjenis sayuran daunlah yang sering digunakan sebagai tanaman hidroponik, eceng gondok satu di antaranya.
Selain eceng gondok, ada beberapa tanaman lain yang bisa digunakan sebagai tanaman hidroponik yang di antaranya adalah mentimun, selada, sawi, pokcay, kangkung, kemangi, seledri, dan tanaman sayuran lainnya. Tentunya setiap jenis tanaman berbeda-beda cara mengerjakannya.
Baca juga:
Cara Menanam Hidroponik dengan Botol Bekas
Baca Juga:
Cara Menanam Hidroponik Sedarhana
Pada dasarnya, cara menanam tanaman hidroponik sangatlah mudah dilakukan. Karena tanaman hidroponik sangatlah sederhana penerapannya. Dan pada dasarnya, menanam hidroponik ini penerapannya hampir sama dengan menanam tanaman lainnya, hanya saja yang membedakan adalah medianya saja. Berikut ini adalah langkah-langkahnya: (Baca juga: Cara Budidaya Bunga Aster)
1. Benih Tanaman Hidroponik
Jika benih sudah disiapkan, maka semailah benih di wadah semai atau tray. Umumnya, orang-orang menggunakan rockwool dalam penyemaian benih. Karena rockwool merupakan wadah semai yang praktis digunakan dan juga memiliki daya serap air yang tinggi sehingga membuat benih tanaman menjadi berkualitas. (Baca juga: Cara Budidaya Durian)
2. Media Tanam Hidroponik
Nah, setelah benih sudah cukup umur, pindahkan benih ke media tanam yang sudah kita siapkan. Untuk menentukan media tanam yang baik, kita perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
Baca juga:
3. Nutrisi Tanaman Hidroponik
Sudah dijelaskan sebelumnya kalau tanaman hidroponik ini tidak menggunakan tanah, sehingga nutrisi perlu dilarutkan dahulu ke air. Karena nutrisi sangatlah bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman hidroponik, jadi dosis atau ukuran nutrisi harus diperhitungkan benar-benar dan tepat sesuai ukuran media tanam dan ukuran tanaman. (Baca juga: Cara Menanam Kencur)
Untuk memberikan nutrisi pada tanaman hidroponik ini, bisa kita lakukan di pagi dan sore hari. Untuk lebih mudah lagi, kita bisa menggunakan sistem wick atau sumbu yang bisa terbuat dari sumbu kompor atau kain bekas. Sumbu tersebut yang nantinya berfungsi untuk mengalirkan nutrisi ke seluruh bagian tanaman.
Baca juga:
4. Perawatan Tanaman Hidroponik
Baca juga:
Nah, setelah kita memberikan ulasan mengenai tanaman hidroponik, ada baiknya kita juga memberikan contoh cara menanam hidroponik tanaman cabe sebagai bahan referensi kamu. Walaupun pada dasarnya beberapa tanaman memiliki kesaamaan cara dalam penerapannya.
Baca Juga:
Sama halnya menanam cabe menggunakan media tanah, hidroponik cabe ini cara menanamnya pun hampir sama. Cabe merupakan satu di antara tanaman yang bisa ditanam menggunakan sistem hidroponik. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak cara menanam hidroponik berikut ini. (Baca juga: Cara Menanam Tebu)
1. Persiapan Benih Cabe
Nah, untuk mendapatkan benih cabe dengan mudah ini, kita bisa menggunakan benih cabe dari dapur kita. (Baca juga: Cara Menanam Jahe)
Ambil biji cabe yang bakal jadi benih tanaman, namun sebelumnya kita keringkan cabe dahulu dengan cara diberi angin-anginan. Jangan diletakkan di tempat yang mendapatkan sinar matahari langsung, karena akan membuat cabe menjadi kering kerontang dan bijinya gagal jadi benih.
Proses tersebut berlaku sama dengan jenis cabe apapun. Jadi terserah Anda mau menggunakan cabe jenis apa saja untuk melakukan penanaman hidroponik.
Namun, jika Anda memutuskan untuk membeli benih cabe, itu juga tidak jadi masalah. Belilah benih cabe yang berkualitas di toko pertanian. (Baca juga: Cara Menanam Cabe Keriting)
2. Penyemaian Benih
Rendamlah benih cabe yang akan disemai ke dalam air. Kenapa harus direndam dahulu? Agar benih cabe dapat tumbuh kecambahnya dengan cepat. Nah, jangan gunakan benih yang posisinya terapung atau melayang dalam air, pilihlah benih yang tenggelam hingga ke dasar air. Karena benih yang melayang atau terapung merupakan benih yang tidak bagus untuk pertumbuhan tanaman cabe nantinya. Dalam proses perendaman benih cabe, sebaiknya berikan ZPT atau Zat Pengatur Tumbuh yang dapat mempercepat pertumbuhan cabe nantinya.
Setelah benih direndam ke dalam air, selanjutnya adalah membungkus benih cabe dengan menggunakan kain basah selama seharian penuh. Hal ini diperlukan agar proses pertumbuhan kecambah benih cabe dapat tumbuh dengan cepat. Karena, penyemaian benih cabe ini bisa dilakukan jika benih cabe sudah tumbuh kecambahnya.
Jika benih cabe sudah tumbuh kecambah, maka benih siap untuk disemai. Anda bisa menggunakan wadah plastik sebagai media semai benih. Dengan catatan bahwa media semai terdapat sekam bakar atau sabut kelapa di dalamnya.
Proses selanjutnya adalah proses tabur benih. Anda bisa menabur benih cab eke sekam bakar atau sabut kelapa yang sudah Anda siapkan sebelumnya dan siramlah benih dengan air. Tapi ingat, jangan sampai air tergenang di sekam dan pastikan juga kalau benih cabe berada di posisi tenggelam dan tertutup sabut kelapa atau sekam bakar.
Dalam proses penyemaian benih cabe ini perlu tempat yang berada di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Jangan lupa juga untuk menyirami benih cabe setiap pagi harinya agar benih cabe dapat tumbuh dengan baik dan siap untuk ke proses penanaman.
Baca Juga:
3. Transplanting Tanaman Hidroponik Cabe
Selanjutnya, jika Anda sudah melihat kalau benih sudah siap untuk ditanam, maka proses selanjutnya adalah tahap transplating tanaman cabe. Proses transplating merupakan proses pemindahan benih cabe yang sudah menjadi bibit tanaman cab eke media pertumbuhan. Sederhananya adalah proses pemindahan dari media semai ke media pertumbuhan. (Baca juga: Cara Menanam Jeruk Nipis)
Anda bisa melihat proses pertumbuhan benih menjadi bibit cabe ini dengan melihat tanda-tanda pertumbuhan cabe yang ditandai dengan tumbuhnya beberapa pasang daun semu yang akan tumbuh menjadi daun sejati. Nah, jika sudah tumbuh menjadi daun sejati, maka benih tersebut sudah dikatakan sebagai bibit tanaman dan sudah siap untuk dipindahkan ke media pertumbuhan.
Untuk media pertumbuhan ini, kita bisa menggunakan pot atau polybag sebagai medianya. Sedangkan untuk ukuran media pertumbuhan ini bisa Anda kira-kira, karena tidak memiliki patokan untuk media pertumbuhan tanaman cabe.
Selanjutnya, jika benih sudah berada di media pertumbuhan, Anda bisa menuju ke proses selanjutnya yaitu memberikan media porous. Media porous ini bisa berupa campuran antara sekam bakar dengan hidroton, kerikil atau pecahan genting.
Baca juga:
Nah, untuk sistem penanamannya, Anda bisa menggunakan sistem deep water culture, sistem wisk atau menggunakan pot polybag.
4. Perawatan Tanaman Cabe Hidroponik
Umumnya, nutrisi hidroponik ini merupakan campuran dari NPK, nitrogen, fosfor dan kalium. Tak perlu khawatir, karena nutrisi hidroponik ini bisa Anda dapatkan di toko pertanian. Bahkan untuk nutrisi hidroponik khusus cabe pun juga sudah mulai tersedia di berbagai toko pertanian.
Tapi ingat, dalam pemberian nutrisi hidroponik pada tanaman cabe hidroponik harus sesuai dosisnya. Jadi, disarankan untuk membaca aturan pada kemasan nutrisi sebelum Anda menggunakannya.
Dalam tahap pertumbuhan tanaman cabe pun, juga perlu dicek secara intensif. Anda bisa cek pertumbuhan, nutrisi di dalamnya, dan juga beberapa hama dan penyakit yang mulai menyerang tanaman Anda. Jangan sampai tanaman cabe Anda kehabisan atau mongering nutrisi dalam media tanamnya. Sama halnya dengan merawat motor, ibaratkan kalau nutrisi itu adalah oli motor. Jika kehabisan atau kekeringan, maka motor akan ngadat dan mati kan? Hal ini juga berlaku pada tanaman cabe Anda. Anda bisa segera menambah nutrisi tanaman cabe Anda jika mulai terlihat mongering dan habis.
Tanaman cabe juga harus terhindar dari penyakit dan berbagai hama yang menyerang. Umumnya, hama tanaman cabe ini adalah kutu daun, tungau, ulat, antraknosa, busuk buah, dan lain sebagainya. jika tanaman mulai terkena hama-hama tersebut dan tidak terlalu parah, Anda bisa membuang beberapa bagian yang terkena hama dan penyakit tanaman cabe.
Untuk menjaga pertumbuhan tanaman cabe yang baik dan tetap stabil, amak diperlukan penyemprotan pupuk daun. Untuk fase pertumbuhan vegetative, Anda perlu menyemprotkan seminggu sekali, dan jika sudah memasuki pertumbuhan pada fase generative, maka saatnya Anda menyemprotkan dengan pupuk buah agar dapat segera berbuah dengan cepat. Anda bisa menggunakan gandasil A/B, bayfolan, POC, growmore, supergrow, atau Nasa. Sesuai selera Anda antara harga dan kualitasnya.
Tanaman cabe hidroponik ini sudah bisa dipanen dan dipetik buahnya saat tanaman sudah beranjak usia dua hingga tiga bulan. Intinya, Anda harus merawat benar-benar tanaman cabe hidroponik agar Anda mendapatkan hasil panen yang memuaskan.
Berikut ini panduan lengkap cara menanam cabe dengan teknik hidroponik
Itulah beberapa pengetahuan mengenai cara menanam hidroponik yang semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. Mulai terapkan sekarang juga dan lakukan segera cara-cara di atas.
Baca juga:
Selain air dan sinar matahari, pupuk merupakan salah satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk…
Seperti gulma yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, kutu putih juga merupakan salah satu hama yang…
Euphorbia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Padahal, tanaman ini…
Sekam padi adalah salah satu sisa pertanian yang sering diabaikan, tetapi memiliki potensi besar untuk…
Sekam padi adalah sisa kulit luar butir padi setelah proses penggilingan beras. Sekam ini berwarna…
Cabe merupakan salah satu komoditas yang paling banyak digunakan untuk memberikan cita rasa lezat dalam…